KOMPAS.com - Kota Semarang tak lagi menjadi kota transit, tetapi sudah menjadi tujuan wisata. Hal ini terlihat dari lonjakan wisatawan yang datang ke Semarang.
Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), pada H+1 Lebaran Kota Semarang mencatat lonjakan pengunjung. Salah satunya terjadi di destinasi wisata Goa Kreo.
"Goa Kreo pada hari Lebaran hanya dikunjungi 989 orang. Sehari kemudian, jumlahnya membludak menjadi 3.105 pengunjung dan H+2 naik lagi menjadi 3,645 orang," ujar Kepala Disbudpar Kota Semarang, Indriyasari.
Hal itu, kata dia, berbanding lurus dengan peningkatan okupansi hotel di Kota Semarang. Pada tanggal 5 dan 6 Juni 2019 misalnya, tingkat okupansi hotel di kota ini mencapai 100 persen.
Peningkatan pengunjung juga terjadi di Taman Satwa Semarang. Direktur Taman Satwa Semarang, Samsul Bahri Siregar menyatakan, pada hari pertama Lebaran hanya 3.448 orang,
"Kemudian meningkat pada H+1 lebaran menjadi 12.457 sesuai prediksi Pak Wali," terangnya di Semarang, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Senin (10/6/2019).
Apa yang terjadi di Kota Semarang pada libur Lebaran kali ini bukanlah datang dengan serta merta. Ini karena Wali Kota Semarang Hendrar Prhadi berserta jajaranya telah bekerja keras untuk mengubah citra kota transit di semarang menjadi kota tujuan wisataawan.
"Kalau bicara pemudik pasti tujuan utamanya adalah kampung halamannya masing - masing. Maka strategi kami adalah bagaimana agar mulai H+1 lebaran para pemudik bisa bergeser liburan ke Semarang," papar wali kota yang akrab disapa Hendi ini.
Untuk itu, kata dia, pihaknya mengkonsentrasikan promosi wisata di wilayah sekitar Kota Semarang dan Jawa Tengah.
Bukan hanya itu, Hendi mengatakan, beberapa pelayanan juga tidak diliburkan. Tujuannya supaya pemudik di Semarang bisa tetap tinggal dan sekaligus mengurus keperluannya.
"Contohnya, pemudik bisa tetap mengurus administrasi kependudukan di Dinas Kependudukan Catatan Sipil Semarang," tegas Hendi.
Perlu diketahui, pada masa libur lebaran, Kementerian Pariwisata menyebutkan setidaknya ada pergerakan 30 juta wisatawan nusantara di seluruh Indonesia.
Dari angka tersebut kemudian diyakini mampu meningkatkan perputaran uang yang cukup tinggi di sejumlah daerah wisata.
Menurut Kementerian Perhubungan, dari wisatawan Jabodetabek saja diperkirakan akan membelanjakan uang tak kurang dari Rp 10 triliun rupiah selama mudik lebaran.
Momentum itulah kemudian yang coba diambil oleh Wali Kota Hendi untuk menggenjot roda ekonomi di kota yang dipimpinnya itu.