KOMPAS.com - Program Bambu Juara Bambu Jawa Barat (Baju Baja) yang digagas komunitas pelestari lingkungan Hijau Lestari Indonesia (HLI) telah berhasil membina 19 desa di lima kabupaten dan kota di Jawa Barat.
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, dari program tersebut ada sekitar 285 pengrajin telah didik dan dilatih cara mengolah bambu.
Mereka dilatih untuk membuat furnitur, kerajinan tangan, hingga peralatan rumah tangga, seperti termos berbalut bambu, dinding bercorak bambu, kap lampu bambu dan mebel.
Tak hanya itu, mereka juga dilatih membuat bambu laminasi yang bisa digunakan untuk lantai, pelapis dinding, dan lemari. Beberapa produk itu kini sudah digunakan di hotel berbintang.
Uu mengatakan dengan begitu, mereka selain bisa meningkatkan ekonomi kreatif yang ada di desa-desa juga menjaga lingkungannya
“Caranya, mereka akan menjaga bambunya supaya tidak habis. Karena setelah menebang bambu, mereka kemudian menanam kembali dengan teori yang sangat modern,” ujar Uu.
Wagub Jabar Uu sendiri mengatakan hal itu usai beraudiensi dengan HLI terkait program Baju Baja di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (2/5/2019).
Mengingat besarnya potensi ekonomi dari sketor olahan bambu, Uu berkomitmen pemerintah daerah (pemda) dan pemerintah provinsi (pemprov) Jabar akan memberikan bantuan baik untuk permodalan atau peralatan yang dibutuhkan untuk pengrajin.
“Insya Allah, untuk Provinsi Jawa Barat permodalan kami bantu melalui program Kredit Mesra. Untuk alat-alat untuk membuat kerajinan dari bambu ini akan kami bantu sesuai dengan kebutuhan di desa. Namun tetap harus diawali dengan pelatihan,” kata Uu seperti dalam keterangan tertulisnya.
Ketua Program Baju Baja Oki Hikmawan menuturkan, desa-desa ini akan dibina untuk membangun potensi kearifan lokal daerahnya melalui bambu. Program Baju Baja menargetkan 100 desa binaan hingga Oktober 2019
“Mudah-mudahan mimpi kami untuk menjadikan 100 desa kreatif di Jabar Juara Lahir dan Batin ini bisa terealisasi sampai bulan Oktober,” harap Oki.
Dari 19 desa yang telah dibina, ada empat desa yang sudah diplot untuk memproduksi kriya bambu dengan produk tertentu.
Keempat desa itu, yaitu Desa Kalijati Timur di Subang dengan produk bambu laminasi, Desa Ciaseum Girang di Subang (produk kreasi dekor kap lampu), Desa Kujang Sari di Kota Banjar (produk peralatan dapur), dan Desa Kadudampit di Kabupaten Sukabumi (produk kreasi lampu duduk).
“Jadi, zonasinya sudah kami tempatkan, dari 19 desa ini arahan-arahannya sudah ada bagaimana agar tidak terjadi penumpukan barang atau produk,” tutur Oki.
Sementara itu, dari sisi konservasi, Baju Baja berkomitmen melatih pula pengrajin untuk melakukan penanaman kembali bambu. Ini juga penting untuk menjamin ketersediaan bahan mentah.
Untuk itu, Baju Baja sedang menyiapkan MoU dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat buat program pembibitan bambu langka dan persiapan lahan untuk konservasi.
“Kami akan tetap lanjutkan dan kami tindak lanjuti bagaimana menciptakan desa kreatif di Jawa Barat tidak hanya berinovasi dipemanfaatan bambu saja tapi pengelolaan dan konservasi bambunya,” kata Oki.