KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan pandemi Covid-19 berdampak pada pemanfaatan ruang publik, khususnya di perkotaan.
“Yang menjadi tantangan para insinyur adalah bagaimana melakukan teknologi touchless, bagaimana menekan tombol lift tanpa tangan. Di Thailand, dipaksa pakai kaki, ada yang pakai tusuk gigi,” katanya.
Dia mengatakan itu saat menjadi pembicara telekonferensi Engineer Room Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Kantor Badan Penghubung Jabar, Jakarta, Kamis (2/7/2020).
"Kemudian apakah bisa menciptakan pintu yang sudah ada sensornya tanpa ada handle seperti yang ada sekarang,” ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Untuk itu, dia menyebut perlu ada inovasi dan revolusi engineering supaya ruang publik dapat dimanfaatkan dengan tetap mencegah sebaran Covid-19.
Baca juga: Jawa Barat Jamin Kesehatan Wisatawan Saat New Normal
“Maka ini akan mengubah konstruksi bangunan, teknologi dan sebagainya. Untuk itulah pentingnya melakukan revolusi engineering," imbuhnya.
Meski begitu, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini menyebut, secara desain, bangunan ruang publik tidak akan mengalami perubahan yang signifikan pasca-Covid-19.
“Jadi, yang akan booming pasca-Covid-19 adalah teknologi-teknologi di ruang publik yang berhubungan dengan menyentuh. Itu yang harus disesuaikan,” ucapnya.
Namun, lanjutnya, bila desain yang dimaksud adalah taman atau ruang terbuka, tidak akan ada perubahan yang signifikan.
Baca juga: Ridwan Kamil dan Pegawai Dinas Kelautan Jabar Kembali Tes Swab
Kang Emil mengatakan, perilaku masyarakat di ruang publik akan berubah, seperti pakai masker dan jaga jarak.
Dia menilai, tujuan masyarakat ke ruang publik ada dua, yakni menikmati lingkungan dan berinteraksi.
”Menurut saya bukan tata ruangnya, tapi adaptasi perilakunya. Nah, yang berat di pandemi ini bukan lingkungannya, tapi sosialnya. Jadi, poin sosialnya itu yang hilang karena harus jaga jarak, dan sebagainya,” katanya.
Maka dari itu, sambungnya, bila ingin berkualitas hidupnya pasca-Covid-19, dia pun meminta untuk tetap berinteraksi, tapi tidak ada lagi poin sosialnya.
Baca juga: Soal Klaster Unilever, Ridwan Kamil Wajibkan Industri Besar Lain Gelar Tes PCR Mandiri
“Jadi, menghirup udara segarnya bisa, tapi enggak bisa lagi ngobrol dalam jarak yang dekat, salam-salaman, dan lain sebagainya,” imbuhnya.