KOMPAS.com – Pemerintah Kota ( Pemkot) Semarang menggandeng PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) untuk membebaskan langit Kota Semarang dari kabel.
Nantinya, kabel yang berada di langit Semarang akan dipindahkan ke bawah tanah melalui sistem ducting, sepanjang lebih dari 500 kilometer (km), di 362 ruas jalan.
Kerja sama dalam investasi senilai Rp 617 miliar tersebut ditandatangani di Balai Kota Semarang, Jumat (31/1/2020).
Kemendagri melalui Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kementrian Dalam Negeri Eko Subowo, mengapresiasi inisiasi Pemkot Semarang yang mengajak pihak swasta bekerja sama.
Baca juga: Belum Ada Ducting, Utilitas di Saluran Air Hanya Akan Dipepetkan
“Ini upaya inovatif. Dana yang dimiliki Pemkot sangat terbatas. Tidak bisa melayani masyarakat lebih cepat tanpa ada keterlibatan swasta,” kata Eko, seperti dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (1/2/2020).
Eko menambahkan, kerja sama pemerintah dengan pihak swasta sudah dipayungi hukum PP 28/2018 tentang Kerja Sama Daerah.
Ia pun berharap, Kota Semarang bisa menjadi contoh bagi kota lain.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, ducting merupakan salah satu upaya mengubah citra Kota Semarang dari kota industri menjadi kota wisata.
“Ini upaya meningkatkan pelayanan masyarakat dalam bidang telekomunikasi, sekaligus menata infrastruktur kota menjadi lebih baik,” kata Hendrar yang biasa disapa Hendi.
Baca juga: Fokus Garap Pariwisata, Pemkot Semarang Gali Kekayaan dan Kearifan Budaya Lokal
Hendi pun meminta operator telekomunikasi untuk menurunkan kabelnya setelah tersedia saluran kabel bawah tanah.
“Kami akan koordinasi dengan PLN dan PDAM untuk sekaligus menata jaringan layanan masing-masing ke dalam ducting yang telah dibangun,” kata Hendi.
Kepala KSO BPS Moratelindo Resi Y. Brahmani mengatakan, hampir semua pembangunan infrastruktur kabel serat optik di Indonesia belum tertata dengan baik.
Hal tersebut, imbuh dia, menyebabkan kota tampak kusam dan kurang indah.
“Perkiraan selesai tahun 2021. Dari sudut pandang desain jaringan dan estetika infrastruktur suatu kota, Semarang akan mampu bersiap menuju smart city yang mendukung pembangunan ekonomi digital,” kata Resi.
Baca juga: Smart City, dan Gagasan Besar Ibu Kota Negara
Hendi mengaku tak mudah merealisasikan ducting.
Pasalnya, project yang masuk dalam Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang di masa kepemimpinannya, baru menemui titik terang saat ini.
“Ada dalam RPJMD, kami mulai tahun 2016 dengan target segitiga emas, tapi gagal. Tahun 2017 kami upayakan lagi, juga belum berhasil. Alhamdulillah akhirnya hari ini kami bisa memulai babak baru, dan semoga segera terwujud,” kata Hendi.
Hendi berharap, masyarakat bisa memaklumi proses pembangunan yang dilakukan. Sebab, pengerjaan sistem ducting akan membongkar trotoar secara masif.