KOMPAS.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan adanya kemungkinan untuk memodifikasi aturan pasca-pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat diperpanjang hingga Minggu (25/7/2021).
Ia bersama jajarannya menyatakan, tidak menutup kemungkinan untuk melonggarkan aturan pembatasan yang saat ini dirasa cukup ketat.
“Skema pelonggaran aturan pembatasan tersebut terbuka jika kasus Covid-19 di Kota Semarang terus turun dan bisa lepas dari status level 4 yang ditetapkan pemerintah pusat," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (21/7/2021).
Untuk diketahui, pemerintah pusat telah mewajibkan pemberlakukan pembatasan sesuai kriteria level masing-masing daerah, yaitu mulai dari level 1 hingga 4.
Baca juga: Bukan Lagi PPKM Darurat, Pemerintah Pakai Istilah PPKM Level 4, Ini Penjelasan Mendagri
Walaupun sulit untuk semua pihak, wali kota yang akrab disapa Hendi ini menjelaskan, kebijakan tersebut terpaksa pemerintah lakukan agar angka Covid-19 semakin turun.
“Setelah Minggu (25/7/2021), setiap daerah dimungkinkan untuk melakukan modifikasi aturan sesuai level, yaitu level 1, 2, 3, dan 4. Untuk Semarang sendiri saat ini masih masuk dalam kategori level 4," ucapnya, pada sesi keterangan pers, Rabu.
Untuk itu, lanjut Hendi, pihaknya akan tetap melakukan pembatasan seperti sebelumnya selama perpanjangan PPKM darurat dalam lima hari ke depan.
Aturan tersebut merupakan dukungan bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terhadap kebijakan yang diambil oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Jokowi Perpanjang PPKM Darurat, Serikat Buruh Minta Penyaluran Bansos Dipercepat
Angka statistik Covid-19 di Semarang alami penurunan
Di sisi lain, Hendi mengaku bahwa kondisi Kota Semarang sekarang sudah jauh lebih baik meski masih berstatus level 4.
Hendi menyatakan, sejumlah angka statistik Covid-19 di Kota Semarang menunjukkan penurunan dari sebelumnya. Baik itu penurunan terkait angka penderita maupun angka ketersediaan tempat tidur isolasi di rumah sakit ( rs).
"Alhamdulillah, statistiknya sudah jauh lebih baik dibandingkan pada Sabtu (3/7/2021) lalu. Terdapat penurunan angka penderita Covid-19 dari 2.349 menjadi 1.892,” imbuhnya.
Tak hanya itu, imbuh Hendi, angka bed occupancy rate (BOR) rs juga menurun dari 94 persen menjadi 57 persen. Bahkan, untuk rumah isolasi terpusat hanya tinggal 24 persen.
Baca juga: BOR RS di Bantul Capai 97 Persen, Dinkes Terapkan Sistem Rujukan Berjenjang
Namun, untuk persentase intensive care unit (ICU) masih relatif tinggi. Dari persentase awal 96 persen menjadi 84 persen.
Dalam kesempatan itu, Hendi menceritakan bahwa dirinya juga melakukan pantauan langsung ke sejumlah rs yang ada di Kota Semarang.
Dari pantauan tersebut, ia mengaku tidak melihat adanya penumpukkan pasien di IGD seperti sebelumnya.
“Untuk rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Semarang sendiri saat ini hanya tinggal tiga rs yang masih penuh, yakni RS Permata Medika, RS Telogorejo dan RS Pantiwilasa,” jelas Hendi.
Baca juga: Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Ambon Penuh, Pasien Tanpa Gejala Dirawat di Asrama Haji
Diperlukan upaya bersama
Menurut Hendi berbagai capaian baik tersebut perlu terus ditingkatkan dengan melakukan sejumlah upaya bersama.
Adapun upaya yang dimaksud dari segi disiplin protokol kesehatan (prokes), jogo tonggo, lumbung kelurahan, dan kebijakan PPKM oleh semua pihak.
Selain itu, sejumlah program pemerintah seperti percepatan vaksin, penyaluran bantuan sosial (bansos), dan pembagian obat bagi pasien isolasi mandiri (isoman) juga harus terus dikejar.
Terkait percepatan vaksin Covid-19, Hendi mengatakan, pihaknya sudah melakukan vaksinasi tingkat kelurahan dengan kekuatan 100 per jam untuk mencapai target 500 orang.
Baca juga: UI Akan Perluas Vaksinasi Covid-19 untuk Mahasiswa Kampus Lain dan Masyarakat Umum
“Program vaksinasi itu akan mulai di Kelurahan Srondol Wetan, Srondol Kulon, Pudak Payung dan Banyumanik. Kemudian akan dilanjutkan di empat kelurahan lain berdasarkan jumlah pasiennya pada kelurahan tersebut,” ujarnya.
Hendi menambahkan, untuk bantuan sosial tunai (BST) akan dikebut dan didistribusikan maksimal minggu kedua pada Agustus 2021.
Ia mengaku, pihaknya saat ini sedang berkoordinasi dengan pihak PT Pos Indonesia (Persero) dalam penyaluran BST.
Koordinasi tersebut bertujuan agar penyaluran BST berjalan lancar, tertib, dan tidak menimbulkan kerumunan, serta klaster baru.
Baca juga: BST Rp 600.000 Akhirnya Cair, Warga: Bisa Lega Sedikit walaupun Masih Kekurangan
Sebagai informasi, Pemkot Semarang sebelumnya telah mendistribusikan sekitar 100.000 paket sembako bagi warga Kota Semarang.