KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) melalui Dinas Lingkungan Hidup ( DLH) menggelar tiga program pembinaan bagi pelaku industri di daerah aliran sungai ( DAS) Citarum, Cilamaya, dan Cileungsi.
Kepala DLH Jabar Prima Mayaningtias menyebutkan, tiga program tersebut meliputi program penilaian peringkat kinerja perusahaan daerah (Properda), bimbingan teknis instalasi pengolahan air limbah ( IPAL), serta coaching clinic IPAL 2021.
“Properda merupakan program penilaian kinerja usaha atau kegiatan dalam pengelolaan lingkungan. Pada 2021 (program ini) dilaksanakan melalui self assessment. Penilaian dilaksanakan oleh kabupaten, kota, dan provinsi Jabar,” jelas Prima pada Rabu (14/7/2021).
Properda bertujuan untuk membina para pelaku usaha agar taat melaksanakan pengelolaan lingkungan sesuai peraturan perundangan.
Prima mengatakan, sebanyak 248 pelaku industri yang tersebar di 12 kota dan kabupaten di sepanjang DAS Citarum, Cilamaya, dan Cileungsi akan berpartisipasi dalam program DLH.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jabar, Jateng, Banten, Sumsel, Babel, dan Lampung 14 Juli 2021
Program DLH selanjutnya adalah bimbingan teknis IPAL. Program ini merupakan kegiatan bimbingan teknis untuk meningkatkan optimalisasi IPAL.
Materi yang diberikan dalam bimbingan teknis meliputi tata cara identifikasi air limbah hingga pengoperasian dan pemeliharaan IPAL.
Diharapkan melalui bimbingan teknis IPAL, para pelaku usaha dapat memahami pelaksanaan pengolahan air limbah. Dengan begitu, IPAL yang digunakan pun menjadi optimal dan air limbah hasil olahan bisa memenuhi baku mutu yang ditetapkan sebelum dibuang ke badan air.
Ketua DLH menyebutkan, sebanyak 500 orang peserta yang terdiri dari pelaku usaha, DLH Provinsi Jabar dan DLH Kabupaten atau Kota, akan melaksanakan bimbingan teknis IPAL selama dua hari.
Kemudian, program terakhir dari DLH adalah coaching clinic IPAL 2021. Kegiatan ini merupakan konsultasi teknis bagi perusahaan dengan cara mengumpulkan permasalahan terkait pengolahan IPAL.
Baca juga: Eiger Sediakan Vaksin dan Hazmat untuk Masyarakat Jawa Barat
Masalah tersebut selanjutnya akan dibahas secara spesifik bagi setiap perusahaan bersama narasumber.
“Sasaran pesertanya pelaku usaha di 12 kota dan kabupaten yang ada di tiga DAS tersebut (Citarum, Cilamaya, dan Cileungsi),” ujar Prima dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com pada Kamis (15/7/2021).
Ia menyebutkan, sejumlah 16 perusahaan akan berpartisipasi dalam coaching clinic IPAL 2021. Sembilan perusahaan di antaranya berasal dari kawasan DAS Citarum yang berada di Purwakarta dan Kabupaten Bekasi.
Adapun tujuan dari program Coaching Clinic IPAL 2021 adalah memberikan saran bagi perusahaan terkait permasalahan IPAL di lokasi masing-masing.
Selain itu, diharapkan perusahaan mampu meningkatkan optimalisasi IPAL mereka, sehingga air limbah yang dibuang ke badan air (sungai) memenuhi baku mutu sesuai peraturan yang berlaku.
Baca juga: Sungai Meluap, Jalan Penghubung 2 Kecamatan di Maluku Tengah Ambles
Kepala DLH Jabar Prima Mayaningtias mengatakan, DLH Karawang memiliki tim patroli yang bersinergi dengan Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum untuk rutin melakukan patroli menyusuri Sungai Citarum.
“Pada saat ada pemberitaan di Kompas, tim patroli sungai langsung menyusuri dan tidak menemukan ikan mati seperti yang diberitakan,” jelas Prima.
Menurutnya, air hitam yang tampak secara visual bisa disebabkan oleh sedimen berwarna kehitaman yang sudah akumulasi dalam waktu yang lama. Sehingga, ketika air mulai surut pada musim kemarau, sedimen tersebut terlihat dan mempengaruhi visual warna air.
“Sejak adanya Satgas Citarum Harum, industri pencemar lebih tertib dalam pengelolaan limbahnya. Namun, upaya pemantauan di lapangan perlu lebih intensif dilaksanakan untuk mencegah aksi pembuangan limbah secara sembunyi-sembunyi di luar kontrol tim patroli,” kata Prima.
Baca juga: Gunakan Kecerdasan Buatan, Mahasiswa Ini Tawarkan Solusi Penanganan Limbah Industri Migas
Ia mengaku tidak memungkiri bahwa kondisi Sungai Citarum di kawasan Teluk Jambe Karawang yang sempat diadukan pada awal pekan ini, memiliki keterkaitan dengan kegiatan usaha.
Pasalnya, menurut hasil koordinasi dengan DLH Karawang, terdapat 81 industri di Karawang yang limbahnya masuk ke DAS Citarum.
Berbagai jenis limbah yang dibuang antara lain limbah industri kertas, tekstil, makanan, kimia, dan sebagainya.
Sebanyak 32 industri membuang limbahnya secara langsung ke Sungai Citarum, sementara 49 industri lainnya membuang limbah melalui anak sungai di DAS Citarum.
Prima pun menegaskan, pembinaan terkait pengelolaan lingkungan terhadap sumber pencemar perlu terus dilakukan untuk mengurangi beban pencemaran yang masuk ke Sungai Citarum.
Baca juga: Kata Satgas soal Air Sungai Citarum: Menghitam karena Endapan, Tak Ada Ikan Mati
Untuk diketahui, saat ini data kualitas air dari Data Stasiun Monitoring milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK) menunjukkan status cemar ringan dengan metode storet.
Data yang terhitung oleh Data Stasiun Monitoring yang terletak di lokasi Jembatan Alun-alun Karawang tersebut hanya parameter suhu, biochemical oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen demand (COD).