KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) terus berupaya untuk meningkatkan kemudahan akses pendidikan dan perekonomian, meningkatkan penanganan bencana, dan pengembangan potensi wisata.
Untuk meraihnya, Pemprov Jabar pun menggagas tiga program dalam rangka pemerataan infrastruktur desa.
Ketiga program itu ialah Jembatan Gantung (Jantung) Desa, Jalan Mulus, dan Listrik Pedesaan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPM-Desa) Dedi Supandi mengatakan, pihaknya akan membangun 23 Jantung Desa yang tersebar di delapan kabupaten pada 2019.
Baca juga: Raih Emas di Swiss, 3 Pebulu Tangkis Jabar Ini Dapat Apresiasi
Pemilihan lokasi pembuatan jembatan gantung, kata dia, didasarkan pada skala prioritas.
Ada dua prioritas yang ditentukan DPM-Desa Jabar, yakni akses sekolah dan perputaran roda ekonomi sehingga, kata Dedi Supandi, tujuan utama program-program pembangunan desa dapat terealisasi dengan cepat.
“Kami sedang membangun 23 titik Jembatan Gantung Desa yang bisa membangkitkan ekonomi dengan menyambungkan konektivitas antar-desa, antar-desa dengan kecamatan, dan konektivitas anak-anak dengan wilayah sekolahnya,” kata Dedi melalui rilis tertulis, Sabtu (31/8/2019).
Ujungnya, lanjutnya, adalah peningkatan ekonomi efektivitas waktu dan efektivitas biaya.
"Mereka yang harus berkeliling sekian kilometer cukup menyeberang dengan waktu relatif singkat, mengangkut hasil pertanian tidak terlalu lama," ujar Dedi.
Baca juga: Ridwan Kamil: Yang Pindah Pusat Pemerintahan, Ibu Kota Bisa Saja Tetap di Bandung
Dengan menetapkan skala prioritas, DPM-Desa Jabar dapat menentukan 23 lokasi dari 84 lokasi yang diusulkan masyarakat.
Menurut Dedi, selain mengutamakan skala prioritas, pihaknya melakukan peninjauan langsung ke lokasi.
“Pencarian lokasi sebetulnya sudah masuk lewat usulan. Usulan ada yang masuk ke Gubernur Ridwan Kamil dan ada yang lewat media sosial DPM-Desa sendiri disertai dengan foto-foto. Sampai sekarang, sudah ada 84 usulan. Dari jumlah ini, kami lakukan peninjauan lokasi,” ucapnya.
Adapun salah satu titik pembangunan Jantung Desa berada di Desa Malati, Kecamatan Naringgul, dan Kabupaten Cianjur.
Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Desa Malati, Rusman, mengatakan keberadaan Jantung Desa mampu mempercepat perekonomian masyarakat desa yang notabane berprofesi sebagai petani.
"Kebermanfaatannya sangat besar karena masyarakat yang ada di wilayah Desa Malati mengerjakan dan mengambil hasil tani dari desa sebelah. Kalau Jantung Desa tidak dibangun di sini, akses masyarakat sangat sulit,” katanya.
Baca juga: Wacana Ibu Kota Jabar Pindah dari Bandung, Ridwan Kamil Usulkan 3 Lokasi Baru
Warga Desa Malati yang berprofesi sebagai petani, Ujang, mengamini pernyataan Rusman.
Menurut dia, apabila Jantung Desa tidak dibangun, dirinya beserta petani lain harus menempuh jarak sekitar tiga kilometer untuk sampai ke lahan garapan.
“Kalau hujan, air sungai ini sangat tinggi. Saya tidak bisa lewat sini. Jadi, harus muter ke desa lain yang punya Jembatan Gantung. Ya, jaraknya lumayan jauh sekitar 3 kilometer dari sini,” ujar dia.