KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menilai bahwa sektor perikanan di Jabar memiliki prospek yang menguntungkan.
Melihat hal itu, pihaknya pun meluncurkan program Petani Ikan Milenial (PIM) di Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Wilayah Selatan Ciherang, Kabupaten Cianjur, Selasa (27/4/2021).
Adapun peresmian PIM ditandai dengan penebaran benih ikan di 60 kolam bioflok.
Kang Emil, sapaan akrab Ridwan, mengatakan, untuk tahap pertama PIM, tercatat ada 55 pemuda yang lolos rangkaian tahap seleksi berjenjang.
“Petani milenial ini nanti beranak cabang, dari kemarin pertanian sekarang perikanan. Nanti dilanjutkan ke peternakan dan kehutanan. Semua butuh waktu untuk mencapai kesuksesan,” kata Kang Emil dalam keterangan tertulisnya, Selasa.
Baca juga: Resmikan Alun-alun Majalengka, Kang Emil: Silakan Berekspresi di Sini.
Untuk mendukung program itu, sebut dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar bahkan telah menyiapkan fasilitas permodalan melalui Bank BJB kepada para petani milenial lewat sistem Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Ia menjelaskan, kelebihan sistem permodalan tersebut terletak pada faktor pengali. Apabila mengurus dua hingga tiga bioflok, misalnya, bisa memberi keuntungan banyak.
“Coba tiga kali seratus ribu saja, bisa lumayan. Nah, itu kalau sukses. Permodalan sudah lancar diberikan oleh BJB. Kepada yang belum, nanti kita ubah pola kredit dari bank ke PT Agro Jabar, biar nanti mereka yang membina. Semua pasti kebagian,” paparnya.
Tak hanya itu, Kang Emil menerangkan, lewat sistem itu, para petani sayur dan ikan juga diuntungkan dengan pola pembelian awal oleh offtaker, khususnya Agro Jabar.
Baca juga: Tinjau Pengolahan Sampah Plastik, Kang Emil Imbau Masyarakat Gunakan “Octopus”
“Kami tidak mau mendengar ada produk tidak terjual, makanya pembelian dikunci di awal. Pasar butuh jenis apa, baru kita tanam, kita ternak, dan kita tambak. Polanya bukan lagi beternak dulu baru cari pembeli,” jelas dia.
Sementara itu, Direktur Agro Jabar Kurnia Fajar mengatakan, pihaknya akan bertugas sebagai pembeli sekaligus investor berupa kolam bioflok dan peralatan lain dengan mekanisme pemanfaatan barang milik daerah.
Di samping itu, sebut dia, Agro Jabar juga menyediakan bibit, pakan, obat-obatan, listrik, dan operasional lain dengan menggunakan KUR dari BJB.
“Dari kami juga menyiapkan pendampingan agar proses budi daya berjalan sesuai prosedur,” imbuhnya.
Guna memastikan budi daya dilaksanakan sesuai prosedur dan memiliki tingkat keberhasilan tinggi, Pemprov Jabar akan memberikan pendampingan day by day (hari ke hari).
Baca juga: Diminta Khofifah Desain Masjid di Surabaya, Kang Emil: Alhamdulillah, Jadi Ladang Ibadah
Pendampingan tersebut adalah teknis budi daya yang diberikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jabar yang bekerja sama dengan DKP kabupaten atau kota serta monitoring dan evaluasi (monev) oleh tim PIM.