KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menyatakan, dirinya akan terus mengevaluasi sistem pembelajaran tatap muka. Maka dari itu, ia meminta pihak sekolah disiplin dan ketat melaksanakan protokol kesehatan.
“Kalau perlu ada polisi sekolah. Kepala sekolah, guru, atau ketua kelas bisa patroli mengingatkan jika ada yang melanggar,” kata Ganjar, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Hal tersebut dikatakan Ganjar, saat mengunjungi SMK Negeri 1 Temanggung dan SMA Negeri 1 Parakan Temanggung, yang merupakan role model pembelajaran tatap muka di Kabupaten Temanggung, Kamis (10/9/2020).
Pada kesempatan tersebut, Ganjar masuk ke ruang kelas dan praktik guna melihat proses belajar-mengajar yang sedang berlangsung.
Ia juga memastikan keamanan pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka mulai dari pemenuhan sarana prasarana, penerapan protokol kesehatan, hingga pembatasan jumlah siswa yang masuk.
Baca juga: 7 Sekolah di Jateng Diizinkan Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka
"Tinggal bagaimana guru disiplin menjaga ini, sehingga semuanya berjalan lancar. Saya tegaskan, ini bukan coba-coba, ini menyiapkan bagaimana agar anak-anak bisa beradaptasi. Sudah hari keempat pelaksanaan uji coba ini, dan alhamdulillah berjalan lancar,” kata Ganjar.
Menurut Ganjar, pemenuhan sarana prasarana di kedua sekolah tersebut sudah cukup memadai. Pembatasan tempat parkir, penyediaan tempat cuci tangan di depan kelas dan papan-papan imbauan, pengecekan suhu tubuh, serta fasilitas lainnya sudah baik.
“Semuanya sudah bagus, persiapannya sudah optimal. Memang yang agak sulit itu jaga jarak karena anak-anak tidak sadar ngobrol bareng, jawil-jawilan, dan lainnya. Padahal, itu bahaya,” kata Ganjar.
Sementara itu, terkait pembatasan jumlah siswa yang masuk, kedua sekolah tersebut hanya mengizinkan siswa yang memiliki kendaraan pribadi atau pergi ke sekolah dengan cara diantar orangtuanya. Siswa yang harus naik angkutan umum masih diminta belajar di rumah.
Baca juga: 34 Sekolah di Kota Tegal Gelar KBM Tatap Muka
Hasilnya, di SMK Negeri 1 Temanggung terdapat 72 siswa masuk sekolah, yang dibagi menjadi 6 rombongan belajar (rombel) sehingga masing-masing rombel berisi 12 siswa.
Sementara itu, di SMA Negeri 1 Parakan Temanggung, terdapat 102 siswa yang dibagi menjadi 6 kelas. Dengan begitu, masing-masing kelas berisi 17 siswa.
Ganjar pun menggunakan kesempatan tersebut untuk berdialog dengan siswa-siswi yang mengikuti pembelajaran tatap muka.
Siswa kelas 2 SMK Negeri 1 Temanggung Annisa Aprilia menyambut baik program uji coba sekolah tatap muka. Menurunya, uji coba ini mempersiapkan pembukaan sekolah pascapandemi.
“Senang sekali bisa sekolah lagi, sudah lama bosan belajar di rumah. Kalau belajar di sekolah, lebih mudah paham karena diterangkan langsung,” kata Annisa.
Baca juga: Bupati Beri Lampu Hijau, Sejumlah SMP di Banyumas Ajukan Izin Pembelajaran Tatap Muka
Annisa menambahkan, selama pihak sekolah menyiapkan sarana prasarana dengan penerapan protokol kesehatan ketat, maka siswa akan aman belajar di sekolah.
“Kalau protokol kesehatan ketat dan siswa disiplin mematuhinya, semuanya akan aman. Memang selama ini, yang paling sulit ya jaga jarak, karena biasanya kalau ketemu teman sering ngrumpi. Tapi sekarang, semuanya harus belajar jaga jarak demi keselamatan bersama," kata Annisa.
Kemudian, Ganjar pun mengorek kesulitan yang dialami para siswa selama pembelajaran tatap muka. Dari dialog tersebut, Ganjar tahu kendala yang paling sulit adalah ketaatan menjaga jarak.
“Nanti kalau ada temanmu yang nyedak-nyedak, langsung keplak (kalau ada yang mendekat, langsung pukul),” seloroh Ganjar sambil tertawa.