KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengatakan agar jangan paksa anak untuk menjadi pintar semua. Pasalnya, Allah memberikan setiap anak bakat yang berbeda-beda.
“Saya tidak akan pernah membikin PR kepada siswa, wali murid dan orangtua, bahwa anak-anak matematikanya harus 10. Saya juga tidak minta fisika, biologi nilainya sembilan. Saya tidak wajibkan siswa nilai sainsnya tinggi. Namun, saya ingin orang tua dan guru-guru untuk membangkitkan seluruh talenta, semua potensi murid,” beber dia.
Ditambahkan Ganjar, siswa yang pintar di bidang sains akan terus dikembangkan di bidang tersebut. Sedangkan, siswa yang berbakat olahraga, mesti didorong menjadi atlet. Adapun mereka yang bisa menari, harus didukung menjadi penari hebat.
“Nah, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) harus memfasilitasinya,” ungkap orang nomor satu di Jawa Tengah ini, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Baca juga: Hafal Pembukaan UUD 1945, Ganjar Hadiahi Siswi di Wonogiri Sebuah Sepeda
Ganjar sendiri mengatakan itu saat secara resmi membuka Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SD, SMP, Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK), di UTC Hotel Jl Kelud Raya, Semarang, Jawa Tengah, Senin (26/8/2019).
O2SN yang berlangsung mulai 25 hingga 31 Agustus 2019 diikui oleh 1.108 siswa dari 33 provinsi di Indonesia.
Kepada para kontingen, Ganjar menyampaikan jika O2SN tidak hanya kompetisi dan memperebutkan medali. Tetapi belajar untuk saling menghormati, dan menumbuhkan sikap sportivitas.
Untuk itu ia meminta semua siewa menjaga sportivitas. Berani mengakui kekalahan dan menerima dengan lapang dada.
Baca juga: Saat Ganjar Pranowo Ditantang Minum Jamu Brotowali
"Semangat yang kita bangun agar kelak mereka jadi anak hebat, pikirannya luas, visioner dan tidak mudah ‘baper’ (terbawa perasaan). Bertuturkatalah yang baik di media sosial, hormati orang tua, cinta bangsa dan negara," tandas Ganjar.
Hal senada disampaikan pula Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Indonesia Provinsi Jawa Tengah Supriano.
Menurut dia, pemerintah terus fokus pada peningkatan sumber daya manusia (SDM). Diharapkan, anak-anak tidak hanya memiliki potensi baik pada bidang akademis, melainkan juga karakter dan perilaku yang baik.
“O2SN ini contoh konkret yang harus dilakukan di tiap satuan pendidikan. Sebab olahraga merupakan implementasi proses pendidikan karakter pada satuan pendidikan, bagian dari pondasi pendidikan karakter,” terang dia.
Baca juga: Gubernur Ganjar: Cekcok Karena Sara Itu Jadul
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Jumeri menjelaskan, sebanyak 33 provinsi mengikuti O2SN SD-SMP-PKLK. Cabang olahraga (cabor) yang dilombakan tingkat SD yakni atletik, bulu tangkis, renang, pencak silat, karate, senam.
Untuk SMP mempertandingkan atletik, bulu tangkis, renang, pencak silat, karate, dan untuk PKLK meliputi cabor atletik, bulu tangkis, bocce, balap kursi roda, catur.
Sedangkan tempat lomba, menggunakan GOR Atletik Kampus Unnes, kolam renang Kodam IV/Diponegoro, GOR Kampus USM, Hotel Arkenso, Hotel Pandanaran, GOR Senam Unnes, Hotel Aston, Hotel Patrajasa, Hotel MG Setos dan GOR Tri Lomba Juang.
"Para kontingen juga akan kami ajak berwisata kuliner, wisata sejarah, kerajinan tangan serta Pameran Pendidikan yang kami gelar di Museum Jateng Ronggowarsito," jelas dia.