KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggerakkan kearifan lokal dan membentuk program Jogo Tonggo untuk membantu masyarakat menghadapi pandemi Covid-19.
Menurut dia, program itu diluncurkan karena bantuan dari negara selama Covid-19 berlangsung dipastikan tidak akan pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Program Jogo Tonggo artinya menjaga tetangga," kata Ganjar saat menerima kunjungan kerja anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR) RI dari Komisi VIII di Jawa Tengah ( Jateng), Senin (20/07/2020).
Ia melanjutkan, program Jogo Tonggo itu juga mengurusi urusan kesehatan, sosial keamanan, dan hiburan.
Baca juga: Bukan PSBB, Kota Semarang Akan Berlakukan Konsep Jogo Tonggo
"Ada juga lumbung pangan dengan pemanfaatan lahan agar kebutuhan makan tercukupi," kata Ganjar dalam keterangan tertulis.
Terkait hal itu, ia menuturkan, gerakan ini sebenarnya sudah ada sejak dulu dan kemudian dihidupkan kembali.
"Seperti halnya gotong royong di tengah masyarakat. Ini saya hidupkan dan ternyata jalan dengan baik," sambung Ganjar.
Selain itu, untuk membantu masyarakat, Gubernur Jateng juga mengoptimalkan anggaran dari sektor lain.
Baca juga: Tularkan Spirit Jogo Tonggo, Warga di Semarang Dirikan Dapur Umum
Meski demikian, ia mengaku bahwa selama ini, bantuan banyak berdatangan dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, instansi, masyarakat, hingga para filantropi atau aktivis kemanusiaan.
"Dan satu lagi yang menjadi andalan saya adalah Badan Amil Zakat Nasional ( Baznas) karena paling bisa diandalkan untuk membantu percepatan penanganan Covid-19 di Jateng," terang Ganjar.
Pada kesempatan yang sama, sejumlah anggota DPR RI mengapresiasi program Jogo Tonggo yang diprakarsai Ganjar.
"Program Jogo Tonggo ini keren dan tidak ada di tempat lain. Ini perlu dicontoh," kata salah satu nggota Komisi VIII dari fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Husni.
Baca juga: Bentuk Satgas Jogo Tonggo, Ganjar Ajak Masyarakat Desa Saling Jaga
Dirinya juga mengomentari upaya optimalisasi Baznas dalam penanganan Covid-19 di Jawa Tengah.
Menurut Husni, langkah itu luar biasa karena tidak hanya mengandalkan asupan anggaran dari pemerintah.
"Di daerah lain, Baznas itu untuk buat gedung dan beli kebun, tetapi di sini dimanfaatkan benar-benar untuk kepentingan masyarakat," terangnya.
Senada dengan Husni, ketua rombongan kunjungan kerja Komisi VIII, Bukhori Yusuf menilai bahwa program Jogo Tonggo seperti gugus tugas paling terdepan karena berada di tingkat Rukun Warga (RW).
Baca juga: Ganjar Bantah Pesan Berantai soal Denda untuk Warga yang Tak Bermasker: Tak Tega
"Kebijakan yang diambil dalam program ini sudah pasti mengena kepada mereka yang benar-benar miskin, pengangguran, dan sebagainya, serta terdata dengan baik," kata dia.
Bukhori melanjutkan, langkah Ganjar yang tidak hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) patut dicontoh.
Menurut dia, dengan menggerakkan banyak sektor, maka percepatan penanganan Covid-19 akan optimal.
"Salah satu yang menarik di Jateng ini adalah Baznas karena memiliki peran signifikan dalam penanggulangan Covid-19," imbuhnya.
Baca juga: Ketua Baznas: Pengumpulan Zakat Selama Covid-19 Naik hingga 46 Persen
Hal itu dikarenakan, Baznas berperan untuk meng-cover masyarakat yang terdampak secara langsung.
"Misalnya tadi diceritakan ada mahasiswa Jateng yang di Sudan tidak bisa pulang, dibantu. Ada juga bantuan untuk para santri yang tidak pulang, bantuan untuk guru ngaji dan sebagainya. Ini keren dan sangat menginspirasi," ungkap Bukhori.