KOMPAS.com - Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat (Jabar) menggandeng Dunia Usaha atau Dunia Industri (DUDI) untuk melakukan kerja sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK).
Kepala Dinas Pendidikan (Dispen) Pemdaprov Jabar, Dewi Sartika, mengatakan langkah ini sebagai upaya merevitalisasi lembaga vokasi atau SMK demi menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul di wilayahnya.
"SDM yang siap menatap revolusi industri 4.0. Tak hanya mengandalkan ijazah, tapi sertifikat kompetensi," ucap dia sesuai keterangan rilis yang Kompas.com terima, Rabu (11/9/2019).
Kerja sama ini, imbuh dia, memiliki sejumlah aspek, di antaranya kelembagaan, kurikulum, dan kerja sama dengan DUDI.
Baca juga: APBD Jawa Barat Parkir Rp 7,94 Triliun di Kas Bank Daerah
Selain itu, terdapat juga program magang untuk guru demi menciptakan tenaga pengajar produktif dan kompeten, termasuk guru tamu dari praktisi.
“Tujuannya menghasilkan lulusan SMK sesuai dengan kebutuhan industri. Anak-anak dapat magang di sana, termasuk guru-gurunya. Bahkan tenaga kerja di industri juga bisa datang mengajar ke sekolah,” kata Dewi.
Saat ini, sebanyak 894 SMK di Jabar telah bermitra dengan industri dan perusahaan.
Pemdaprov Jabar pun sudah menyelaraskan kurikulum 34 kompetensi keahlian dengan kebutuhan industri saat ini.
Baca juga: Jawa Barat Boyong Pengusaha dan Desainer ke Moskow
Untuk bidang lainnya, Dispen Pemdaprov Jabar telah berkoordinasi dengan dinas lain, seperti Dinas Pariwisata Kebudayaan, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan dan lainnya yang terkait dengan kompetensi Keahlian di SMK.
Dewi menambahkan, adanya kerja sama ini merupakan upaya dari berbagai pihak, antara lain SMK di Jabar, pihak industri, Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kementerian Perindustrian, dan Kemenko Perekonomian .
"Sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang perlunya revitalisasi SMK untuk meningkatkan kualitas SDM," lanjut Dewi.
Kegiatan serupa, lanjut Dewi, juga pernah dilakukan Pemdaprov Jabar pada 2018 dengan melakukan pilot project keahlian kopi di SMK PPN Tanjungsari.
Baca juga: Jawa Barat Siap Kolaborasikan Pembelajaran Berbasis TIK
"Serta keahlian teh di SMK Negeri 13 Garut, dan keahlian Kriya Logam di SMK Negeri 3 Tasikmalaya," lanjut Dewi.
Kerja sama di industri otomotif misalnya, Dewi menjelaskan sejumlah SMK di wilayahnya telah melakukan kerja sama dengan PT Astra Jabar.
Model kerja sama yang diterapkan adalah penyelarasan kurikulum, pelatihan guru, peningkatan sarana prasarana, alih tehnologi dan teaching factory.
"Saat ini baru 360 SMK, targetnya 2022 seluruh SMK otomotif di Jabar sudah bekerja sama dengan PT Astra atau perusahaan sejenis.
Sebagai informasi, Dewi mengatakan Jabar memiliki 2.950 SMK dengan kurang lebih 110 kompetensi keahlian, 9,6 persen di antaranya adalah SMK negeri dan sisanya dikelola swasta.
Dengan revitalisasi SMK, dirinya optimistis pada 2022 keterserapan lulusan SMK di dunia kerja mencapai 80 persen. Sisanya melanjutkan ke jenjang universitas atau berwirausaha.
Untuk merealisasikan hal tersebut, Dewi mengatakan saat ini sedang disusun Peraturan Gubernur (Pergub) tentang revitalisasi SMK di Jabar dan Pergub SMK tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
“Kita berharap 15 persen berwirausaha, sisanya melanjutkan ke jenjang berikutnya. Kita sebut itu Bekerja, Melanjutkan, dan Wirausaha (BMW),” tutupnya.