KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat ( Jabar) Ridwan Kamil mengimbau masyarakat Jabar menggunakan aplikasi “Octopus” agar memudahkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dalam mendaur ulang sampah.
Aplikasi tersebut kini sudah bisa diunduh secara gratis oleh masyarakat di Google Play Store. Adanya aplikasi ini bertujuan mengajak masyarakat untuk mengumpulkan sampah.
Adapun cara kerja Octopus adalah mengonversi poin yang diperoleh pengguna dari pengumpulan sampah menjadi uang.
“Nanti Octopus digunakan pengguna untuk memanggil pelestari yang mengambil sampah langsung dari rumah. Pendapatan mereka mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 5 juta, tergantung dari banyaknya sampah plastik yang disetorkan,” kata gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu.
Baca juga: Diminta Khofifah Desain Masjid di Surabaya, Kang Emil: Alhamdulillah, Jadi Ladang Ibadah
Selain itu, ia juga mendorong masyarakat agar memilah sampah organik dan nonorganik. Menurutnya, ini penting dilakukan karena sudah ada 6.400 ton sampah plastik di Jabar.
“Data dari Dinas Lingkungan Hidup Jabar menyebut ada 6.400 ton sampah plastik yang bisa didaur ulang. Bahkan sampah plastik dari Bali dan Lombok dibeli oleh Jabar,” dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/4/2021).
Pernyataan tersebut disampaikan Kang Emil saat meninjau proses daur ulang sampah plastik air minum yang dilakukan PT Namasindo Plas di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (20/4/2021).
Pabrik itu memiliki teknologi yang dapat mengubah sampah plastik menjadi botol air mineral siap pakai. Sampah yang sudah diolah selanjutnya akan dijual kepada industri air minum yang membutuhkan.
Baca juga: Jabar Jadi Provinsi Terbaik Penerapan PPKM Mikro, Kang Emil: Ini Tanda Kerja Keras Kita Konkret
Ia sendiri menyebut proses daur ulang sampah plastik air minum dengan sebutan “sirkular ekonomi”. Sebab, semua pihak terlibat dan mendapatkan keuntungan ekonomi dalam proses ini.
“Dari sejak air mineral diminum dan dibuang kemudian diputar lagi oleh pelestari lalu ke kolektor pabrik ini. Setelah itu dijual lagi ke industri. Prosesnya berputar 100 persen, makanya disebut sirkular ekonomi,” terangnya.
Adapun pengolahan sampah plastik menjadi sirkular eknomi ini merupakan salah satu komitmen Pemprov Jabar agar Indonesia tidak lagi dicap sebagai negara yang banyak membuang sampah plastik ke laut.
“Komitmen tahun 2021 akan menjadikan sampah plastik bisa selesai dengan sistem sirkular ekonomi. Ini agar Indonesia tidak lagi dirundung karena membuang banyak sampah plastik di lautan,” ujarnya.
Baca juga: Pembangunan Kereta Cepat Sudah 70 Persen, Kang Emil: Perlu Dibangun Flyover
Sebagai informasi, dalam meninjau proses daur ulang itu, Kang Emil didampingi oleh pemerhati lingkungan laut sekaligus pendiri Ocean Pride, Hamish Daud.
“Mas Hamish Daud ini paham sekali dengan kondisi laut kita karena tidak semua orang punya solusi,” ujar dia.