KOMPAS.com- Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) Nana Sudjana melaporkan bahwa stok bahan pangan di Jateng masih aman.
"Stok beras di Jateng masih aman," kata Nana dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (11/9/2023).
Hal itu dikatakannya dalam acara Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Jateng, Senin. Pada rapat kali ini, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian hadir secara dalam jaringan (daring).
Meski stok beras masih stabil, Nana meminta Satuan Tugas (Satgas) Pangan Jateng untuk terus mengelola harga dan menjaga ketersediaan stok di lapangan guna menjaga stabilitas inflasi. Sebab, kenaikan harga beras di Jateng masih bisa dikendalikan lewat operasi pasar.
Baca juga: Tekan Inflasi, Harga Beras Harus Dikendalikan
"Perkembangan kebutuhan pokok masih relatif normal, kecuali beras dan bawang putih. Tapi kenaikan itu masih bisa kita kendalikan," tutur Nana.
Sebagai informasi, pada September 2023, inflasi jateng berada di angka 3,29 persen atau masuk kategori stabil. Jateng menempati posisi ketiga setelah Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta dan Banten.
Oleh karena itu, Nana mengimbau jajarannya untuk mempertahankan strategi agar target inflasi bisa berada di angka 3,0 persen atau minus 1 persen dari angka yang ada sekarang.
Lebih lanjut, Nana mengarahkan Satgas Pangan Jateng untuk rutin mengecek harga di lapangan, melakukan operasi pasar, serta meningkatkan kerja sama antardaerah dan instansi.
Baca juga: Segera Tekan Kenaikan Harga Beras agar Tak Terjadi Inflasi Tinggi
"Saya minta Pemprov Jateng, Kepolisian Daerah (Polda), dan Kejaksaan Tinggi melakukan pengecekan stabilitas harga pangan di lapangan (guna) mengantisipasi pedagang yang melakukan kecurangan dengan melanggar peraturan," pungkas Nana.
Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Ketahanan Pangan Provinsi Jateng Dya Lukisari mengatakan, kenaikan harga beras merupakan akumulasi dari berbagai kondisi.
Dya menjelaskan, kondisi pertanian yang menurun akan diperkuat dengan bantuan pangan sinergi Badan Urusan Logistik (Bulog).
"Selain itu, diperlukan regulasi untuk pembelian gerabah dari petani sesuai dengan kebutuhan," kata Dya.
Perlu diketahui, kenaikan harga beras di Jateng mayoritas terjadi di wilayah-wilayah kering, seperti Demak, Blora, dan Grobogan. Ketiga daerah ini memiliki produksi beras yang sedikit sehingga harga pasarnya menjadi tinggi.