KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat ( Jabar) Ridwan Kamil, mempresentasikan berbagai kebijakan dan strategi inovatif dalam memerangi Covid-19 di wilayahnya.
Beberapa hal yang dibahas Ridwan Kamil, di antaranya adalah Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) 30 sebagai padanan new normal dengan mengadopsi budaya K-Pop.
"Istilah AKB yang berbeda dari yang lain dipilih guna menghindari euforia atau anggapan publik bahwa kondisi sudah normal kembali," kata Emil dalam keterangan tertulis.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam forum internasional bertajuk NextGenGov Summit, Kamis (25/6/2020).
AKB itu akan diiringi dengan 627 unit kendaraan yang difungsikan sebagai mobile test Covid-19 dan akan menyasar tiga kelompok rawan, yakni pasar, tempat wisata, dan terminal-stasiun.
Baca juga: Hanya untuk Warga Jabar hingga Tak Boleh Gelar Tikar, Aturan Dibukanya Kebun Binatang Bandung
“Tiga inilah yang akan mengiring pengetesan, baik 627 mobil yang disulap menjadi mobile Covid-19 test, maupun Bio Safety Level (BSL) 2 dan BSL 3 yang sudah kami operasikan,” kata Kang Emil (sapaan akrab Ridwan Kamil).
Ia melanjutkan, ada pula buatan dalam negeri ruang dekontaminasi dan sistem manajemen limbah medis, ruang uji Reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) dan Transfer Sampel Material.
Terdapat juga gedung dengan sistem otomatis yang dapat mengontrol, memantau sistem Heating Ventilation Air Conditionig (HVAC) dan menghasilkan 100 persen udara bersih dengan filter High Efficiency Particulate Air (HEPA).
Melalui paparannya berjudul Kemandirian Jawa Barat dalam Memproduksi Semua Elemen Produk Melawan Covid-19 tersebut, ia berhasil meyakinkan para partisipan bahwa konsep yang dikembangkannya dapat menjadi inspirasi dan diaplikasi di banyak negara Asia.
Baca juga: Resmi Dibuka, Kebun Binatang Bandung Tak Terima Pengunjung Luar Jabar
Pada kesempatan itu, Kang Emil menunjukkan kolaborasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dengan perguruan tinggi seperti Universitas Padjajaran (Unpad) yang memproduksi alat uji Covid-19 bernama Deteksi CePad.
"Kami juga berkolaborasi dengan PT Biofarma dengan memproduksi tes reagent Covid-19 dengan metode RT-PCR untuk memenuhi kebutuhan Jabar dan Indonesia dengan kapasitas proudksi 100.000 alat tes per minggu,"katanya.
Tak hanya itu, Kang Emil juga menceritakan cara Jabar menggerakkan industri, usaha kecil dan menengah (UMKM), dan siswa sekolah untuk memproduksi alat pelindung diri (APD) sampai berhasil
Presentasi Kang Emil dalam acara yang diselenggarakan United Nations Development Programme ( UNDP) tersebut mendapat apresiasi dari para partisipan online summit termasuk Perwakilan UNDP untuk Indonesia Christophe Bahuet.
Baca juga: Resmi Dibuka, Kebun Binatang Bandung Tak Terima Pengunjung Luar Jabar
“Pengalaman Jabar dalam merespon krisis akibat Covid-19 akan membantu lanskap NextGenGov yang dibutuhkan UNDP," katanya.
Menurut dia, pendekatan an hasil yang dipresentasikan Kang Emil dalam online summit ini merupakan yang paling relevan bagi banyak pemerintah di Asia Pasifik dan kawasan lainnya.
Sebagai informasi, NextGenGov adalah sebuah program lembaga di bawah naungan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang telah berjalan selama 50 tahun.
Adapun, tujuan NextGenGov adalah membantu banyak negara dan komunitas merespons perubahan pembangunan dengan cepat, menawarkan solusi, membangun kolaborasi, serta memicu kerja sama dan perangkat pembangunan.
Gubernur Ridwan Kamil diundang sebagai pembicara dalam acara tersebut karena memiliki kualifikasi sebagai pemimpin atau pembuat kebijakan yang penuh terobosan dan inovasi dalam menjawab segala situasi.
Ia menjadi pembicara bersama sejumlah pembuat kebijakan dari negara lain di Asia, seperti anggota Komisi Finansial India Anoop Singh dan Menteri Pendidikan Bangladesh Dipu Moni.
Baca juga: Pemprov Jabar Tawarkan 209 Proyek Investasi Senilai Rp 700 Triliun dengan Skema KPBU
Selain itu, turut berpartisipasi juga anggota Senat Filiphina Pia Cayetano, serta Sania Nistar selaku Asisten Perdana Menteri Pakistan Bidang Pengentasan Kemiskinan dan Divisi Keamanan Sosial.
Sementara itu, berbicara pula atas nama Indonesia, Deputi Bidang Pengawasan Evaluasi Pengendalian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Taufik Hanafi beserta jajarannya.