KOMPAS.com - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ( BAPPENAS) menetapkan Kota Semarang menjadi satu dari 10 kota dengan pembangunan daerah terbaik di Indonesia.
Hal itu dikatakan perawakilan Bappenas Agustin Arry Yanna saat berkunjung ke Kota Semarang, Senin (1/4/2019).
"Saat ini kami semua ada di Kota Semarang untuk memverifikasi serta kunjungan lapangan, yang mana ini merupakan tahapan penilaian ke-5. Kota Semarang sendiri telah berhasil masuk di 10 besar. saya ucapkan selamat,” ungkap Agustin seperti dalam keterangan tertulisnya.
Dirinya melanjutkan, masuknya Kota Semarang sebagai satu dari 10 Kota dengan pembangunan daerah terbaik di Indonesia itu, merupakan hasil dari penilaian tim Penilai Pembangunan Daerah (PPD) Bappenas.
Menurutnya, tim ini sudah secara detail mengamati proses perencanaan pembangunan hingga inovasi yang dilakukan dari setiap daerah.
Lebih lanjut, Agustin meyakinkan jika tim penilai berasal dari lintas sektoral yang sangat independen, sehingga kredibilitasnya bisa dipertanggungjawabkan.
Nantinya 10 kota yang sudah ditetapkan sebagai daerah dengan pembangunan terbaik di Indonesia, akan diurutkan secara peringkat hingga mendapatkan yang terbaik.
Kota Semarang sendiri dalam Penilaian Pembangunan Daerah tersebut bersaing dengan kota-kota lainnya di Indonesia, antara lain Kota Makassar, Kota Yogyakarta, dan Kota Denpasar.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi pun menyatakan bangga Kota Semarang masuk dalam 10 kota dengan pembangunan daerah terbaik di Indonesia.
Pasalnya, Wali Kota Semarang yang juga akrab disapa Hendi ini, mengakui jika Kota Semarang tak memiliki anggaran pembangunan daerah sebesar kota-kota besar lainnya di Indonesia.
"Saya meyakini keberhasilan ini merupakan buah dari konsep pembangunan Bergerak Bersama. Di konsep ini setiap elemen di Kota Semarang memiliki andil besar dalam pembangunan saat ini," pungkas Hendi.
Tak cuma konsep bergerak bersama, Hendi bercerita jika pembangunan di Kota Semarang juga berbasis sistem Smart City. Lewat sistem yang digagas Hendi dari tahun 2013 ini pelayanan dan proses pembangunan jadi lebih cepat, responsif, transparan dan bersih.
“Kami tidak punya anggaran untuk itu, maka kami gandeng sektor private dalam penyediaan jaringan internent yang merata, sebagai dasarnya,” paparnya.
Hendi juga menguraikan jika peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Semarang juga merupakan bukti jika konsep pembangunan Bergerak Bersama berjalan dengan baik.
Tercatat pada 2012, PAD Kota Semarang hanya sebesar Rp779 miliar. Bandingkan dengan tahun 2018 yang meningkat pesat menjadi Rp2,1 triliun.