KOMPAS.com – Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat ( Jabar) lewat Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar memfasilitasi swab test (tes usap) Polymerase chain reaction ( PCR) bagi para pemain Persib Bandung, Jumat (3/7/2020).
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Ridwan Kamil mengatakan, tes yang digelar di Graha Persib, Kota Bandung itu merupakan salah satu syarat dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia ( PSSI) yang harus dipenuhi klub sepak bola Tanah Air sebelum melakukan latihan bersama untuk persiapan Liga 1 2020.
Ia menambahkan, pengetesan tersebut juga merupakan permohonan dari PT Persib Bandung Bermartabat karena para pemain klub Persib Bandung sudah siap untuk latihan.
“Memang PSSI mensyaratkan ada rapid test (darah), tapi menurut saya lebih baik langsung swab. Kami fasilitasi supaya 100 persen keluarga besar Persib dan pemainnya bisa melakukan latihan yang akan dimulai pada minggu depan sekitar tanggal 10 (Juli),” terang Emil, sapaan Ridwan Kamil dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (4/7/2020).
Baca juga: Syarat dari Ridwan Kamil agar Liga 1 2020 Bisa Digelar di Jabar
Sayangnya, tes tersebut belum bisa berjalan sepenuhnya. Ini lantaran beberapa pemain asing di klub berjuluk Maung Bandung itu belum kembali ke Bandung.
Menanggapi hal tersebut, tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jabar mengungkapkan, tetap akan memfasilitasi para pemain asing itu untuk swab test PCR di laboratoriun saat mereka tiba di Bandung.
Ta hanya Persib, kesebelasan sepak bola lain di Jabar boleh mengajukan permohonan pengetesan Covid-19 kepada Gugus Tugas Jabar.
“Tidak hanya Persib, tapi semua klub yang akan memulai proses kompetisi (liga) silakan ajukan (permohonan pengetesan), nanti difasilitasi oleh Gugus Tugas provinsi, termasuk Persikabo, Cimahi, dan lainnya,” tutur Emil.
Baca juga: Angka Covid-19 di Jabar Kembali Sentuh 1, Ridwan Kamil Minta Kepala Daerah Tak Lengah
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar juga telah melakukan pengecekan kondisi stadion berdasar level kewaspadaan.
Kata Emil, stadion bisa dijadikan arena kompetisi jika berada di zona biru atau zona hijau. Untuk stadion Si Jalak Harupat yang berstandar internasional, ini harus dipastikan berada di zona aman.
“Nanti saya cek stadion-stadion itu secara PSBM (Pembatasan Sosial Berskala Mikro) apakah memenuhi Zona Biru atau Hijau. Kajian dari PSSI, (Si Jalak Harupat) salah satu yang dijagokan (sebagai venue) karena dipakai selama Asian Games, standarnya sudah standar internasional," ucapnya.
Meski stadion berada di zona aman, Emil tetap merekomendasikan agar pertandingan yang digelar di Jabar tidak melibatkan penonton sebagai bentuk meningkatkan kewaspadaan selama pandemi Covid-19.
Baca juga: Kabar Gembira, Pemkot Bandung Restui Persib Memakai Stadion GBLA
“Saya rekomendasi kalau bertanding di Jawa Barat belum boleh dulu dengan penonton. Di Eropa juga sama, sampai betul-betul kondisi (pandemi) bisa kita kendalikan secara keseluruhan,” ucap Kang Emil.
Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat Umuh Muchtar mengapresiasi fasilitas swab test dari Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar.
Menurut Umuh, bentuk perhatian pemerintah seperti itu sangat memotivasi semangat Maung Bandung yang akan bertanding pada musim ini.
“Rencana tanggal 6 atau 10 (Juli 2020) kami mulai latihan kalau sudah beres tes semua, pelatih sudah datang. Kalau yang dari luar negeri belum datang, tidak masalah, latihan saja, supaya nanti kita ada kesinambungan, begitu ada pertandingan kita tidak begitu berat (melakoninya),” katanya.
Baca juga: Persib Berpeluang Besar Berkandang di Stadion GBLA di Liga 1 2020
Umuh juga memohon pengertian para Bobotoh (sebutan pendukung klub Persib) agar tidak menonton latihan dan pertandingan di stadion selama pandemi.
Ia menyarankan, para Bobotoh memasang layar besar untuk agenda nonton bareng (nobar) dengan tetap menjaga penerapan protokol kesehatan.
“Maaf, mohon bersabar saja (selama pandemi), para penonton bisa bikin layar besar di luar (ruangan) dan tetap jaga jarak supaya tidak ada masalah, karena (Covid-19) ini masih belum bisa dianggap enteng karena saat ini (situasi) belum aman,” tutur Umuh.