KOMPAS.com - Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, dari 34 provinsi dan 507 kabupaten/kota yang telah melaporkan kasus HIV/AIDS secara reguler dan simultan setiap tahun, terdapat lima provinsi yang memiliki kasus infeksi HIV tertinggi. Jawa Barat menjadi salah satunya.
Tercatat, saat ini dua provinsi yang memiliki kasus infeksi HIV tertinggi adalah DKI Jakarta dengan 58.877 kasus dan Jawa Timur dengan 48.241 kasus. Diikuti oleh Jawa Barat dengan 34.149 kasus, Papua dengan 32.629 kasus, dan Jawa Tengah dengan 27.629 kasus.
Provinsi dengan kasus AIDS terbanyak antara lain adalah Papua dengan 22.538 kasus, Jawa Timur dengan 19.829 kasus, Jawa Tengah dengan 10.111 kasus, DKI Jakarta dengan 9.932 kasus, Bali dengan 7.990 kasus, dan Jawa Barat dengan 6.749 kasus.
Oleh sebab itu, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat menargetkan untuk mengakhiri epidemi AIDS pada 2030. Demi mewujudkan visi tersebut, Pemdaprov Jabar bersama Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa Barat mengambil langkah awal.
Baca juga: Cakupan Pengobatan HIV-AIDS Indonesia Terburuk di Asia Pasifik
Jumat, (29/11/2019) untuk pertama kali sebuah konferensi dan forum diskusi bertajuk The Indonesian AIDS (iAIDS) Conference diselenggarakan di El Royale Hotel, Bandung. Adapun tema yang diangkat untuk gelaran perdananya adalah "Inovasi dan Kolaborasi: Peran Pemerintah Daerah dalam Mengakhiri Epidemi AIDS di Tahun 2030".
iAIDS Conference 2019 diselenggarakan untuk menjembatani sinergi antara pemerintah, akademisi, organisasi masyarakat, perusahaan swasta, dan media untuk mempercepat target Jawa Barat bebas AIDS pada 2030.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Pejabat Sekretaris Daerah (PJ Sekda) Jawa Barat Daud Achmad mengatakan bahwa iAIDS Conference diharapkan dapat menjadi titik awal gerakan penanggulangan AIDS, bukan hanya di Provinsi Jawa Barat, melainkan di seluruh Indonesia.
"Pertemuan iAIDS 2019 ini akan membuka ruang bagi pemerintah daerah untuk berbagi pengetahuan dan pembelajaran dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, dan juga akan mampu mendorong lahirnya kemitraan strategis antara pemerintah, akademisi, organisasi masyarakat, perusahaan swasta, dan media (pentahelix),” ujar Daud Achmad seusai membuka konferensi.
Baca juga: Pasal RKUHP Ini Kontraproduktif dengan Penanggulangan HIV/Aids
Lebih lanjut Daud mengatakan, sinergi dan kolaborasi antara berbagai pihak akan terus dikedepankan demi mencapai target bebas AIDS.
Pada konferensi ini strategi program 3 Zeroes, yang terdiri dari Zero New HIV Infection, Zero Aids-Related Death, dan Zero Discrimination dipaparkan.
Selain itu beberapa hal terkait penanggulangan HIV/AIDS seperti penguatan kelembagaan KPA di provinsi dan kabupaten/kota, keberkelanjutan program HIV/AIDS, termasuk di dalamnya pemenuhan target sustainable development goals juga menjadi topik yang dibahas.
“Kami sangat mengharapkan kegiatan ini dapat memberikan kontribusi nyata untuk pencegahan dan penanggulangan AIDS di Indonesia. Kebijakan dari rekomendasi kegiatan ini akan terus kita sama-sama kawal untuk mengakhiri epidemi AIDS di tahun 2030 di Indonesia,” ungkapnya.