KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengajak masyarakat desa untuk memantau dan menjaga tetangga masing-masing melalui Satgas Jogo Tonggo di setiap Rukun Warga ( RW).
Pelaksanaan Jogo Tonggo akan disertai instruksi dan koordinasi yang lebih tegas berdasarkan masukan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan para pakar.
“Kami siapkan data dan libatkan gugus tugas provinsi, bupati, wali kota, camat, kepala desa (kades), serta RW. Semoga dalam dua hari rancangannya selesai sehingga saya bisa keluarkan Peraturan Gubernur (Pergub),” kata Ganjar, seperti dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/4/2020).
Nantinya, Satgas Jogo Tonggo akan diketuai RW, dibantu para ketua Rukun Tetangga, dan beranggotakan tim kesehatan, tim ekonomi, serta tim keamanan. Ketua satgas diwajibkan melaporkan kegiatan sehari-hari pada pihak desa atau kelurahan.
Baca juga: Jawa Tengah Belum Ajukan Status PSBB, Ini Alasan Ganjar Pranowo
Dalam pelaksanaannya, Jogo Tonggo mancakup dua hal, yaitu jaring pengaman sosial dan keamanan, serta jaring ekonomi. Jaring pengaman sosial dan keamanan meliputi sosialisasi, pendataan, dan pemantauan warga.
Sementara itu, jaring pengamanan ekonomi akan memastikan tidak ada satu pun warga yang kelaparan selama wabah dan mengusahakan kegiatan ekonomi warga berjalan dengan baik pasca wabah.
Dengan gerakan tersebut, diharapkan setiap warga selalu menengok tetangga kiri dan kanan. Kemudian jika ada yang kesusahan, segera lapor ketua RW untuk dicarikan solusi bersama.
Di sisi lain, Ganjar melihat kemungkinan banjir pengangguran dan kelangkaan bahan makanan pasca coronavirus disease 2019 (Covid-19).
Maka dari itu, selain membentuk Satgas Jogo Tonggo, Ganjar juga meminta setiap desa menyediakan lumbung pangan dan memastikan ketersediaan kebutuhan pangan.
“Mulai sekarang tanam sayur hingga apotek hidup di pekarangan. Desa atau RW yang belum punya ikan, mulai menebar benih. Yang belum punya telur dan daging, mulai beternak,” kata Ganjar.
Ganjar menegaskan, ia tidak ingin terdapat kasus mati kelaparan di Jateng.
Baca juga: Kemendagri Minta Pemda Pastikan Pasokan Logistik Tak Terganggu Selama PSBB
“Orang desa terbiasa berbagi makanan, gotong royong membangun rumah, dan menjaga lingkungan dengan sistem keamanan lingkungan (siskamling),” kata Ganjar.
Terkait keberlanjutan ekonomi pasca corona, Ganjar meminta setiap desa menggunakan dana desa untuk membuat usaha pemberdayaan masyarakat.
“Kegiatan padat karya jangan semua fisik, tapi yang sifatnya berlanjut. Perikanan, peternakan, konveksi, kerajinan, atau kuliner. Agar tidak sekali kegiatan lalu selesai,” kata Ganjar.