KOMPAS.com – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meminta lembaga keagamaan, seperti pesantrean atau madrasah untuk melek digital agar dapat maju dan berkembang.
"Saya berharap kepada seluruh pondok pesantren, lembaga, atau yayasan (pendidikan keagamaan) ini harus melek digital, sehingga peluang-peluang dari pemerintah ini bisa dimanfaatkan dengan baik," kata Uu seperti dalam siaran tertulisnya.
Uu mengatakan itu saat menghadiri acara Pembinaan dan Workshop Guru Madrasah Pemilik SK Inpassing (Madrasah) Kabupaten Garut di Favehotel, Kabupaten Garut, Selasa (27/8/2019).
Bukan tanpa alasan Uu berkata seperti itu, sebab saat ini penyaluran bantuan ke lembaga pendidikan sudah dilakukan secara online.
Baca juga: Wagub Uu Tegaskan Jabar Punya Potensi Berdayakan Masjid
"Kalau bapak dan ibu yang ingin mendapatkan bantuan silahkan ajukan melalui RKPD online. Maka dari itu bapak ibu harus melek digital," tambahnya di hadapan para guru Madrasah se-Kabupaten Garut dalam kegiatan tersebut.
Uu mengaku bahwa pihaknya ingin membangun kebersamaan dan sinergi dengan semua pihak yang terlibat dalam pembangunan pendidikan di Jawa Barat.
Dengan begitu tidak ada dikotomi antara guru yang ada di bawah naungan Dinas Pendidikan maupun guru Madrasah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama.
"Kami ingin membangun kebersamaan baik antara guru dari Dinas Pendidikan maupun dengan guru Madrasah," kata dia.
Lebih lanjut, Uu juga menjelaskan terkait berbagai program yang bisa dimanfaatkan lembaga pendidikan keagamaan. Salah satunya adalah program One Pesantren One Product (OPOP).
Uu mengatakan program tersebut belum diserap oleh banyak pesantren, khususnya pesantren di pelosok.
"Padahal, program ini adalah program kami untuk membantu pondok pesantren," ucapnya Uu.
Uu menilai, program OPOP masih didominasi pelaksanaanya oleh pondok pesantren yang sudah maju atau ada di daerah perkotaan.
Baca juga: Wagub Jabar: Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman
Untuk itu, pada tahun depan ada pergeseran sasaran program OPOP yang ditujukan kepada pondok pesantren di pelosok, khususnya yang belum mandiri secara ekonomi.
"Tahun depan ada perpindahan segmen yaitu segmen pesantren yang ada di kampung, pesantren yang santrinya sedikit, asramanya masih kurang bagus. Itu yang kami harapkan tahun depan akan menerima OPOP," tutup dia.