KOMPAS.com – Upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat ( Jabar) menekan penyebaran Covid-19 akhirnya berbuah manis.
Hal ini terlihat dari tingkat infeksi Covid-19 di Jabar menjadi yang paling rendah di Pulau Jawa berdasarkan data organisasi kesehatan dunia (WHO), yakni hanya 6,6 persen.
Meski jumlah penduduk Jabar besar, tetapi persentase tingkat infeksi Covid-19 termasuk kecil, yakni di urutun ke-28 dari 34 provinsi se-Indonesia.
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar pun mendapatkan banyak apresiasi, termasuk dari Menteri Kesehatan (Menkes) RI Terawan Agus Putranto.
Baca juga: Ridwan Kamil Perintahkan Gugus Tugas Sidak Wilayah Puncak Bogor
Apresiasi itu didapat karena inovasi dan kolaborasi yang terus dilakukan dalam penanganan Covid-19.
“Kemarin kami kedatangan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) dan Menkes yang mengapresiasi inovasi Jabar,” kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam keterangan tertulis, Selasa (23/6/2020).
Ia melanjutkan, Menkes juga berkomitmen membeli alat rapid test produk Jabar, selain mengapresiasi koordinasi gugus tugas provinsi.
Menurut Emil, alat deteksi Covid-19 yang dikembangkan Universitas Padjajaran (Unpad) atau Rapid Test 2.0 mendeteksi antigen, bukan antibodi yang saat ini lazim digunakan.
Baca juga: Ridwan Kamil Gratiskan Iuran SMA/SMK di Jawa Barat
“Sehingga, Rapid Test 2.0 dinilai dapat mendeteksi virus lebih cepat karena tidak perlu menunggu pembentukan antibodi saat tubuh terinfeksi virus,” ujar dia.
Rencananya, dalam minggu-minggu ini Rapid Test 2.0 akan diproduksi 5.000 buah. Emil pun bangga karena Rapid Test 2.0 adalah alat rapid test paling canggih dan memasuki validasi ke sampel virus asli.
Selain itu untuk angka reproduksi efektif (Rt) Covid-19, Jabar konsisten di bawah 1, meski fluktuatif.
“Setiap minggu kami melaporkan. Minggu ini memang ada kenaikan di 0,9. Tapi, kalau rata-rata selama dua minggu, Rt kami ada di 0,68,” kata Emil.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jabar, Jateng, Banten, Sumsel, Babel, dan Lampung 23 Juni 2020
Ruang perawatan untuk pasien Covid-19 di Jabar juga masih sangat tersedia karena tingkat keterisian hanya 27,64 persen dan cenderung menurun.
“Tingkat kesembuhan sudah tujuh kali lipat dari tingkat kematian. Sekarang persentase keterisian rumah sakit rujukan tinggal 27,64 persen,” ujar Gubernur Jabar.
Oleh karena itu, Kang Emil berpendapat bahwa gugus tugas provinsi akan memberikan rapor kinerja gugus tugas kabupaten atau kota.
“Kami ini fungsinya pembinaan, bukan ke teknis. Teknis ada di gugus tugas kota atau kabupaten,” ujar dia.
Baca juga: Ditegur Emil Terkait Kebijakannya, Walkot Bekasi Tetap Izinkan Tempat Karaoke hingga Spa Beroperasi
Upaya pembagian rapor itu menjadi cara pembinaan terhadap gugus tugas agar mereka bisa mengevaluasi kinerjanya.