KOMPAS.com - Pengadaan air bersih bagi kebutuhan harian warga DKI menjadi perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta.
Beberapa waktu lalu, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah, sempat menggelar rapat pembahasan pengelolaan air bersih bersama PDAM dan tim Gubernur DKI Jakarta untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait.
Saefullah mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginginkan adanya kebijakan tata kelola air bersih di Jakarta, mulai dari hulu hingga hilir.
"Gubernur ingin ada keterlibatan publik soal tata kelola air di Jakarta dari hulu hingga hilir," ujarnya, dalam keterangan tertulis pada Kompas.com.
Saefullah menambahkan, rapat tersebut untuk mengetahui kondisi air pada 13 sungai di Jakarta, yang diharapkan dapat meningkatkan penyediaan air bersih bagi warga. Dengan demikian akan diperoleh kesimpulan pada blue print tata kelola air.
"Dengan adanya blue print tata kelola air, maka pengelolaan jadi lebih jelas. Selain itu, gubernur juga ingin ada keterlibatan publik soal tata kelola air di Jakarta," tandasnya.
Untuk memastikan ketersediaan air bersih bagi warga tersebut, dalam waktu dekat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya akan menghadirkan kios air di sejumlah wilayah di Jakarta yang belum terakses perpipaan air bersih.
Kios air merupakan salah satu alternatif layanan air bersih sementara dari PDAM Jaya ke rumah masyarakat yang belum mendapatkan air melalui perpipaan.
"Kios air ini berupa tandon atau tangki air dengan kapasitas empat hingga lima meter kubik,” ujar Manager Humas PDAM Jaya, Linda Nurhandayani. Tandon tersebut akan diletakkan di area seluas 2 x 3 meter. Pada tahap awal, PDAM akan mengadakan 25 kios air tahun ini.
“Kami tengah mensurvei lokasi penempatan kios air tersebut. Ini merupakan upaya untuk percepatan layanan kepada masyarakat yang belum mendapatkan akses air bersih," terangnya.
Memperluas jangkauan Untuk mencukupi kebutuhan air warga Jakarta, tahun ini PDAM juga akan memperluas jangkauan air bersih di wilayah ibu kota.
"Perluasan jangkauan air bersih yang kami lakukan ini merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan pelayanan dan akses air bersih kepada warga," ujar Direktur Utama PDAM Provinsi DKI Jakarta Prayitno Bambang Hernowo.
Perluasan jangkauan dilakukan karena Jakarta masih tergantung pada suplai air baku dari luar kota Jakarta. Sebanyak 81 persen air baku berasal dari Waduk Juanda Jatiluhur, 16 persen berasal dari pembelian air curah PDAM Kabupaten Tangerang, dan 3 persen berasal dari sungai-sungai di Jakarta.
Menurut Prayitno, cakupan layanan air bersih PDAM Provinsi DKI Jakarta sekarang mencapai angka 60.99 persen, dengan total pelanggan sebanyak 851.155 pelanggan dan total air terdistribusi sebanyak 20.232,5 liter per detik.
Berbagai upaya sudah dilakukan PDAM dalam meningkatkan pelayanan dan akses air bersih bagi masyarakat Jakarta selama tahun 2018, di antaranya proyek pembangunan jaringan pipa Hunian Kota dan pelayanan air bersih untuk masyarakat rusun.
Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta juga pernah meminta PDAM untuk meningkatkan layanan air bersih kepada warga Jakarta. Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Abdurrahman Suhaimi mengatakan, selama ini pelayanan air bersih di Jakarta baru sekitar 60 persen.
"Ini yang menjadi visi misi Pak Gubernur (DKI, Anies Baswedan), tentang bagaimana memenuhi kebutuhan air bersih di Jakarta hingga ke pelosok wilayah. Karena itu kami minta supaya ditingkatkan pelayanannya," ujarnya.
Suhaimi juga minta agar pasokan air bersih yang sudah berjalan saat ini diawasi ketat, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak berhak.
"Pemerintah harus bisa mengendalikan itu, karena suplai air bersih itu untuk masyarakat," tandasnya.
Kemarau panjang Suplai air bersih juga diberikan secara cuma-cuma oleh Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Timur kepada warga di RW 03 dan 05, Kelurahan Bambu Apus, serta RW 02 Kelurahan Cilangkap, Jakarta Timur.
Sebanyak 4.000 liter air bersih disalurkan ke rumah-rumah warga yang terdampak kemarau panjang.
Menurut Plt Kepala Sudin Gulkarmat Jakarta Timur, Muchtar Zakaria, pemberian air bersih ini merupakan bantuan yang didasarkan pada permintaan warga. Ketua RW 02 Cilangkap, Achmad Chaerudin menyampaikan terima kasih atas respons cepat yang diberikan para petugas Sudin Gulkarmat Jakarta Timur kepada warganya.
"Kami berterima kasih atas respons cepat dan suplai air bersih yang diberikan pada warga," jelasnya.
Penyaluran air bersih, masing-masing sebanyak dua tangki air, juga diberikan kepada warga di Kelurahan Kalideres dan Kelurahan Pejagalan, Jakarta Barat.
Manager Humas PDAM Jaya Linda Nurhandayani mengatakan, pihaknya mengirimkan satu unit truk tangki air bersih ke tiap kelurahan.
"Masyarakat bisa ambil air tersebut sesuai kebutuhan, sehingga tidak dibatasi untuk satu orang,” ujarnya.
Untuk memastikan ketersediaan air bersih bagi warga di kedua wilayah tersebut, Palyja juga membangun dua unit tandon di kedua kelurahan tersebut.
Dia menjelaskan, satu truk tangki air memiliki kapasitas empat meter kubik dan satu tandon yang dibangun Palyja berkapasitas satu meter kubik.
Dengan jaminan ketersediaan air bersih dari Pemprov DKI, warga yang belum menerima layanan air bersih atau yang terdampak kemarau panjang bisa mendapatkan pasokan air bersih sesuai kebutuhan.