KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah ( Jateng) Ganjar Pranowo mengatakan, bantuan oksigen dari Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dr Soeharso-990 akan diprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan rumah sakit (rs) di Semarang Raya.
"Kami prioritaskan kebutuhan oksigen untuk rs di Semarang Raya karena lebih dekat dari lokasi KRI Dr Soeharso-990," kata Ganjar.
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menengok sekaligus melihat proses KRI Dr Soeharso-990 memproduksi oksigen hingga pengisian tabung di pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Rabu (28/7/2021).
Menurutnya, apabila pasokan oksigen di Semarang Raya telah terpenuhi, maka persediaan dari tempat lain dapat menyuplai sejumlah daerah yang membutuhkan.
"Dengan begitu, oksigen dari sumber lain bisa digunakan untuk pemenuhan berbagai daerah di Jateng," ujar Ganjar, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (29/7/2021)
Baca juga: Bantu Pasokan Oksigen Jateng, KRI Dr Soeharso Bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas
Untuk diketahui, KRI Dr Soeharso-990 merupakan kapal perang rs terbesar di Indonesia yang memiliki oksigen generator.
Kapal tersebut diklaim mampu memproduksi oksigen secara mandiri dengan kapasitas sekitar 150.000 liter per hari atau setara dengan 20-25 tabung kapasitas 6.000 liter.
Keberadaan KRI Dr Soeharso-990 sendiri disambut Gubernur Ganjar dengan penuh antusias. Sebab, kapal ini akan terus standby sampai kebutuhan oksigen di Jateng terpenuhi.
"Saya ucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan berupa kapal perang rs guna mem-backup oksigen di Jateng. Kapal ini memiliki oksigen generator yang biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan kapal," katanya.
Baca juga: Kapal Perang Inggris Memasuki Laut China Selatan, Media China Singgung Soal Kolonialisme
Namun, sebut Ganjar, karena KRI sekarang tidak menjalankan tugas maka fungsinya dialihkan untuk sosial dan kemasyarakatan.
Ia mengaku, pihaknya sangat membutuhkan kapal tersebut, khususnya dalam kondisi darurat.
Pasalnya, kebutuhan oksigen Jateng akhir-akhir ini masih sangat langka, bahkan sampai minus 30 persen.
“Kami memang masih butuh oksigen. Maka dari itu, kami mencari cara lain termasuk substitusinya, seperti menggunakan oksigen concentrator hingga membuat oksigen generator," jelasnya, saat didampingi Wali Kota Semarang Hendrar Pribadi dan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng.
Tidak hanya itu, Ganjar mengungkapkan, pihaknya juga telah mencari suplai oksigen dari daerah lain.
Baca juga: Suplai Oksigen Terputus, RS Rujukan Covid-19 di Sumbar Menjerit
Beruntung, Jateng mendapat bantuan oksigen dari beberapa wilayah di Indonesia, di antaranya Palembang, Kendari, dan Jawa Timur (Jatim).
"Kami coba mencari dari Kalimantan dan Sulawesi. Dari Sulawesi kami mendapat bantuan, tetapi ISO-tank (kontainer berbentuk tangki) tidak ada. Untuk mengatasi hal itu, kami telah membeli ISO-tank. Semoga dalam minggu ini bisa datang," ucap Ganjar.
Pada kesempatan yang sama, Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Semarang Kolonel Laut (P) Nazarudin mengatakan, keberadaan KRI Dr Soeharso-990 bertujuan untuk membantu masyarakat, terutama memenuhi kebutuhan oksigen bagi rs.
Baca juga: Menkes: Kebutuhan Oksigen 2.500 Ton Per Hari, Kapasitas Produksi Hanya 1.700 Ton
"KRI Dr Soeharso-990 merupakan kapal perang rs yang diperintahkan bersanggar di Semarang hari ini, Rabu (28/7/2021). Kapal ini akan standby sampai terpenuhinya kebutuhan oksigen di Jateng," jelasnya.
Kapal tersebut, lanjut Nazarudin, akan bersandar di pelabuhan Tanjung Emas, Semarang dengan batas waktu yang tidak ditentukan.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Indonesia memiliki dua kapal perang rumah sakit yang dapat memproduksi oksigen.
Pertama, KRI Dr Soeharso-990 untuk kebutuhan pasokan oksigen di Semarang saat ini. Kedua, KRI Semarang yang bersanggar di Surabaya guna membantu pemenuhan oksigen di Jatim dan sekitarnya.
Baca juga: Bantu Penanganan Covid-19 di Jatim, KRI dr Soeharso Jadi Depo Isi Ulang Oksigen Gratis
Untuk mempermudah pelayanan, Nazarudin menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinkes agar kebutuhan pengisian oksigen di rs dapat berjalan baik.
“Sebab, kemampuan pengisian kami hanya 20-25 tabung per hari, sehingga memang butuh waktu. Hari ini sudah mulai ada pengisian tabung untuk rs," ucapnya.