Pemerintah Jawa Barat Pantau Siklus El Nino

Kompas.com - 10/08/2017, 16:38 WIB
 Pemerintah Jawa Barat terus memantau siklus El Nino sebagai langkah antisipatif. Kemarau di wilayah utara Jawa Barat tiba lebih cepat yaitu pada Juni lalu. Petani di wilayah utara diimbau untuk tidak menanam karena berpotensi gagal panen. Pemerintah Jawa Barat terus memantau siklus El Nino sebagai langkah antisipatif. Kemarau di wilayah utara Jawa Barat tiba lebih cepat yaitu pada Juni lalu. Petani di wilayah utara diimbau untuk tidak menanam karena berpotensi gagal panen.

KOMPAS.com - Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (Kadistan) Provinsi Jawa Barat, Hendi Jatnika berharap tahun ini tidak terjadi El Nino. Sehingga, kemarau tidak akan separah 2015 lalu.

Berdasarkan periode dan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Jawa Barat memasuki musim kemarau sejak Juni. Daerah yang berada di bagian utara seperti Cirebon lebih awal mengalami kemarau.

"Siklus El Nino masih kecil. Maka kami pantau data BMKG untuk terus disampaikan kepada petani dan petugas lapangan," kata Hendi dalam rilis yang diterima Kompas.com pada Kamis (10/8/2017).

Berbeda dengan tahun lalu, kemarau tiba di wilayah utara lebih cepat. Pada 2016, sepanjang tahun hujan turun. Sehingga, petani padi panen raya.

"Tahun kemarin sukses ya untuk padi, sepanjang tahun hujan. Dilaporkan banyak yang kebanjiran daripada kemarau," ujarnya.

Sedangkan, tahun ini petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) telah mengimbau petani agar tidak memaksakan untuk menanam komoditas. Sebab, resiko gagal panen lebih tinggi jika petani menanam selama musim kemarau

"Kami sudah imbau petani lewat petugas lapangan. Periodenya kering, maka petani diimbau tidak untung-untungan (menanam)," katanya

Menurut Hendi, petani di beberapa daerah seperti Indramayu dan Subang terbiasa tidak menanam padi saat kemarau.

"Lahannya cenderung tidak ditanami apa-apa. Tapi, ada juga yang ditanami semangka, bonteng, kacang panjang, untuk mengisi areal yang tidak mencukupi sawah," kata Hendi.

Ilustrasi: panen jagungKOMPAS.com / Andi Hartik Ilustrasi: panen jagung

Berbeda dengan wilayah selatan Jawa Barat. Petani di kawasan ini biasanya merotasi pola tanam.

Saat ini, petani di wilayah selatan mulai menanam jagung atau palawija lainnya. Biasanya, jagung ditanam di akhir musim hujan dan di awal musim hujan, sebelum musim tanam di bulan September.

"Biasanya awal musim tanam jatuh pada Oktober yaitu pada musim hujan. Yang ditanam adalah palawija, ada jagung, kacang panjang," ujarnya.

Dinas Pertanian Jawa Barat telah berkoordinasi dengan kabupaten/kota tentang lokasi-lokasi dan sarana pompanisasi dengan mencari sumber mata air.

"Selain itu, bantuan untuk membuat long storage atau tempat penyimpanan air," ujarnya.

Terkini Lainnya
Pastikan ASN Miliki 3 Nilai Dasar, Kang Emil Apresiasi Penandatanganan MoU Pemprov Jabar dengan KASN
Pastikan ASN Miliki 3 Nilai Dasar, Kang Emil Apresiasi Penandatanganan MoU Pemprov Jabar dengan KASN
jawa barat
Pocari Sweat Run Indonesia 2023 Sukses Digelar, Kang Emil: Pecah Rekor Semuanya, Luar Biasa
Pocari Sweat Run Indonesia 2023 Sukses Digelar, Kang Emil: Pecah Rekor Semuanya, Luar Biasa
jawa barat
Strategi Pemprov Jabar Kembangkan Desa Wisata, Rekrut 1.000 Kreator Konten hingga Latih 18 Desa
Strategi Pemprov Jabar Kembangkan Desa Wisata, Rekrut 1.000 Kreator Konten hingga Latih 18 Desa
jawa barat
Jadi Sekda Provinsi dengan Kepemimpinan Digital Terbaik, Sekdaprov Jabar: Ini Jerih Payah Seluruh Perangkat Daerah
Jadi Sekda Provinsi dengan Kepemimpinan Digital Terbaik, Sekdaprov Jabar: Ini Jerih Payah Seluruh Perangkat Daerah
jawa barat
Konsorsium Jepang Bakal Garap Proyek TPPAS Legok Nangka
Konsorsium Jepang Bakal Garap Proyek TPPAS Legok Nangka
jawa barat
Program Desa Digital dan Startup eFishery Ubah Cara Pandang Masyarakat tentang Teknologi Digital
Program Desa Digital dan Startup eFishery Ubah Cara Pandang Masyarakat tentang Teknologi Digital
jawa barat
Di Era Ridwan Kamil, Transaksi Digitalisasi Pajak Jabar Capai Hampir Rp 700 Miliar pada 2022
Di Era Ridwan Kamil, Transaksi Digitalisasi Pajak Jabar Capai Hampir Rp 700 Miliar pada 2022
jawa barat
Jabar Buka Program Pemutihan dan Diskon Pajak Kendaraan Bermotor, Cek Ketentuannya
Jabar Buka Program Pemutihan dan Diskon Pajak Kendaraan Bermotor, Cek Ketentuannya
jawa barat
JQR Bangun Jembatan Baru di Pelosok Garut Selatan, Warga Tak Perlu Lagi Seberangi Jembatan Reyot
JQR Bangun Jembatan Baru di Pelosok Garut Selatan, Warga Tak Perlu Lagi Seberangi Jembatan Reyot
jawa barat
Pemprov Jabar Siap Hadapi Gugatan Pimpinan Pesantren Al-Zaytun
Pemprov Jabar Siap Hadapi Gugatan Pimpinan Pesantren Al-Zaytun
jawa barat
Hadiri PKN ll Angkatan XXVII: Wagub Uu: Kalau Kita Diam Tidak Tambah Ilmu, Kita Ketinggalan
Hadiri PKN ll Angkatan XXVII: Wagub Uu: Kalau Kita Diam Tidak Tambah Ilmu, Kita Ketinggalan
jawa barat
Hadapi Ancaman Kekeringan, Dinas Sumber Daya Air Jabar Prioritaskan Antisipasi Gagal Panen
Hadapi Ancaman Kekeringan, Dinas Sumber Daya Air Jabar Prioritaskan Antisipasi Gagal Panen
jawa barat
Ridwan Kamil Ajak Anak Muda Berinovasi untuk Penuhi Kebutuhan Pangan 50 Juta Masyarakat Jabar
Ridwan Kamil Ajak Anak Muda Berinovasi untuk Penuhi Kebutuhan Pangan 50 Juta Masyarakat Jabar
jawa barat
HealthHeroes Nutrihunt, Aplikasi Baru yang Bantu Pindai Kandungan Nutrisi Makanan
HealthHeroes Nutrihunt, Aplikasi Baru yang Bantu Pindai Kandungan Nutrisi Makanan
jawa barat
Lewat Kredit BJB Mesra, Kang Emil Bantu Tingkatkan Perekonomian 15.000 Orang di Jabar
Lewat Kredit BJB Mesra, Kang Emil Bantu Tingkatkan Perekonomian 15.000 Orang di Jabar
jawa barat
Bagikan artikel ini melalui
Oke