KOMPAS.com – Ketimpangan digitalisasi masyarakat pedesaan dengan perkotaan menjadi salah satu problem Jawa Barat dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Guna menyeselesaikan masalah tersebut, Pemerintah Daerah Provinsi ( Pemdaprov) Jabar menggagas Desa Digital.
Desa digital merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet dalam pengembangan potensi desa, pemasaran dan percepatan akses serta pelayanan informasi.
Nantinya, seluruh pelayanan publik di desa akan didigitalisasi, koneksi internet akan dibenahi, command center dibangun, dan masyarakat desa dapat memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan sekaligus mengenalkan produk unggulan di wilayahnya.
Sejak diluncurkan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada 10 Desember 2018, Pemdaprov Jabar sudah memasang wifi di desa-desa blank spot atau desa tidak memiliki koneksi internet sama sekali.
Baca juga: Kembangkan Desa Digital, Ridwan Kamil Kolaborasi dengan Tokopedia
Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPM-Desa) Provinsi Jabar Dedi Supandi, pemasangan wifi menjadi fokus pertama Pemdaprov Jabar.
Sebab, jika koneksi internet desa baik, program lainnya, seperti Sapa Warga dan One Village One Company (OVOC), dapat terealisasi.
“Tahun ini 600 wifi gratis, terutama di daerah-daerah blank spot. Terus setelah pemasangan wifi gratis di desa, program turunan yang berkaitan dengan pelayanan publik dan arus informasi dapat berjalan dan direalisasikan secepatnya,” katanya.
Di sektor perikanan, 1.039 kolam yang menggunakan teknologi smart auto feeder. Lewat teknologi itu, memberi pakan ikan bisa menggunakan gawai.
Hal tersebut membuat panen bisa naik dari dua menjadi empat kali dalam setahun. Persentase pendapatan pun melonjak sekira 30 sampai 100 persen. Dengan koneksi internet yang lancar, pemasaran ikan pun dapat dilakukan secara online.
Baca juga: Program Desa Digital Diluncurkan dari Desa Sirnarasa Sukabumi
Selain itu, di Ciwidey, Kabupaten Bandung, pemasaran hasil pertanian sudah melalui e-commerce. Hal itu tentu saja menguntungkan petani dan konsumen, karena alur distribusi yang kerap melambungkan harga, dapat dipangkas.
Emil–demikian Ridwan Kamil disapa—berharap Desa Digital di Jabar dapat menjadi contoh bagaimana ekosistem digital mampu meningkatkan perekonomian warga desa, sehingga urbanisasi ke kota bukan lagi satu-satunya pilihan untuk meningkatkan taraf kehidupan.
"Itu (Desa Digital Jawa Barat) adalah inovasi besar yang tidak semua tempat di dunia melakukan, jadi saya kira ini contoh. Baru memulai tapi udah diapresiasi, Insyaallah panennya akan luar biasa," katanya.
Atas inovasi tersebut Pemdaprov Jabar mendapat apresiasi dari OpenGov. Nama terakhir adalah organisasi bertaraf internasional yang memberikan penilaian terhadap kinerja pemerintahan si berbagai belahan dunia, khususnya inovasi.
Baca juga: Jelang 1 Tahun Memimpin, Duet Emil-Uu Bawa Jabar Raih 46 Penghargaan
OpenGov memberikan penghargaan 'Recognition of Excellence 2019' untuk Kategori Insiatif Desa Digital kepada Pemdaprov Jabar dalam ajang Indonesia OpenGov Leadership Forum 2019 di Hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta, Kamis (18/7/2019).
Penghargaan memang bukan hal terpenting dalam membangun Jabar. Namun, dapat menggambarkan bahwa program Desa Digital yang digagas Pemdaprov Jabar sudah menyentuh ke akar persoalan dan manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.