KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil atau Kang Emil menuturkan, Pancasila merupakan satu janji untuk menyatukan banyaknya perbedaan suku dan bangsa yang ada di Indonesia.
“Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perjanjian atau akad nikah itu namanya Pancasila karena memiliki agama, bahasa, selera, dan adat yang tidak sama. Maka dari itu, agar rumah ini tidak bubar, kita harus menghargai Pancasila,” pesannya melalui keterangan tertulisnya, Kamis (15/7/2021).
Hal tersebut disampaikan Kang Emil saat menghadiri pembukaan tahun ajaran 2021-2022 dan pengenalan lingkungan sekolah (PLS) bagi siswa baru sekaligus pembinaan peningkatan pemahaman ideologi Pancasila, wawasan kebangsaan, serta pembinaan kepramukaan secara virtual dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis.
Baca juga: Ridwan Kamil Promosikan Jawa Barat, Lokasi Investasi Paling Andal
Ia menuturkan, sila pertama dalam Pancasila mengajarkan masyarakat Indonesia untuk menjadi orang baik di dunia dan akhirat.
“Sila pertama tentang ketuhanan. Kita harus baik selama di dunia agar selamat di dunia dan menjadi ahli ibadah agar bisa selamat di akhirat,” ujarnya.
Ia melanjutkan, selain menjadi orang baik di dunia dan akhirat, masyarakat Indonesia perlu tolong-menolong. Hal ini sesuai dengan sila kedua Pancasila.
"Ada perjanjian kedua bahwa kita ini harus tolong-menolong. Sila kedua adalah kemanusiaan yang adil dan beradab. Kalau kita ada orang susah, kita bantu. Ada provinsi yang susah, kita bantu. Kalau ada negara yang lagi susah, seperti Palestina, kita bantu, karena kita ini bersaudara dalam kemanusiaan," jelasnya.
Baca juga: Terima Banyak Berita Duka, Ridwan Kamil: Kondisi RS Jabar Tidak Baik-baik Saja
Selanjutnya, masyarakat Indonesia juga diajarkan untuk menjadi satu, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ajaran ini tertuang secara gamblang dalam sila ketiga Pancasila.
“Kalau jadi negara yang seperti provinsi pakai suku bangsa berarti semua bubar. Seperti dulu ada negara namanya Yugoslavia sekarang bubar karena menjadi negara provinsi. Begitu pula Bosnia Herzegovina, Kroasia, dan Serbia," ucap Kang Emil.
Lalu, tambah dia, masyarakat Indonesia juga diajarkan mengenai penyelesaian masalah atau perbedaan pendapat lewat musyawarah. Hal ini tertuang dalam sila keempat Pancasila.
"Kalau ada masalah beda pendapat selesaikan dengan musyawarah. Itulah sila keempat. Tong parasea (Jangan pada ribut). Yang satu Army yang satu Blackpink atau antara pendukung sepak bola tim Inggris dan Italia, jangan ribut. Selesaikan dengan musyawarah," ucapnya.
Baca juga: Hibur Nakes yang Bertugas, Ridwan Kamil Bagi-bagi Kue
Kang Emil menambahkan, sila keempat itu sangat penting karena banyaknya pertengkaran yang terjadi antarmasyarakat saat ini.
Untuk menghindari pertengkaran, ia pun memberikan sedikit tips kepada para siswa-siswi Jabar.
“Siswa-siswi harus berpikir untuk mencari persamaan antara satu dengan lainnya. Jika terus mencari-cari perbedaan, pasti akan selalu ada perdebatan tanpa henti,” ucapnya.
Menurut dia, dewasa kini banyak sekali pertengkaran yang terjadi di internet. Hal ini terjadi lantaran banyaknya orang yang suka mencari perbedaan satu sama lain.
“Antara laki-laki dan perempuan itu saja sudah beda. Saya Sunda, itu Jawa, sudah beda. Kemudian ada saya Islam, itu Kristen, juga sudah beda. Kalau terus dicari akan ketemu. Makanya cari saja persamaan,” tuturnya.
Baca juga: Jabar Berikan Obat Gratis untuk Pasien Isoman, Ridwan Kamil Banjir Pujian
Lebih lanjut, Kang Emil berpesan kepada siswa-siswi untuk berlaku adil. Sebab, ajaran ini tertuang dalam sila kelima Pancasila.
“Supaya Indonesia tidak runtuh, kita tidak boleh menjadi kaya sendiri dan mengacuhkan orang miskin. Mereka perlu ditolong karena itulah keadilan sosial dan ekonomi Pancasila,” terangnya.