KOMPAS.com – Untuk mendorong masuknya investasi, Gubernur Jawa Tengah ( Jateng) Ganjar Pranowo menyiapkan wisata investasi untuk calon investor.
“Kami siapkan piknik, kuliner sambil melihat potensi-potensi investasi dan tempat wisata di Jawa Tengah. Pasti asik,” kata Ganjar seperti dalam keterangan tertulisnya Kamis (14/11/2019), saat menghadiri forum investasi bertajuk Central Java Investmen Business Forum (CJIBF) di Jakarta baru-baru ini.
Selain wisata investasi, pelayanan terpadu satu pintu yang cepat juga menjadi insentif dan fasilitas yang diberikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng kepada calon investor.
Menurut Ganjar, saat ini Jateng sedang menjadi primadona investasi dari berbagai negara. Hal tersebut karena Jateng memiliki iklim investasi yang tenang, kemajuan pembangunan infrastruktur, dan kondisi sosial masyarakat yang membuat daya saing investasi Jateng kian membaik.
Baca juga: Kode Keras Jokowi agar Pemerintah Daerah Permudah Investasi...
“Orang Jateng itu menarik. Sopan, orangnya sederhana, rajin, dan mudah menerima perubahan atau adaptif. Inilah yang menjadi salah satu faktor kenapa kita jadi favorit investor,” kata Ganjar.
Banyaknya kemudahan yang diberikan Pemprov Jateng membuat Jateng menjadi sasaran para investor. Terbukti pada triwulan I hingga III tahun 2019, Provinsi Jateng telah mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp 47,24 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Ratna Kawuri mengatakan, dari jumlah tersebut, penanaman modal asing (PMA) mendominasi dengan total Rp 32,27 triliun.
Sementara itu, penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada triwulan III tahun 2019 mencapai Rp 14,97 triliun.
“Persentase capaian realisasi investasi sampai saat ini sudah mencapai 99,6 persen,” kata Ratna, Kamis (14/11/2019).
Baca juga: Mahfud MD: Investasi Terhambat Aturan Hukum yang Berbeda-Beda
Ratna menambahkan, tingginya investasi dan persebaran perusahaan yang merata di Jawa Tengah membuat angka pengangguran di Jawa Tengah menurun.
Hingga triwulan I-III tahun 2019, sebanyak 71.639 pengangguran berhasil diserap bekerja di sejumlah perusahaan.
“Untuk sektor industri, mayoritas bergerak pada bidang usaha listrik, gas, dan air. Selain itu ada pula industri barang dari kulit dan alas kaki, tekstil, industri kendaraan bermotor, makanan, properti, dan lain sebagainya,” kata Ratna.
Dengan capaian tersebut, Ratna optimis target pertumbuhan ekonomi Jateng sebesar 7 persen dapat tercapai dengan mengandalkan sektor investasi.
“Sebab Jateng memiliki semuanya, mulai infrastuktur, ketersediaan lahan, tenaga kerja mumpumi, serta komitmen untuk memberikan kemudahan serta pro investasi,” kata Ratna.
Baca juga: Ini Dia, Enam Kluster Wisata Jateng
Terkait tenaga kerja, Ganjar menyebut Jateng sedang menghadapi bonus demografi sehingga investor tak perlu takut kehabisan sumber daya manusia (SDM).
Terlebih lagi, Jateng memiliki 378 perguruan tinggi dan 1.588 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang siap kerja.
“Bahkan, kalau bapak ibu menghendaki ada kultur khusus di pendidikan kita untuk mendukung industri bapak ibu, kita akan siapkan,” kata Ganjar.