Ikuti Saran Ganjar Pakai Pupuk Organik, Produktivitas Petani Bawang di Brebes Meningkat 30 Persen

Kompas.com - 21/06/2023, 21:15 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

Imbauan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kepada petani bawang di Brebes agar memakai pupuk organik membuahkan hasil. Produktivitas petani kini meningkat 30 persen.DOK. Humas Pemprov Jateng Imbauan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kepada petani bawang di Brebes agar memakai pupuk organik membuahkan hasil. Produktivitas petani kini meningkat 30 persen.

KOMPAS.com – Penyuluh Pertanian di Kecamatan Brebes Hery Priyono mengatakan, imbauan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo agar petani perlahan beralih ke pertanian organik disambut antusias.

Hasilnya, dalam kurun waktu setahun belakangan petani mulai merasakan perubahan pada kondisi tanah.

"Selama setahun ini, mereka menyadari bahwa dari dua sampai tiga kali panen. Mereka merasakan respon tanah bereaksi dan pulih,” ungkapnya dalam siaran pers, Rabu (21/6/2023).

Setelah mendapatkan perlakuan semi organik dengan pupuk dan pestisida alami serta mengurangi penggunaan produk kimia, tanah garapan petani di Brebes kini menjadi lebih sehat.

“Kalau dulu, dipupuk tak ada reaksi, dosis (pupuk kimia) ditambah lagi. Namun, karena dulu tanah tak sehat, ya respons tanah rendah," urainya.

Baca juga: Di Bawah Kepemimpinan Ganjar, Jateng Berhasil Hattrick sebagai Provinsi dengan Pembangunan Terbaik

Selain mengembalikan kesuburan tanah, penggunaan pupuk organik membuat hasil panen para petani bawang di Brebes meningkat.

Petani bawang yang telah menggunakan pupuk organik kini semakin untung karena lahan mereka bertambah subur sehingga produktivitas meningkat 30 persen.

"Produksi tadi pagi, kami habis panen di Desa Wangen Dalem perbatasan dengan Desa Krasak, ini bisa menghasilkan 13,6 ton bawang merah. Sementara yang biasa (kimia tanpa organik), ini berkisar 9-11 ton," ungkapnya.

Hery mengataan, menindaklanjuti imbauan Ganjar agar petani menggunakan pupuk organik, pihaknya secara swadaya mengadakan sekolah lapang yang diikuti delapan kelompok tani dari delapan desa.

Dia menyebutkan, kedatangan Ganjar di Brebes beberapa waktu lalu dalam rangka pemulihan penyehatan lahan karena di beberapa media tanam di Brebes 50 persen rusak akibat pestisida berlebihan.

Baca juga: Buntut Perdagangan Orang di Jateng, Disnakertras Peringatkan Kades Wajib Lapor Warga TKI

“Maka dari itu, kami dengan beberapa kelompok membentuk satu sekolah lapang. Kami lalu belajar bioremediasi atau penyehatan lahan garapan," tuturnya.

Untuk diketahui, pada panen raya bawang November 2022, sejumlah petani mengeluhkan langkanya persediaan pupuk subsidi kimia dan produktivitas bawang yang menurun.

Ganjar kemudian menyarankan agar petani bawang di Brebes beralih ke pupuk organik guna mengembalikan kesuburan tanah.

“Pupuk itu subsidinya kurang, makanya kami ajak mereka untuk pindah ke organik dan petani setuju. Cuma memang harus pelan-pelan,” ujar Ganjar saat itu.

“Jadi, kalau sudah masuk masa tanam, masa pemupukan, dan kita perlu untuk segera mengambil tindakan cepat, telepon. Nanti kami turunkan tim,” imbuhnya.

Perahan lepas dari pupuk kimia

Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Unggul Makmur di Desa Krasak, Wiyono mengatakan, selama ini petani bawang di Brebes memang lebih banyak menggunakan pupuk kimia.

Baca juga: 4 Jenis Pupuk Organik Padat yang Bisa Dibuat di Rumah

Namun, seiring sosialisasi yang dilakukan dan bantuan yang diberikan, petani kini mulai nyaman menggunakan pupuk organik.

Dia menyebutkan, penggunaan pupuk organik belum 100 persen. Namun, pupuk organik masih bisa dikombinasikan dengan pupuk kimia, terutama jika terjadi serangan hama.

Wiyono mengakui, penggunaan pupuk organik dan kimia kini dilakukan secara lebih presisi. Artinya, pupuk kimia hanya digunakan jika ada serangan hama yang parah. Keduanya masih dikombinasikan agar memperoleh hasil maksimal.

Hasilnya, pada penerapan pupuk organik dan kimia yang presisi lebih menghemat biaya produksi. Dia mencontohkan, dengan luasan tanah garapan sekitar 1.800 meter persegi, ada peningkatan 30 persen.

"Kalau saya dulu pakai kimia ful itu per musim tanam biayanya sekitar Rp 10 juta. Nah kalau (dipadukan) pakai pupuk organik sekitar Rp 7 jutaan,” ungkapnya.

Kini, bawang yang dihasilkan cenderung lebih besar. Sebelumnya panen dapat meraih dulu 1,5 ton beras, sekarang bisa mendapat 1,8 ton sampai 2 ton beras.

Baca juga: Cara Membuat Pupuk Organik Cair untuk Merangsang Bunga dan Buah

Wiyono menyebutkan, kini anggota kelompoknya mulai nyaman menggunakan pupuk organik. Hal ini terlihat dari kesadaran petani yang rela merogoh kocek untuk membeli pupuk organik swadaya.

Bahkan, dia juga membuat sendiri ramuan pupuk organik yang bahannya bisa didapat dari lingkungan sekitar, seperti telur, akar daun putri malu, bekatul, dan minuman yang mengandung bakteri L Casei Shirota Strain.

Wiyono berharap, sosialisasi yang dilakukan pemerintah terkait pemuliaan tanah menggunakan bahan organik dilakukan lebih gencar.

Sebab, di lapangan banyak produsen pupuk atau pestisida kimia yang gencar turun hingga level pedesaan secara masif.

Upaya dari petani di Desa Krasak dan sekitarnya pun didukung Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng.

Baca juga: Pemprov Jateng Gelontorkan Rp 1,154 Triliun untuk Tangani 3,86 Juta Penduduk Miskin Jateng

Hal ini diwujudkan dengan pemberian bantuan berupa cultivator dan pompa air agar petani tidak terkendala musim.

Terkini Lainnya
Pemprov Jateng Kucurkan Rp 98,9 Miliar untuk Bonus Atlet Peparnas 2024
Pemprov Jateng Kucurkan Rp 98,9 Miliar untuk Bonus Atlet Peparnas 2024
Jateng Gayeng
Hari Sumpah Pemuda, Pj Gubernur Jateng Ajak Pemuda Kembangkan Potensi Melalui “Klik Yanda”
Hari Sumpah Pemuda, Pj Gubernur Jateng Ajak Pemuda Kembangkan Potensi Melalui “Klik Yanda”
Jateng Gayeng
Pemprov Jateng Salurkan Bantuan Insentif Rp 104,7 Miliar untuk Pengajar Keagamaan
Pemprov Jateng Salurkan Bantuan Insentif Rp 104,7 Miliar untuk Pengajar Keagamaan
Jateng Gayeng
Jadi Juara Umum Peparnas 2024, Kontingen Jawa Tengah Dapat Bonus Setara Atlet PON
Jadi Juara Umum Peparnas 2024, Kontingen Jawa Tengah Dapat Bonus Setara Atlet PON
Jateng Gayeng
Terima Subroto Award 2024, Pemprov Jateng Jadi Provinsi Pengelola Air Tanah Terbaik
Terima Subroto Award 2024, Pemprov Jateng Jadi Provinsi Pengelola Air Tanah Terbaik
Jateng Gayeng
Lewat Inovasi Pelayanan Publik, Pemprov Jateng Raih 2 Penghargaan dari Kemenpan-RB
Lewat Inovasi Pelayanan Publik, Pemprov Jateng Raih 2 Penghargaan dari Kemenpan-RB
Jateng Gayeng
Atlet-atlet Jateng Peraih Medali PON XXI Dapat Uang Pembinaan Senilai Rp 60,6 Miliar
Atlet-atlet Jateng Peraih Medali PON XXI Dapat Uang Pembinaan Senilai Rp 60,6 Miliar
Jateng Gayeng
Pemprov Jateng Bantu Rumah Gratis untuk 98 KK Terdampak Rob di Pekalongan
Pemprov Jateng Bantu Rumah Gratis untuk 98 KK Terdampak Rob di Pekalongan
Jateng Gayeng
Pj Gubernur Jateng Lepas Kirab Obor Peparnas di Api Abadi Mrapen
Pj Gubernur Jateng Lepas Kirab Obor Peparnas di Api Abadi Mrapen
Jateng Gayeng
Dikabarkan Tak Salami Andika Perkasa Saat Deklarasi Damai, Pj Nana Beri Klarifikasi
Dikabarkan Tak Salami Andika Perkasa Saat Deklarasi Damai, Pj Nana Beri Klarifikasi
Jateng Gayeng
Kontingen PON Jateng Sukses Gondol 260 Medali, Pj Gubernur Nana: Mereka Patriot Olahraga
Kontingen PON Jateng Sukses Gondol 260 Medali, Pj Gubernur Nana: Mereka Patriot Olahraga
Jateng Gayeng
Berhasil Turunkan Stunting, Pemprov Jateng Terima Insentif Fiskal Rp 6,45 Miliar dari Wapres Ma’ruf
Berhasil Turunkan Stunting, Pemprov Jateng Terima Insentif Fiskal Rp 6,45 Miliar dari Wapres Ma’ruf
Jateng Gayeng
Targetkan Minimal 50 Emas, Jateng Bidik 3 Besar pada PON 2024
Targetkan Minimal 50 Emas, Jateng Bidik 3 Besar pada PON 2024
Jateng Gayeng
Pj Gubernur Nana Tegaskan Stakeholder Siap Kawal Pilkada 2024 di Jateng 
Pj Gubernur Nana Tegaskan Stakeholder Siap Kawal Pilkada 2024 di Jateng 
Jateng Gayeng
Peringati HUT Ke-79 RI, Pj Gubernur Nana Paparkan Capaian Pembangunan Pemprov Jateng
Peringati HUT Ke-79 RI, Pj Gubernur Nana Paparkan Capaian Pembangunan Pemprov Jateng
Jateng Gayeng
Bagikan artikel ini melalui
Oke