KOMPAS.com - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta para pemuda, khususnya siswa-siswi SMK Negeri 2 Semarang, untuk memanfaatkan bonus demografi RI untuk memajukan Indonesia.
Untuk itu, ia meminta para pemuda meningkatkan eksistensinya dalam berbagai hal.
“Jika anak mudanya kreatif, inovatif, dan kompetitif, Indonesia pasti semakin maju," kata Wali Kota yang akrab di sapa Hendi di hadapan ratusan siswa SMK Negeri 2 Semarang, Senin (2/3/2020).
Apalagi, menurut Hendi, para pemuda masih memiliki semangat dan idealisme yang tinggi. Ini menjadi kesempatan yang baik bagi para pemuda untuk menunjukkan eksistensinya bagi bangsa dan negara.
Baca juga: Hadapi Bonus Demografi, Anak Perlu Dibekali Kemampuan Literasi
“Jadikan masa muda untuk investasi nama, yaitu menjadi pribadi yang bisa diandalkan dan bertanggung jawab, salah satunya dengan aktif berorganisasi. Bangun relasi, kembangkan potensi, dan jadilah pemuda yang peduli," ujar Hendi, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Sebaliknya, lanjut Hendi, jika anak mudanya keleleran dan menyalahgunakan Narkoba maka Indonesia kehilangan satu generasi untuk mencapai puncaknya.
Hendi pun mengatakan dalam dunia akademis pemuda pintar harus dapat memanfaatkan kepintarannya bagi lingkungan sekitarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, saat ini anak muda di Indonesia menduduki porsi yang signifikan baik dari kualitas maupun kuantitasnya, yaitu sekitar 40 persen.
Menurutnya dalam rentang waktu dari tahun 2020 sampai 2035, warga Indonesia yang berusia produktif (16 - 30 tahun) akan mencapai 64 persen.
Angka itu, kata Hendi, senilai sekitar 150 juta jiwa dari total jumlah penduduk sekitar 297 juta jiwa.
Ini artinya, selama kurun 15 tahun tersebut, Indonesia akan menikmati bonus demografi. Jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa.
Dalam kesempatan tersebut, Hendi menyampaikan pula adanya transformasi di dunia pendidikan di Indonesia membuat perubahan paradigma di masyarakat.
Menurutnya, jika dahulu semua berlomba-lomba untuk masuk Sekolah Menengah Umum (SMU), kini sebagian masyarakat memilih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai pilihan pendidikan formal.
“Persaingan sesungguhnya adalah di dunia kerja, sedangkan lulusan SMK adalah yang siap kerja,” ujarnya.
Terlebih pemerintah, kata dia, telah menyiapkan revitalisasi SMK 2020-2025 agar lulusannya semakin banyak diserap di dunia kerja. Ini berarti sistem kurikulum diubah dari semula supply base ke demand base.
Baca juga: Youth to Work, Program Pelatihan Siswa SMK agar Siap Kerja
Artinya, Hendi mengatakan, kurikulum SMK akan ditentukan oleh dunia usaha agar klop dengan kebutuhan industri di lapangan.
“SMK Negeri 2 ini keren, penjurusannya seperti akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, usaha perjalanan wisata, dan rekayasa perangkat lunak merupakan jurusan yang diperlukan di dunia kerja. Untuk itu para siswa harus bangga dan bersemangat,” ujarnya menyemangati para siswa yang bersekolah di Jl. Dr. Cipto No.121A, Semarang.
Dalam kesempatan itu, Hendi meyakinkan pula para siswa untuk tidak khawatir terkait masalah gender. Ia menegaskan jika perempuan yang hebat akan memiliki peran atau status yang hebat juga.
“Seperti Wakil Wali Kota Semarang yang dijabat seorang wanita, juga beberapa kepala dinas di Pemerintah Kota Semarang dan anggota dewan,” tambahnya.