KOMPAS.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akan meluncurkan program pemilahan sampah berbasis rukun tetangga (RT). Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan Kota Semarang yang lebih bersih, sehat, dan nyaman bagi seluruh warga.
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng mengatakan bahwa program tersebut akan segera diterapkan di seluruh RT.
Sebagai langkah awal, Kecamatan Semarang Tengah akan dijadikan percontohan dalam penerapan program pilah sampah.
“Saya minta Kecamatan Semarang Tengah menjadi pusat percontohan untuk program pilah sampah di tingkat RT,” tutur Agustina dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (22/2/2025).
Baca juga: Pulang Usai Dilantik Prabowo, Wakil Wali Kota Banjarmasin Fokus Masalah Sampah
Pernyataan tersebut disampaikan Agustina saat melakukan kegiatan bersih-bersih di Alun-alun Pasar Johar, Kauman, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (21/2/2025). Agenda ini merupakan wujud partisipasi Pemkot Semarang dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 yang jatuh setiap tanggal 21 Februari.
Selain memperingati HPSN, Agustina juga mengajak masyarakat untuk mengubah pola pikir terhadap sampah.
Menurutnya, sampah seharusnya tidak lagi dianggap sebagai barang buangan, tetapi sebagai sesuatu yang memiliki nilai ekonomi jika dikelola dengan benar.
"Mari kita jadikan sampah sebagai sesuatu yang berharga, bukan sebagai buangan. Jika ditangani dengan tepat, sampah bisa menghasilkan manfaat ekonomi," tutur Agustina.
Baca juga: Wujudkan Ekonomi Sirkular, Daur Ulang Baterai Kendaraan Listrik Diperlukan
Ia mencontohkan, sampah kertas yang dikumpulkan dapat ditukar dengan uang. Begitu pula dengan sampah botol, kaca, dan organik yang bisa diolah lebih lanjut agar memiliki nilai jual.
Agustina menegaskan bahwa keberhasilan program pemilahan sampah sangat bergantung pada kesadaran individu sebagai pemilik sampah.
“Keberhasilan pengelolaan sampah dimulai dari titik terkecil, yakni diri sendiri,” ujarnya.
Sebagai informasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menginisiasi HPSN sebagai refleksi atas tragedi longsornya gundukan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 2005.
Baca juga: Warga yang Kehilangan Motor di Bandung Raya Bisa Cek ke Polres Cimahi, Ada 12 Unit Diamankan
Tragedi tersebut menelan banyak korban jiwa dan menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah secara bertanggung jawab.
Pada 2025, HPSN mengusung tema “Kolaborasi untuk Indonesia Bersih”. Pemkot Semarang turut ambil bagian dalam peringatan ini dengan menggelar apel serta aksi bersih-bersih di Pasar Johar, Alun-alun Masjid Agung Kauman.
Kegiatan tersebut melibatkan berbagai elemen, mulai dari aparatur pemerintah, masyarakat, pedagang, hingga komunitas peduli lingkungan.
Baca juga: Beres-beres Rumah: Manfaatnya untuk Lingkungan dan Kesehatan Mental
Aksi bersih-bersih diharapkan bisa semakin menginspirasi banyak pihak untuk berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan serta mendukung program pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Kota Semarang.
"Kota Semarang itu penduduknya tidak hanya orang asli, tetapi juga pendatang yang beraktivitas di kota ini. Saya berharap, mereka turut serta menjaga kebersihan Kota Semarang. Kebersihan itu maksudnya bebas dari sampah," jelas Agustina.