KOMPAS.com – Program "Tuku Lemah Oleh Omah" atau "Beli Rumah Dapat Rumah" yang dicetuskan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mendapatkan sambutan baik dari masyarakat.
Pasalnya, program tersebut membantu masyarakat mewujudkan impian memiliki rumah tanpa down payment (DP) dan angsuran dengan rumah sistem susun panel pasang baut.
Program "Tuku Lemah Oleh Omah" diperuntukkan kepada perorangan dan komunitas yang sudah berkeluarga, belum punya rumah, serta terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Lili Holiyah, warga Desa Tambi, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang adalah salah satu orang yang mengaku terbantu berkat program “Tuku Lemah Oleh Omah”.
Lili mengatakan, dia sudah bermimpi memiliki rumah sejak menikah pada 2015. Apalagi, kini anggota keluarganya sudah bertambah berkat buah hatinya.
"Awal saya nikah pada 2015 masih tinggal bersama orangtua. Ingin punya rumah sendiri karena sudah punya anak. Tapi saya hanya bekerja bikin wig (rambut palsu), dan suami merantau di Jakarta," paparnya.
Baca juga: Ditanya soal Unggahan Foto Rambut Hitam di Instagram, Begini Tanggapan Ganjar
Lili pun bersyukur dengan adanya program “Tuku Lemah Oleh Omah”, keluarganya memiliki tempat bernaung sendiri.
"Kalau tidak dapat bantuan, tidak tahu kapan akan punya rumah," imbuhnya.
Selain Lili, penerima bantuan dari Desa Tambi lainnya adalah Makmur. Dia mengaku program pembangunan rumah tersebut sesuai harapan.
Makmur mengatakan, dengan tanah yang dia punyai, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng memberikan bantuan membangun rumah Rp 35 juta dan Rp 1,8 juta padat karya.
"Alhamdulillah pembangunan berjalan lancar sesuai harapan. Alhamdulillah saya mendapatkan bantuan rumah tanpa DP sepeserpun yang penting punya tanah. Alhamdulillah bisa terselenggara rumah ini tanpa DP dan tanpa angsuran, yang penting modal tanah dan rumah jadi," katanya.
Makmur mengatakan, rumahnya saat ini ditinggali istri dan anaknya dan dimanfaatkan untuk keperluan organisasi.
Baca juga: Ganjar Umumkan UMP Jateng 2023 Naik 8,01 Persen, Jadi Rp 1.958.169,69
"Iya, tiap sebulan dua kali dibuat kumpul atau rapat karena aktif di Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Banser. Ada 30 orang yang biasa ikut kegiatan di sini," papar pria yang berprofesi mengajar di TPQ dan madrasah itu.
Selain Lili Holiyah dan makmur, terdapat 17 penerima bantuan program “Tuku Lemah Oleh Omah” di Desa Tambi. Masing-masing rumah dapat didesain sesuai dengan kemampuan swadaya masyarakat.
Bukan hanya di Pemalang, bantuan yang bergulir sejak 2020 itu juga menyasar ke warga kurang mampu di Kabupaten Wonosobo, khususnya Desa Bejiarum, Kecamatan Kertek.
Sunardi, penerima bantuan asal Desa Bejiarum, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo mengatakan, bantuan rumah tersebut sangat bermanfaat bagi keluarganya.
Menurutnya, selain program tersebut lebih nyaman dilaksanakan, penerima tidak perlu membayar apa pun karena hanya membutuhkan modal belaka.
Baca juga: Sepekan Lebih Awal, Ganjar dan DPRD Jateng Teken RAPBD 2023 Sebesar Rp 25,73 Triliun
"Ini tidak ditarik biaya sepeserpun. Tanpa DP tanpa angsur, sekarang punya rumah sendiri," ungkapnya dalam siaran pers, Senin (28/11/2022).
Sunardi menyebutkan, hidupnya yang mandiri bersama istri dan kedua anaknya kini lebih nyaman dibanding saat masih menumpang di rumah orangtuanya.
"Kalau ada apa-apa bisa diselesaikan bersama istri. Anak-anak juga nyaman bisa belajar, yang satu SMP dan satu SD. Jadi, rasanya senang sekali," jelasnya.
Sunardi tidak menyangka jika saat ini bisa tinggal di rumah milik sendiri. Sebab, ia sendiri tidak yakin akan mampu membangun rumah hanya dengan bekerja serabutan.
"Saya kerja serabutan, pendapatan tidak menentu. Kalau tidak dapat bantuan, mungkin sampai sekarang belum punya rumah," katanya.
Untuk diketahui, data dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Dinas PKP) Provinsi Jateng menyebutkan, program bantuan "Tuku Lemah Oleh Omah" dilaksanakan sejak 2020.
Baca juga: Begini Kata Wagub Jateng dan Ulama Perempuan soal Praktik Sunat bagi Perempuan
Terdapat 200 unit yang dibangun pada 2020, 186 unit pada 2021, dan 253 unit pada pada 2022. Pemprov Jateng telah menganggarkan untuk membangun 615 unit 2023.