KOMPAS.com – Jawa Barat ( Jabar) terus melakukan upaya pencegahan dan penanganan penyebaran coronavirus diesease 2019 ( Covid-19).
Upaya itu tak hanya dilakukan di kota saja, melainkan di desa-desa dengan dibentuknya Gugus Tugas Desa Siaga Covid-19.
Pembentukan Gugus Tugas Desa Siaga Covid-19 itu ditujukan agar semua aparat desa saling bantu melawan Covid-19 yang kini menjadi pandemi global.
Gugus tugas itu diketuai kepala desa dan terdiri dari banyak unsur, mulai dari bidan, ketua rukun tetangga (RW), ketua rukun warga (RW), pendamping keluarga harapan, dan pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK).
Baca juga: Erick Thohir Bangun 10 Laboratorium untuk Pasien Virus Corona
Ada pula karang taruna, puskesmas, serta unsur mitra seperti Patriot desa, Bintara Pembina Desa (Babinsa), dan Bintara Pembina Keamanan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas).
Keterlibatan banyak pihak seperti itu bertujuan agar penanganan dan pencegahan Covid-19 berjalan cepat, tepat, dan menyeluruh.
Ada tiga tugas utama yang dilakukan Gugus Tugas Desa Siaga Covid-19. Tugas pertama adalah pencegahan.
Upaya pencegahan itu meliputi pendataan, penerapan social distancing, sosialisasi perilaku hidup sehat, dan memperketat pengawasan keluar-masuk warga.
"Tim mendata penduduk yang rentan sakit, penduduk yang mudik dari provinsi lain, bahkan luar negeri untuk mendeteksi penyebaran,” ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jabar Dedi Sopandi dalam keterangan tertulis, Senin (6/4/2020).
Ia melanjutkan, Gugus Tugas Desa Siaga Covid-19 juga secara rutin mengedukasi masyarakat, salah satunya dengan pemasangan spanduk yang berisi informasi penting.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Protokol Covid-19 untuk Transportasi, Supermarket, hingga Kafe
“Pemantuan terhadap Orang Dalam Pemantauan (ODP) kami lakukan dengan meminta pemudik untuk isolasi diri selama 14 hari dan memastikan tidak ada kegiatan massal," sambung Dedi.
Selanjutnya, tim bertugas mengidentifikasi fasilitas-fasilitas desa untuk dijadikan ruang isolasi dan menyediakan info tentang rumah sakit rujukan, seperti nomor telepon.
”Tugas kedua berkaitan dengan penanganan terhadap warga desa bergejala Covid-19. Tim akan menyediakan transportasi ke rumah sakit rujukan dan menghubungi tenaga medis,” lanjut Dedi.
Penanganan, sambung dia, juga dilakukan dengan menyediakan logistik, seperti sembako kepada warga yang melakukan isolasi mandiri.
Baca juga: Cegah Penularan Corona, Siapa Saja yang Perlu Isolasi Mandiri?
“Tugas utama yang terakhir adalah senantiasa melakukan komunikasi yang intensif dengan kabupaten kota," ujar Dedi.
Menurut dia, semua unsur Gugus Tugas Desa Siaga Covid-19 harus berkolaborasi, sebagai ujung tombak agar penyebaran Covid-19 tidak meluas.
Sementara itu, salah satu tindakan nyata Gugus Tugas Desa Siaga Covid-19 ada di Desa Pangauban, Kecamatan Cisurupan, Garut.
Di sana, telah dilakukan pendataan pemudik, penyemprotan disinfektan, dan penyediaan sarana cuci tangan di sejumlah titik.
Baca juga: Wali Kota Sebut 12 Pasien Positif Covid-19 di Bekasi Dinyatakan Sembuh
Kepala Desa Pangauban Dede Kusdinar sendiri langsung meminta masyarakat yang mudik untuk mengisolasi dan tidak berinteraksi dengan orang lain selama 14 hari.
Menurut dia, isolasi diri bukan berarti positif terjangkit Covid-19, melainkan memastikan pemudik pulang ke desa dalam keadaan sehat untuk mencegah penyebaran.
“Kami gencar mengedukasi masyarakat soal Covid-19 agar masyarakat mengetahui langkah pencegahan dan tidak mudah terpapar info hoaks yang meresahkan,” ujar dia.