Percepat Pemulihan DAS Citarum, Jabar Gandeng Monash University

Kompas.com - 23/07/2021, 14:08 WIB
Alifia Nuralita Rezqiana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat ( Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, Pemprov Jabar berkolaborasi dengan Monash University untuk mempercepat pengendalian pencemaran dan kerusakan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

Percepatan itu harus dilakukan mengingat DAS Citarum memiliki peran penting bagi masyarakat Jabar.

“Jawa Barat provinsi terbesar di Indonesia. Kami memiliki 50 juta penduduk dan kami punya sungai terpanjang dengan 270 kilometer," ujar gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini dalam acara penandatanganan letter of intent (LoI) dengan Monash University, Kamis (22/7/2021).

Tidak hanya itu, melalui penandatanganan Lol tersebut, kata Kang Emil, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar juga ingin mengupayakan pertukaran ilmu dan data, guna mencari solusi lewat inovasi teknologi dan sosial dalam revitalisasi Sungai Citarum dan komunitas sekitarnya.

Baca juga: Kata Satgas soal Air Sungai Citarum: Menghitam karena Endapan, Tak Ada Ikan Mati

Sebagai informasi, sebelum pandemi Covid-19, Kang Emil sempat berkunjung ke Monash University di Melbourne Australia untuk membahas konsep co-design dan menguji pendekatan sosial, teknologi, serta ekonomi sebuah desa dekat Citarum.

Gubernur Jabar pun berharap kerja sama dengan Monash University tersebut dapat dikembangkan dan diperluas lagi.

Menurutnya, kolaborasi antara Pemprov Jabar dan Monash University menjadi bukti sinergi pentaheliks, yaitu akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media, yang dilakukan dengan berbagai kampus.

Adapun, selain Monash University, Pemprov Jabar juga menggandeng Universitas Indonesia (UI) untuk terlibat dalam kerja sama revitalisasi Sungai Citarum.

Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.

Baca juga: Air Sungai Citarum Menghitam, Baunya Menyengat, Ini Dugaan Penyebabnya

Menanggapi hal tersebut, Deputy Vice-Chancellor dan Vice-President (Global Engagement) Monash University Abid Khan mengaku antusias untuk bekerja sama dengan Pemprov Jabar.

“Pandemi Covid-19 menjadi bukti bahwa akses air bersih dan kondisi lingkungan sekitar sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com pada Jumat (23/7/2021).

Menurut Abid Khan, kerja sama dengan Pemprov Jabar dapat menghadirkan perubahan nyata bagi jutaan orang yang hidupnya bergantung pada air sungai yang sudah tercemar.

Adapun Direktur Informal Cities Lab, Fakultas Desain Seni dan Arsitektur Monash University Diego Ramirez-Lovering mengatakan, pihaknya ingin menggunakan desain perkotaan sebagai platform integratif untuk penanaman solusi berkelanjutan di DAS Citarum.

Menurutnya, hal tersebut memungkinkan perkembangan aspek urban yang sejalan dengan modernisasi dinamika kesehatan bumi bisa tetap terjaga.

Baca juga: Mengubah Limbah Ternak di Sungai Citarum Menjadi Bernilai

“Pendekatan menyeluruh yang mengutamakan kualitas lingkungan dan kesehatan ekologis untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang penting. Terutama bagi mereka yang paling rentan terhadap perubahan iklim dan degradasi lingkungan,” papar Diego.

Sementara itu, Ketua Tim Sosial Klaster Air Universitas Indonesia Reni Suwarso mengatakan, penanganan kesehatan sungai membutuhkan komitmen lintas sektor agar mencapai manfaat maksimal.

“Kemampuan untuk mengakses dan mendapatkan manfaat dari air yang aman dan andal, memiliki kontribusi signifikan bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia, ekonomi, serta lingkungan,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar Prima Mayaningtyas menyatakan, pihaknya akan menjadi mitra pelaksana utama dalam kerja sama dengan Monash University, selama 12 bulan mulai Juli 2021.

Baca juga: Program WASH Diluncurkan Demi Normalisasi Sungai Citarum

“Ke depannya, kami (akan) mendorong lebih banyak lagi pemerintah kota (pemkot), swasta, dan masyarakat setempat untuk ambil bagian dalam revitalisasi Sungai Citarum,” ujarnya.

Prima berharap, kerja sama dengan Monash University bisa menjadi panutan bagi program revitalisasi sungai lain di Indonesia.

Untuk diketahui, sejak 2018 para peneliti dari enam fakultas di Monash University telah bermitra dengan perguruan tinggi dunia, institut-institut global, dan pemerintah Indonesia guna menjalankan program penelitian yang berfokus di DAS Citarum.

Peneliti tersebut berasal dari fakultas Arts, Monash Sustainable Development Institute, Art, Design and Architecture, Business and Economics, dan Engineering and Science.

Terkini Lainnya
Elektabilitas Capres Versi Survei Indikator: Prabowo Teratas, Dedi Mulyadi di Posisi Kedua

Elektabilitas Capres Versi Survei Indikator: Prabowo Teratas, Dedi Mulyadi di Posisi Kedua

jawa barat
Imbau Massa Tak Rusak Fasilitas Publik, Dedi Mulyadi: Pihak yang Rugi Rakyat Kecil

Imbau Massa Tak Rusak Fasilitas Publik, Dedi Mulyadi: Pihak yang Rugi Rakyat Kecil

jawa barat
Dedi Mulyadi Ingatkan Aksi Protes Tak Boleh Rugikan Warga

Dedi Mulyadi Ingatkan Aksi Protes Tak Boleh Rugikan Warga

jawa barat
Telepon Ibunda Affan Kurniawan, KDM Sampaikan Belasungkwa dan Tawarkan Bantuan

Telepon Ibunda Affan Kurniawan, KDM Sampaikan Belasungkwa dan Tawarkan Bantuan

jawa barat
Dedi Mulyadi Bantu Keluarga Korban Pembunuhan Oknum Polisi Rp 50 Juta

Dedi Mulyadi Bantu Keluarga Korban Pembunuhan Oknum Polisi Rp 50 Juta

jawa barat
Terbitkan Larangan Knalpot Brong di Jabar, Dedi Mulyadi: Mari Ciptakan Kenyamanan Berlalu Lintas 

Terbitkan Larangan Knalpot Brong di Jabar, Dedi Mulyadi: Mari Ciptakan Kenyamanan Berlalu Lintas 

jawa barat
Anak-anak Jabar Seberangi Sungai demi Sekolah, KDM: Kita Bangun Banyak Jembatan Tahun Depan

Anak-anak Jabar Seberangi Sungai demi Sekolah, KDM: Kita Bangun Banyak Jembatan Tahun Depan

jawa barat
Bubarkan Pungutan di Jalan Bekasi, Dedi Mulyadi Janjikan Rp 50 Juta untuk Pembangunan Mushala

Bubarkan Pungutan di Jalan Bekasi, Dedi Mulyadi Janjikan Rp 50 Juta untuk Pembangunan Mushala

jawa barat
Gempa Bekasi-Karawang, KDM Pastikan Pemprov Jabar Bantu Perbaikan Rumah dan Puskesmas

Gempa Bekasi-Karawang, KDM Pastikan Pemprov Jabar Bantu Perbaikan Rumah dan Puskesmas

jawa barat
BPS: Ekonomi Jabar Tumbuh 5,23 Persen di Triwulan II-2025, Penyumbang Terbesar dari Industri Pengolahan

BPS: Ekonomi Jabar Tumbuh 5,23 Persen di Triwulan II-2025, Penyumbang Terbesar dari Industri Pengolahan

jawa barat
Dedi Mulyadi: Kemerdekaan Sejati adalah Rakyat Berdaulat atas Tanahnya

Dedi Mulyadi: Kemerdekaan Sejati adalah Rakyat Berdaulat atas Tanahnya

jawa barat
Hari Jadi Jabar Ke-80, KDM: Momentum Bangun Jabar Istimewa, Lembur Diurus Kota Ditata

Hari Jadi Jabar Ke-80, KDM: Momentum Bangun Jabar Istimewa, Lembur Diurus Kota Ditata

jawa barat
Soal Kasus Balita Raya, Gubernur Dedi Mulyadi: Pemerintah Jangan Kalah Gesit dari Relawan Sosial

Soal Kasus Balita Raya, Gubernur Dedi Mulyadi: Pemerintah Jangan Kalah Gesit dari Relawan Sosial

jawa barat
Prihatin Kasus Balita Meninggal Dipenuhi Cacing, KDM: Kami Sudah Kirim Tim

Prihatin Kasus Balita Meninggal Dipenuhi Cacing, KDM: Kami Sudah Kirim Tim

jawa barat
Lewat Penertiban Bangunan Liar, KDM Kembalikan Fungsi Lahan di Jabar

Lewat Penertiban Bangunan Liar, KDM Kembalikan Fungsi Lahan di Jabar

jawa barat
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com