KOMPAS.com - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menceritakan perjalanannya merevitalisasi Kota Lama Semarang dari kawasan kumuh menjadi cantik seperti sekarang ini.
Dirinya mengatakan, ini merupakan perwujudan salah satu visi misinya sebagai petahana saat pemilihan Wali Kota Semarang pada 2015 dalam hal pengembangan kepariwisataan Kota Semarang.
"Langkah ini demi meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Semarang," ucap Hendi, panggilan akrab wali kota, sesuai rilis yang Kompas.com terima, Rabu (28/8/2019).
Perjuangan merevitalisasi Kota Lama, imbuh dia, sesungguhnya sudah dimulai pada 8 November 2012.
Baca juga: Revitalisasi Tahap 1 Kelar, Wajah Baru Kota Lama Semarang Mulai Nampak
Kala itu Hendi yang notabene baru saja dilantik sebagai Wali Kota Semarang menandatangani Piagam Komitmen Kota Pusaka di kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia
Ini merupakan langkah awal yang dinilainya perlu demi mendorong berbagai pihak dari luar maupun dari Kota Semarang memprioritaskan pembangunan Kota Lama.
Berlanjut pada 2013, tantangan pertama Hendrar ada pada rob dan banjir yang kerap melanda kawasan Kota Lama Semarang.
Mega proyek penanganan banjir di Kota Semarang senilai Rp 1,7 Triliun di canangkan. Dengan peningkatan sistem drainase perkotaan kali Semarang di tahun yang sama masalah tersebut dapat teratasi.
Baca juga: Wali Kota Hendi Upayakan Pembangunan Infrastruktur di Pandanaran Dipercepat
Belum selesai sampai di situ, tantangan selanjutnya adalah mendorong para pemilik gedung di kawasan Kota Lama agar mau melakukan revitalisasi asetnya masing-masing.
"Upaya kami untuk memancing para pemilik gedung tersebut adalah dengan melakukan pembenahan fasilitas publik, seperti taman Sri Gunting dan Taman Garuda," tegas Hendi.
Lalu pada Maret 2016, Hendi yang kembali dipercaya masyarakat untuk kembali menjadi Wali Kota Semarang bergegas mereformasi Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) dengan melantik pengurus baru.
Menilik fungsinya, BPK2L bertugas membantu Pemkot Semarang dalam menjalankan pola pembangunan dari atas ke bawah.
Baca juga: Warga Miskin Di Semarang Diupayakan Dapat Pemakaman Gratis
Tak hanya itu, BPK2L juga menjadi penghubung antara Pemkot Semarang dengan seluruh pemilik gedung di Kota Lama untuk mendiskusikan rencana terbaik pembangunan kawasan tersebut.
Tantangan selanjutnya yang tak kalah rumit adalah mensterilkan Kota Lama dari pedagang kaki lima (PKL), aktifitas judi sabung ayam, dan prostitusi. Tapi sekali lagi, Hendi berhasil melewati masalah tersebut.
Kini proyek revitallisasi yang memakan anggaran sebesar Rp 160 Miliar tersebut membuahkan hasil, Kota Lama Semarang sudah menampilkan wajah yang berbeda.
"Saya yakin dengan kondisi saat ini akan lebih banyak pihak yang mau berkontribusi untuk mengembangkan Kota Lama. Maka ini momentum yang baik untuk mewujudkan Kota Lama menjadi destinasi wisata dunia," paparnya.
Akan tetapi, rencana revitalisasi Kota Lama rupanya belum berhenti. Ke depan, Hendi menyebut akan ada revitalisasi Kota Lama tahap kedua.
"Semoga dapat membantu realisasi target kunjungan 7,5 juta wisatawan ke Kota Semarang pada 2019," tutup Hendi.