KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengatakan, apa yang dilakukannya dalam upaya penanggulangan bencana hanya berdasarkan rasa.
Menurutnya, pemimpin bisa mengelak untuk tidak melakukan sesuatu dengan alasan keterbatasan biaya, namun hal itu tidak dapat dia lakukan.
"Rasanya tidak sampai, maka saya dengan segala upaya yang ada terus berusaha melakukan sesuatu,” ungkapnya.
Ganjar mengatakan itu menanggapi apresiasi yang menyebutnya sosok paling berkomitmen pada program penanggulangan bencana dalam seminar Ketangguhan Bencana yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Bogor, Senin (3/2/2020).
Baca juga: Tahun Depan, Ganjar Targetkan Semua Daerah di Jateng Miliki Mal Pelayanan Publik
Untuk menanggulangi bencana, katanya, memang tidak akan cukup mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) saja.
“Maka, saya menggerakkan sektor lain seperti Baznas, filantropi, Corporate Social Responsibility (CSR) dan lainnya," ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Lebih lanjut, dia membenarkan bahwa dibutuhkan orang yang mau menggerakkan semua elemen untuk mendukung program penanggulangan bencana.
Menurutnya, kepala daerah adalah salah seorang yang paling memiliki peran besar.
Baca juga: Ganjar Larang Rumah Sakit se-Jateng Tanya Isi Dompet Pasien Miskin
"Semua harus digerakkan, khususnya kepala daerah. Semua program dari pusat harus diimplementasikan di daerah agar optimal," jelas Ganjar yang di acara tersebut didapuk sebagai pembicara.
Adapun dalam acara itu, BNPB mengeluarkan program baru bernama Keluarga Tangguh Bencana dalam bentuk modul.
Ganjar pun langsung meminta modul tersebut agar segera diterapkan di Jateng.
"Ini program bagus, bisa mengedukasi kebencanaan sampai ke tingkat keluarga. Maka tadi langsung saya minta modulnya, untuk diterapkan di Jateng,” ungkapnya.
Baca juga: Warganya Dibantu Lepaskan Cincin, Gubernur Ganjar Berterima Kasih kepada Petugas Damkar
Ganjar menambahkan, nantinya dia akan menggandeng semua komunitas seperti PKK, pengajian, relawan, pelajar dan lainnya untuk menjadi agen.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Ikatan Ahli Bencana (IAB) Hendro Wardono mengatakan, salah satu komponen paling penting untuk mewujudkan daerah tangguh bencana adalah kemampuan eksekusi dan implementasi program.
“Pak Ganjar punya itu semua. Makanya saya bilang, kalau di Indonesia ini ada 10 orang seperti beliau dan ditaruh di daerah-daerah rawan bencana, maka akan aman," pujinya.
Baca juga: Pembangunan Inklusif, Kunci Ganjar Turunkan Angka Kemiskinan Jateng
Sementara itu, Direktur Pusat Studi Bencana dan Lingkungan Universitas Dr. Soetomo Surabaya mengungkapkan, selama ini sudah banyak program dari pemerintah terkait penanggulangan bencana.
Namun, kata dia, berbagai program itu tidak diimplementasikan secara serius oleh pemerintah daerah dan selalu berakhir tidak maksimal.
"Makanya, kita butuh orang seperti pak Ganjar lebih banyak di Indonesia ini untuk mengeksekusi program inovatif dari pusat,” sebut Hendro yang juga hadir dalam diskusi tersebut.
Dia beralasan, sebagus apa pun suatu program, jika tidak ada keseriusan pemimpin yang menjalankan akhirnya akan jadi sia-sia.
Baca juga: Ganjar Ancam Copot Pejabat Baru yang Tak Bisa Bekerja
Sebaliknya, menurutnya selama ini Ganjar sudah memberikan contoh dan sesuatu yang berbeda dari pemimpin lain.
Lebih lanjut, Hendro menjelaskan, dengan komitmennya, Ganjar selalu berhasil mengeksekusi berbagai program yang diluncurkan untuk penanggulangan bencana.
Dia mencontohkan kegiatan yang dilakukan Ganjar, yakni membuat desa tangguh bencana, pembentukan relawan-relawan bencana, pelatihan kebencanaan, mitigasi dan lainnya.
"Pak Ganjar telah memberikan contoh. Beliau bermain dengan rasa. Potensi bencana apa yang sudah dipahami di daerahnya, dia langsung aksi,” tambahnya.
Baca juga: Ganjar Janji Bantu 11 Mahasiswa Kesulitan Biaya untuk Pulang dari China
Untuk itu, dia pun menyebut orang seperti Ganjar di negeri ini masih sangat minim.
“Tidak peduli apakah anggaran kurang, yang penting beliau berkreasi dan tidak mandeg meski tidak ada anggaran," tandasnya Hendro.