KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan restorasi sungai dan penambahan pompa air di Kali Semarang dalam rangka penataan Kawasan Pecinan.
“Kali Semarang merupakan bagian sejarah dari Semarang Lama, dan paling panjang membentang di kawasan Pecinan,” ucap wanita yang akrab disapa Ita itu dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (16/1/2022).
Pernyataan tersebut Ita sampaikan saat membuka acara “Ketuk Pintu” Imlek yang ditandai dengan doa bersama dan selamatan di Klenteng Tay Kak Sie Semarang, Sabtu (14/1/2022).
Kali Semarang, lanjut Hevearita, juga menjadi satu tautan yang menghubungkan kawasan Kauman, Melayu, Pecinan, dan Kota Lama sekaligus simbol guyub rukunnya suku, agama, ras, dan etnis.
Ia menjelaskan, Kali Semarang nantinya akan dipercantik dengan konsep water front city atau perumahan yang berhadapan langsung dengan sungai.
Baca juga: Waspada! Sampah Plastik dari 13 Aliran Sungai Bermuara di Teluk Jakarta
Ita berharap, konsep water front city mampu menumbuhkan kecintaan dan semangat menjaga sungai pada masyarakat.
“Kali Semarang bisa menjadi salah satu jalan air yang indah dan salah satu destinasi di Semarang. Saat ini sudah disusun detail engineering design (DED) dan diserahkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) karena kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS),” jelasnya.
Ita mengatakan, program restorasi Kali Semarang menjadi kesatuan program penanganan banjir, pariwisata, dan pemberdayaan ekonomi yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat.
Pada kesempatan itu, ia mengungkapkan, perayaan Pasar Imlek Semawis 2023 akan berbeda karena kembali menghidupkan tradisi Ji Kao Meh.
Baca juga: Apakah Ada Cuti Bersama Imlek 2023?
Ji Kao Meh adalah pasar sore gang baru yang membebaskan para pengunjung untuk berbelanja dan memberikannya ke sanak saudara dalam rangka perayaan Imlek.
“Ada satu sejarah seperti yang dikatakan Ketua Panitia Pasar Imlek pak Harjanto Halim yang tidak ada di daerah lain, yaitu Ji Kao Meh akan kembali dihidupkan pada perayaan kali ini,” tutur Ita.
Menurutnya, tradisi Ji Kao Meh akan menjadi bagian dari kegiatan nguri-uri budaya Kota Semarang agar semakin makmur dan hebat.
Ita berharap, berbagai kegiatan di wilayah Pecinan diharapkan bisa menyokong kesejahteraan warga sekitar.