KOMPAS.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri ( Kemendagri) Hadi Prabowo mengapresiasi Keberhasilan Kota Semarang yang bertransformasi menjadi lebih baik.
“Dulu Semarang kaline (sungainya) banjir, sekarang tidak. Kota Semarang menggeliatnya luar biasa,” kata dia dalam keterangan tertulis saat acara Rapat Koordinasi Teknis Pendapatan Daerah Wilayah I di PO Hotel Kota Semarang, Kamis (5/3/2020).
Hadi pun kagum dengan Kota Semarang yang sukses tingkatkan APBD dari Rp 1,8 triliun menjadi Rp 5,2 triliun.
“Ini menunjukkan bahwa perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, sampai evaluasi APBD Kota Semarang sangat bagus dan bisa menjadi referensi peserta yang lain,” imbuh dia.
Baca juga: Wali Kota Semarang Tolak Kapal Pesiar Viking Sun Berlabuh di Tanjung Emas
Menurut Hadi. Semarang dianggap sebagai kota mandiri dan sukses optimalkan pendapatan asli daerah (PAD) sendiri. Bahkan PAD Kota Semarang lebih besar dari dana transfer pusat.
“Pemerintah memiliki PR mengedukasi masyarakat. Pajak dan retribusi tujuannya bukan untuk memberatkan masyarakat,” ujar Sekjen Kemendagri.
Caranya, lanjut dia, dengan membuktikan kepada wajib pajak bahwa mereka benar-benar mendapatkan timbal balik, sehingga pemerintah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
Baca juga: Konsep Bergerak Bersama Kota Semarang Diapresiasi Indonesia Visionary Leader
“Jangan sampai ada aset yang dibiarkan tanpa menghasilkan. Barang Milik Daerah bisa dikerjasamakan dengan Bangun Guna Serah, atau Bangun Serah Guna atau bentuk lainnya,” kata Hadi.
Dirinya melanjutkan, pemerintah juga harus responsif dan reaktif dalam upaya meningkatkan pendapatan, serta harus mengenali potensi di daerahnya.
Kesuksesan tersebut pun membuat Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi didapuk sebagai role model oleh Kemendagri dalam percepatan pembangunan di Indonesia.
Ia diminta berbicara di hadapan tujuh perwakilan pemerintah provinsi dan 97 pemerintah kabupaten atau kota seluruh Indonesia.
“Kami menjalankan konsep pembangunan Bergerak Bersama. Ini bukan konsep baru. Dasarnya adalah konsep gotong royong Founding Father kita semua, Bung Karno,” kata Hendi (sapaan akrab Hendrar Prihadi) kepada peserta.
Konsep itu, imbuh dia, dilakukan dengan menanamkan bahwa Kota Semarang milik bersama, sehingga harus dibangun bersama juga.
Baca juga: Hendrar Prihadi: LPE Kota Semarang di Atas Provinsi dan Nasional
"Kota Semarang mungkin menghadapi tantangan yang sama dengan sebagian daerah di Indonesia, yaitu anggaran pembangunan daerahnya jauh dibanding kota-kota besar lain,” sambung Hendi.
Meski demikian, menurut Wali Kota Semarang, masih ada bagian pembangunan lain yang bisa disinergikan.
Hendi melanjutkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang juga melakukan upaya reformasi birokrasi untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat.
“Caranya bagaimana? Bekerja dengan maksimal dan melaksanakan pembangunan yang benar-benar dirasakan masyarakat,” lanjut dia.
Baca juga: Wali Kota Semarang Minta Pemuda Anshor Siapkan Diri Hadapi Masa Keemasan Indonesia
Hasilnya, penerimaan pajak meningkat dari kurang dari Rp 1 triliun pada 2016, menjadi 1,5 triliun pada 2019.
“Sehingga PAD Kota Semarang meningkat dari Rp 1,5 triliun di tahun 2017, menjadi Rp 2,1 triliun pada 2019,” kata Hendi.