KOMPAS.com – Beberapa waktu silam, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) merilis sekolah virtual guna menanggulangi anak putus sekolah.
Terobosan ini pada dasarnya menyediakan peserta didik setingkat SMA yang telah putus sekolah dan memilih bekerja dapat kembali mengikuti proses pendidikan tanpa keluar dari pekerjaan yang dijalani.
Salah seorang peserta didik kelas virtual SMAN 1, Kemusu Jhofan Fauzan Afandi mengatakan, dia senang bisa kembali meneruskan sekolah.
Setelah lulus SMP, Jhofan memilih bekerja jualan bakso di daerah Solo karena tidak punya biaya melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA.
"Tidak ada biaya, akhirnya jualan bakso di Solo. Tapi sekarang saya bisa sekolah lagi berkat Pak Gubernur Ganjar yang bikin sekolah virtual," katanya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (20/10/2020).
Baca juga: Jawa Tengah Rintis Sekolah Virtual untuk Perluas Akses Pendidikan Anak Kurang Mampu
Meski sekolah lagi, Jhofan masih bisa bekerja menjual baksonya. Bahkan, dia tetap semangat dan bercita-cita menjadi dosen.
"Sekolah sambil jualan bakso. Kalau cita-cita, saya ingin menjadi dosen," tandasnya.
Sementara itu, seorang guru pengampu kelas virtual SMAN 1 Kemusu, Boyolali, Warto menuturkan, pembelajaran di kelas virtual dilakukan secara daring dengan sistem yang telah disediakan.
Dengan sistem online yang disediakan itu, lanjutnya, guru dapat mengirim materi pembelajaran baik video, teks, maupun power point kepada peserta didik.
“Nanti peserta didik bisa membukanya kapan waktu, dalam sehari itu," ungkapnya, Selasa (20/10/2020).
Baca juga: Pakar Pendidikan Puji Program Sekolah Virtual Ganjar Pranowo
Warto menambahkan, peserta didik kelas virtual memang dari latar belakang anak yang putus sekolah atau tidak bisa melanjutkan sekolah karena persoalan ekonomi.
Dengan begitu, mereka mayoritas sudah bekerja. Bahkan sebagian lagi berada di luar kota.
"Jadi, mereka itu dibekali ponsel dan tata cara menggunakannya untuk pembelajaran daring. Kelas ini tidak mengganggu kerja mereka, karena pelajaran bisa dibuka kapan saja lewat sistem itu," lanjutnya.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Kelas Virtual SMAN 1 Kemusu, Boyolali, Marsiyono menuturkan, kurikulum yang diterapkan pada kelas virtual disesuaikan dengan kondisi siswa.
Sistem tersebut, yakni melalui sistem daring dengan learning management system (LMS). Di dalam sistem tersebut, pihaknya membentuk kelas dengan Microsoft Team.
Baca juga: Tingkatkan Efektivitas Belajar dari Rumah, Kelas Pintar Sajikan Sekolah Virtual
"Di situ peserta didik melalui akun Jateng Pintar akan terdaftar di kelas virtual," paparnya, Selasa (20/10/2020).
Lebih lanjut, Marsiyono mengatakan, pembentukan Satgas Kelas Virtual di sekolahnya berfungsi mempersiapkan sumber daya pendidik, sarana dan prasarana, hingga perekrutan peserta didik.
Saat ini, terdapat sekitar 16 guru yang disiapkan sesuai jumlah mata pelajaran yang dibutuhkan. Mereka juga sudah dibekali cara menggunakan sistem daring tersebut.
“Sarana dan prasarana juga sudah kami siapkan dan siswa sudah diberi handphone," papar Marsiyono.
Baca juga: Kasus Covid-19 Dinilai Terkendali, 3 Sekolah di Banyumas Uji Coba Belajar Tatap Muka