Dukung Bulog Serap Gabah Petani, Ganjar Usulkan Pemerintah Bentuk Kebijakan Baru

Kompas.com - 30/03/2021, 09:45 WIB
Dwinh,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah ( Jateng) Ganjar Pranowo mengusulkan agar pemerintah pusat membentuk kebijakan baru guna mendukung badan urusan logistik ( Bulog) dalam menyerap gabah petani.

“Bulog dapat diberikan tugas yang lebih banyak seperti dulu. Salah satunya program beras miskin (raskin),” ujarnya, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Selasa (30/3/2021).

Menurut orang nomor satu di Jateng ini, fungsi Bulog agak pincang. Sebab, di satu sisi mereka diminta menyerap gabah dari petani, tetapi keluarnya tidak seberapa dan hanya cukup untuk stok.

Ganjar menjelaskan, apabila sistem tersebut tidak diubah, maka dipastikan serapan Bulog tidak memberikan hasil yang bagus.

Baca juga: Bulog Targetkan Punya Stok Beras 1,4 Juta Ton Hingga Mei 2021

“Dampaknya, harga petani pasti rendah karena menggunakan mekanisme pasar dan diadu dengan pasar," ucapnya, saat meninjau gudang Bulog Banaran, Delanggu, Klaten, Senin (29/3/2021).

Dalam kunjungan tersebut, Ganjar menemukan masalah, yaitu mekanisme penyerapan Bulog belum mendukung. Rendahnya penyerapan karena fungsi Bulog tidak optimal.

"Bulog menyerap terus, namun tidak dikeluarkan. Paling keluar rutin dari Bulog hanya bencana atau operasi pasar (OP). Jadi mohon maaf, kalau tidak ada bencana atau harga stabil, dan tidak ada operasi pasar, ya ndongkrok (tidak dikeluarkan)," tegasnya.

Oleh karenanya, lanjut dia, dibutuhkan terobosan baru berupa kebijakan dari pemerintah pusat terkait hal ini. Kementerian Pertanian (Kementan) atau Kementerian Perdagangan (Kemendag) diharapkan membuat terobosan baru.

Baca juga: Kementan Ingin Kerja Sama dengan Pertani Dikembangkan, Tak Hanya Serap Gabah

Ganjar mengaku terpikirkan cara lain bila pemerintah pusat enggan melakukan kebijakan. Bersama pihaknya, ia akan mengambil tindakan lebih lanjut.

"Sepertinya, kami harus punya gudang sendiri. Mungkin kami akan melakukan fungsi public service obligation (PSO) dan mengambil stok agar petani bisa terbantu. Kalau tidak ada saluran keluarnya, ngendon-nya (persediaan) akan lebih banyak," imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ganjar juga melakukan pengecekan guna mengetahui serapan gabah petani saat musim panen tiba.

Didampingi Wakil Bupati (Wabup) Klaten Yoga Hardaya dan Pemimpin Wilayah Bulog Jateng Miftahul Ulum, Ganjar melihat stok beras yang ada di gudang Banaran. Terlihat ribuan sak beras tertata dengan rapi di gudang itu.

Baca juga: Stok Beras Bulog Capai 923.000 Ton, Buwas Pede Tak Perlu Impor

Perlu diketahui, Bulog Jateng hanya dijatah menyerap gabah petani sebanyak 204.000 ton.

Mengetahui hasil tersebut, Ganjar mengatakan serapan Bulog itu masih terlalu kecil. Padahal, Jateng sedang memasuki peeks musim panen raya.

Gubernur berambut putih ini menjelaskan, berdasarkan laporan Dinas Pertanian dan Perkebunan, Jateng sudah surplus 1,6 juta ton sejak Januari - Mei 2021.

"Saya ke sini untuk melihat proses serapan, karena April 2021 kami sedang peeks-nya panen raya. Teman-teman di Bulog sudah mulai serap. Akan tetapi, kalau berbicara produksi untuk hari ini sangat melimpah," kata Ganjar.

Baca juga: Ada 106.000 Ton Beras Bulog Turun Mutu, Mau Diapakan?

Maka dari itu, sambung dia, penting memastikan gabah petani dibeli dengan tarif di atas harga pembelian pemerintah (HPP) atau minimal sama dengan HPP.

Pada kesempatan yang sama, Pemimpin Bulog Jateng Miftahul Ulum mengatakan, Bulog Jateng dijatah menyerap gabah petani sebanyak 204.000 ton pada 2021.

"Kami optimis itu tercapai, minimal di atas 75 persen dari target," katanya.

Meski demikian, lanjur Miftahul, terdapat kendala Bulog dalam penyerapan gabah petani. Menurutnya, kualitas gabah petani tidak terlalu bagus.

Baca juga: Dedi Mulyadi Minta Pemerintah Segera Turunkan Dana untuk Serap Gabah Petani

"Kendalanya saat musim hujan kemarin. Jadi banyak gabah yang dipanen lebih awal, karena rusak. Dalam arti terkena banjir padi roboh jadi segera dipanen," ucapnya.

 

Terkini Lainnya
Tanah Longsor di Banjarnegara, Gubernur Jateng Pastikan 886 Warga Aman di Hunian Sementara

Tanah Longsor di Banjarnegara, Gubernur Jateng Pastikan 886 Warga Aman di Hunian Sementara

Jateng Gayeng
Borobudur Marathon Naik Kelas, Jawa Tengah Bidik Ikon Marathon Dunia

Borobudur Marathon Naik Kelas, Jawa Tengah Bidik Ikon Marathon Dunia

Jateng Gayeng
Borobudur Marathon 2025 Diikuti 11.500 Peserta, Perputaran Ekonomi Diprediksi Meningkat

Borobudur Marathon 2025 Diikuti 11.500 Peserta, Perputaran Ekonomi Diprediksi Meningkat

Jateng Gayeng
Intervensi Spesifik Stunting Terbaik, Pemprov Jateng Terima Penghargaan dari Kemenkes

Intervensi Spesifik Stunting Terbaik, Pemprov Jateng Terima Penghargaan dari Kemenkes

Jateng Gayeng
Wamenkes Puji Program Speling Pemprov Jateng, Usulkan ke Presiden Jadi Program Nasional

Wamenkes Puji Program Speling Pemprov Jateng, Usulkan ke Presiden Jadi Program Nasional

Jateng Gayeng
Sebanyak 34 Investor Siap Investasi Rp 5 Triliun di Jateng, Gubernur Luthfi: Beberapa Sudah MoU

Sebanyak 34 Investor Siap Investasi Rp 5 Triliun di Jateng, Gubernur Luthfi: Beberapa Sudah MoU

Jateng Gayeng
Banjir Semarang Mulai Mengering, BNPB dan Pemprov Jateng Pastikan Upaya Penanganan Terus Berlanjut Hingga Tuntas

Banjir Semarang Mulai Mengering, BNPB dan Pemprov Jateng Pastikan Upaya Penanganan Terus Berlanjut Hingga Tuntas

Jateng Gayeng
Ekonomi Kreatif di Jawa Tengah Tumbuh Pesat

Ekonomi Kreatif di Jawa Tengah Tumbuh Pesat

Jateng Gayeng
Resmikan Pabrik PT Formosa di Jepara, Gubernur Jateng Dorong Penyerapan Tenaga Kerja Lokal

Resmikan Pabrik PT Formosa di Jepara, Gubernur Jateng Dorong Penyerapan Tenaga Kerja Lokal

Jateng Gayeng
Hujan Deras Akibatkan Banjir, BPBD Jateng Optimalkan Pompa hingga Salurkan Bantuan di Sejumlah Daerah

Hujan Deras Akibatkan Banjir, BPBD Jateng Optimalkan Pompa hingga Salurkan Bantuan di Sejumlah Daerah

Jateng Gayeng
Hari Santri Nasional, Ahmad Luthfi Gulirkan Program Beasiswa Santri dan Pengasuh Pesantren 2026

Hari Santri Nasional, Ahmad Luthfi Gulirkan Program Beasiswa Santri dan Pengasuh Pesantren 2026

Jateng Gayeng
Ahmad Luthfi Raih Penghargaan Pemimpin Percepatan Ekonomi Daerah 2025 di Radar Kudus Award

Ahmad Luthfi Raih Penghargaan Pemimpin Percepatan Ekonomi Daerah 2025 di Radar Kudus Award

Jateng Gayeng
1,9 Juta Mangrove “Pagari” Laut Jateng, Resmi Catatkan Rekor Muri 

1,9 Juta Mangrove “Pagari” Laut Jateng, Resmi Catatkan Rekor Muri 

Jateng Gayeng
Entaskan Kemiskinan, Pemprov Jateng Salurkan Bantuan 1.000 Sambungan Listrik Gratis pada 2025

Entaskan Kemiskinan, Pemprov Jateng Salurkan Bantuan 1.000 Sambungan Listrik Gratis pada 2025

Jateng Gayeng
Pastikan MBG Aman, Pemprov Jateng Akselerasi Penerbitan SLHS

Pastikan MBG Aman, Pemprov Jateng Akselerasi Penerbitan SLHS

Jateng Gayeng
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com