KOMPAS.com – Neraca perdagangan luar negeri atau ekspor Jawa Barat (Jabar) naik secara kumulatif pada triwulan III-2021 atau Januari-September 2021. Surplus yang didapat bahkan mencapai 16,54 miliar dollar Amerika Serikat (AS).
"Pada September 2021, terjadi peningkatan sebesar 2,07 persen jika dibandingkan dengan Agustus 2021," terang Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan ( Dinas Indag) Provinsi Jabar M Arifin Soedjayana, dikutip dari keterangan pers resminya, Jumat (5/11/2021).
Arifin menerangkan, kenaikan nilai ekspor tersebut terjadi pascapuncak pandemi Covid-19 dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jabar.
Dengan capaian tersebut, Jabar berhasil menyumbang 15,02 persen dari total ekspor nasional pada triwulan III-2021 yang totalnya mencapai 164,287 miliar dollar AS.
Baca juga: Pemprov Jabar Bersama Pemkot Bekasi Akan Bangun Embung di Jati Mekar
Di posisi kedua, ada Jawa Timur dengan nilai ekspor sebesar 16,93 miliar dollar AS atau 10,31 persen, disusul Kalimantan Timur dengan 16,11 miliar dollar AS atau 9,8 persen.
Arifin menjelaskan, terdapat peningkatan sepuluh golongan barang utama pada September 2021. Ini merupakan kenaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan Agustus 2021.
“Kalau dibandingkan dengan bulan sama pada tahun sebelumnya, ekspor nonmigas sepuluh komoditas utama pada September 2021 mengalami kenaikan 30,85 persen,” terang Arifin.
Adapun peningkatan nilai ekspor terbesar pada September 2021 terjadi pada golongan mesin dan mekanis yang menyumbang keuntungan sebesar 63,98 juta dollar AS atau 29,64 persen, diikuti oleh kendaraan dan spare parts sebesar 40,05 juta dollar AS atau 11,37 persen.
Baca juga: Pemprov Jabar Siapkan Dana Rp 500 Miliar untuk Bencana 2021
"Secara kumulatif, ekspor golongan barang utama Januari-September 2021 menunjukkan penguatan dibanding tahun 2020. Namun, ekspor pakaian jadi nonrajut menurun dibandingkan tahun lalu sebesar 3,81 persen," imbuh Arifin.
Menurut Arifin, pasar terbesar ekspor nonmigas Jabar pada September 2021 adalah Amerika Serikat dengan nilai ekspor mencapai 624,88 juta dollar AS, disusul Jepang sebesar 267,39 juta dollar AS, dan China sebesar 196 juta dollar AS.
Adapun peningkatan ekspor Jabar terbesar adalah ke Vietnam dengan total 27,08 juta dollar AS atau 27,92 persen, diikuti Malaysia 17,55 juta dollar AS atau 22,82 persen, dan Korea Selatan dengan 17,00 juta dollar AS atau 12,05 persen,
"Secara kumulatif, ekspor nonmigas ke negara tujuan utama pada 2021 menguat dibanding 2020. Namun ekspor ke Singapura mengalami penurunan dibanding tahun lalu, sebesar 7,08 persen," kata Arifin.
Baca juga: BSN Gandeng Pemprov Jabar Percepat Penerbitan SNI untuk UMKM
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Luar Negeri Dinas Indag Jabar Rinny Cempaka mengatakan, pihaknya terus menggelar sejumlah kegiatan agar kinerja perdagangan tetap menguat selama pandemi Covid-19.
“Di antaranya melalui kegiatan Export Coaching Program untuk memberi pendampingan kepada pelaku usaha yang berorientasi ekspor dan siap ekspor melalui delapan tahapan dan berlangsung selama satu tahun,” papar Rinny.
Selain itu, sambung dia, pihaknya juga menggelar focus group discussion (FGD), web seminar (webinar), dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk membuka wawasan peserta sekaligus memecahkan masalah-masalah terkait perdagangan luar negeri.
Adapun persentase pelaku usaha di Jabar yang mendapatkan pelayanan urusan perdagangan di Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) mencapai 100 persen pada September 2021.
Baca juga: Lewat Citarum Harum, Pemprov Jabar Harapkan Dapat Turunkan Emisi Gas CO2 di Indonesia
"Ada 142 pelaku usaha yang dilayani di IPSKA Jawa Barat pada September 2021. Secara kumulatif, sudah 1.230 pelaku usaha yang dilayani dari Januari-September 2021," sebut Rinny.
Menimpali Rinny, Sekretaris Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (PDRD) Jabar Yunandar Eka Perwira menuturkan, pertumbuhan kinerja ekspor Jabar menjadi modal penting untuk pemulihan ekonomi pada masa pandemi.
Sebab, kata dia, pertumbuhan ekspor dapat menjadi momentum untuk meningkatkan ekspor dari para pelaku usaha di Jabar.
"Ini kita jadikan modal untuk ke depannya agar roda perekonomian berputar lebih baik lagi," katanya.
Lebih lanjut, Yunandar berharap para pelaku usaha bisa membuka tujuan ekspor baru.
Baca juga: Pengelolaan Keuangan Makin Sulit Akibat Regulasi SIPD, Pemkab Fakfak Minta Bantuan Pemprov Jabar
"Salah satunya adalah Tunisa yang saat ini mulai memperlihatkan kenaikan kerja sama eksportir dengan Jabar. Negara ini sebelumnya bukan tujuan utama ekspor kami (Jabar),” ujanya.
Perlu diketahui, sebelumnya Gubernur Jabar RIdwan Kamil menyebutkan bahwa ekspor dan investasi Jabar mengalami kenaikan yang cukup baik.
Hal itu terjadi karena para mitra dagang masih memberikan kepercayaan kuat meski tengah berada dalam situasi pandemi.
Dalam beberapa kesempatan, Ridwan Kamil bahkan melakukan pelepasan ekspor produk nonmigas Jabar ke sejumlah negara, mulai dari Kosta Rika, Jepang, Denmark, Belanda, hingga Uni Emirat Arab (UEA).
Adapun produk-produk yang dilepas ekspor, antara lain serbuk kepala, kerajinan rotan, kopi, buah-buahan, hingga tekstil.
Baca juga: Capaian Vaksinasi Tembus 34 Juta Dosis, Pemprov Jabar Kejar Target 600.000 Dosis Per Hari