KOMPAS.com - Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, bersama jajaran Forkopimda Kota Semarang, Wakil Wali Kota, Sekretaris Daerah, para pejabat Pemerintah Kota Semarang, tokoh agama, dan tokoh masyarakat berziarah ke makam Ki Ageng Pandanaran di Mugas, Rabu (4/4/2018) malam.
Hendrar menuturkan, Ki Ageng Pandanaran merupakan Bupati pertama Kota Semarang. Berdasarkan data sejarah, Ki Ageng Pandanaran mendirikan sebuah dusun kecil di daerah Pragota di kawasan Kota Semarang 471 tahun lalu.
“Beliau adalah seorang pemimpin yang mempunyai dedikasi luar biasa untuk membuat wilayahnya, khususnya Semarang, menjadi wilayah yang tumbuh berkembang sampai besar seperti sekarang ini," ujarnya.
Berangkat dari kejayaan kepemimpinan Ki Ageng Pandanaran itulah, Hendrar berkeyakinan Kota Semarang akan menjadi daerah yang besar. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawan. Seperti halnya Kota Semarang, kalau kita ingin membuat menjadi hebat maka tidak boleh melupakan jasa para pendahulu," katanya.
(Baca: Pasar Semarangan, Destinasi Wisata Baru di Kota Semarang)
Ia berencana merenovasi kompleks pemakaman Ki Ageng Pandanaran agar menarik wisatawan dari luar kota. Dengan demikian, masyarakat yang menjalani wisata religi merasa nyaman.
“Kami melalui Dinas Perumahan dan Permukiman berencana menjadikan tempat makam ini sebagai tempat wisata yang nyaman untuk dikunjungi. Nantinya akan ada tempat parkir, kemudian makam dibuat lebih luas dan diberi penerangan," ujarnya.
Perayaan HUT Kota Semarang
Hendrar juga menjelaskan, rangkaian ulang tahun Kota Semarang masih tetap berlanjut. Salah satunya, Semarang Great Sale 2018 yang akan dibuka 8 Mei mendatang. Festival belanja itu berlangsung selama sebulan penuh.
Kegiatan akbar lainnya adalah Semarang Night Carnival yang digelar pada 5 Mei. Seniman dari 5 negara akan mempertunjukkan atraksi terbaiknya pada gelaran itu.
Ia pun mengimbau para camat dan lurah mengajak warganya untuk memeriahkan hari jadi Kota Semarang dengan berbagai acara di lingkungan masing-masing.
"Silakan pasang penjor-penjor tetapi jangan di Jalan-jalan Protokol, umbul-umbul di pasang, lomba-lomba kemudian diaktifkan. Kita buat Kota Semarang hidup dengan cara warganya nyengkuyung di dalam kesatuan wadah 4P. Insya Allah dengan 4P ini Kota Semarang menjadi lebih baik dan mandiri,” katanya.