KOMPAS.com – Wali Kota (Walkot) Semarang Hendrar Prihadi dan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Semarang Krisseptiana Hendrar Prihadi aktif memberikan pendampingan kepada anak berkebutuhan khusus (ABK).
Pendampingan tersebut dilakukan bersama Gerakan Remaja Cegah dan Pantau Covid-19 (Gercep) Kota Semarang melalui pemberian vaksinasi hingga pemeriksaaan kesehatan berkala.
"Alhamdulillah, pada hari ini, Senin (9/8/2021), adik-adik dari Gercep Kota Semarang aktif membantu memberikan pendampingan. Insya Allah dengan sinergi yang terus terbangun, kami bisa terus mendukung Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dalam menangani pandemi Covid-19," ujar Krisseptiana atau yang akrab disapa Tia dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat mengunjungi Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Semarang sekaligus mendampingi Wali Kota Semarang Hendrar atau yang dikenal Hendi di Jalan KH Ahmad Dahlan, Senin.
Baca juga: Pemkab Semarang Targetkan Vaksinasi Covid-19 Rampung Desember 2021
Dalam kesempatan itu, Hendi dan Tia tampak nyaman berinteraksi dengan anak- anak berkebutuhan khusus yang hadir saat itu.
Bahkan, keduanya terlihat aktif menenangkan anak-anak yang kurang nyaman dalam menjalankan pemeriksaan kesehatan.
"Sudah, sudah, sudah. Baru ditensi saja, nggak disuntik," ucap Hendi kepada salah satu anak yang dipeluknya karena terlihat ketakutan.
Sementara itu, Tia berusaha meyakinkan anak-anak yang lain agar berkenan mengikuti arahan para relawan dalam pemeriksaan kesehatan.
Baca juga: Pemeriksaan Kesehatan Rutin di Masa Pandemi, Apa yang Perlu Diperhatikan?
"Tidak apa-apa, itu Om-nya (relawan) baik, takut kenapa?" imbuh Tia.
Sebagai Ketua Forum Kota Sehat Kota Semarang, Tia menyatakan bahwa pendampingan anak berkebutuhan khusus menjadi bagian dari komitmennya.
Tak lupa, ia pun turut memberi apresiasi kepada Gercep Kota Semarang karena aktif mendukung upaya yang dilakukannya.
Menurut Tia, diperlukan perhatian khusus kepada para ABK di masa pandemi Covid-19. Sebab, mereka masuk dalam kelompok rentan terpapar virus SARS-CoV-2.
Baca juga: Pandemi Berkepanjangan: Derita Kesehatan Kelompok Rentan
Terlebih, kelompok tersebut sangat bergantung terhadap orangtua maupun pendamping dalam memenuhi kebutuhan khususnya. Hal ini termasuk mendukung mobilitas, gerak, dan komunikasi.
Bahkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) Republik Indonesia (RI) menegaskan, diperlukan penanganan yang ekstra dan khusus agar anak berkebutuhan khusus dapat terlindungi dari bahaya Covid-19.