KOMPAS.com – Darsini (50) harus menghidupi ketujuh anaknya seorang diri. Perempuan ini terpaksa mencari nafkah sendiri karena suaminya meninggal sembilan tahun silam.
Warga Desa Bulu, Petarukan, Pemalang itu terpaksa bekerja serabutan. Pasalnya, ia cuma tamatan Sekolah Dasar (SD).
Jangankan bermimpi bisa membiayai sekolah anak-anaknya, untuk memenuhi kebutuhan pokok pun ia tak mampu. Bahkan, hingga kini Darsini dan anak-anaknya tak punya rumah sendiri.
Baca juga: Ganjar Unggah Surat dari Siswa SMK di Medsos, Netizen Terharu
Darsini makin tidak percaya, saat mengetahui Fajar, anaknya, dapat bersekolah di SMK Negeri Jateng, Semarang tanpa perlu mengeluarkan biaya sedikit pun.
“Waktu Fajar bilang mau sekolah di Semarang saya tidak bisa jawab. Di Pemalang saja saya tidak mampu membiayai apalagi di Ibukota. Alhamdulillah, kok ternyata diterima tanpa butuh biaya, matur nuwun Gusti,” kata Darsini dalam pernyataan tertulis, Sabtu (10/8/2019).
Ya, Darsini merupakan ibunda Fajar Jaka Surya, pelajar yang mengirim surat untuk Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pronowo. Dalam suratnya itu Fajar menceritakan amanat ibunya kepada Ganjar. Surat itu pun menjadi viral di jagat maya usai disiarkan Ganjar melalui akun sosial medianya.
Ekonomi pas-pasan
Kekhawatiran Darsini yang tidak bisa membiayai sekolah anaknya merupakan hal wajar. Pasalnya, sebagai buruh tenun, dia hanya menerima upah Rp 100.000 per bulan.
Uang itu digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari, serta merawat anak pertamanya yang sakit dan hanya bisa tergolek di tempat tidur. Bahkan, dia hanya mampu menyekolahkan anak kedua dan ketiganya hingga SMP.
Karena keterbatasan itulah, Darsini tidak pernah terpikir untuk menyekolahkan Fajar hingga SMK. Apalagi, kedua adik Fajar masih bersekolah di SMP, yang juga membutuhkan banyak biaya.
Awalnya, Darsini tidak percaya kalau ada sekolah di Jawa Tengah yang bebas biaya. Jika pun benar ada, menurut Darsini, tentu seleksinya ketat dan saingannya luar biasa banyak.
Dia pun baru percaya saat Fajar dinyatakan lolos seleksi. Anak itu pun hanya minta bekal doa untuk bisa bersekolah di Semarang. Ternyata SMK Negeri Jateng tak seperti yang dipikirkannya selama ini.
Ketika melepas keberangkatan Fajar, Darsini tidak lupa menitip pesan jika suatu hari anaknya itu bertemu Ganjar. Dia ingin berterima kasih karena berkat program sekolah gratis itu anaknya bisa bersekolah di Semarang.
“Ya kalau ketemu nitip salam untuk Pak Ganjar,” kata Darsini.
Baca juga: Berkat Direspon Ganjar di Medsos, Anak Ini Bisa Sekolah Lagi
Sementara itu, Fajar mengatakan, mengetahui informasi SMKN Jateng dari dari gurunya di SMPN 1 Petarukan. Dia pun mengaku tertarik dengan sekolah khusus warga miskin yang digagas Ganjar tersebut.
Meski telah mengetahui proses seleksinya, Fajar tetap terkejut ketika guru SMK Jateng melakukan kunjungan ke rumahnya untuk verifikasi data.
"Ternyata ketat sekali seleksinya, sampai ada kunjungan ke rumah untuk membuktikan kalau benar-benar miskin,” kata Fajar.
Kini, Fajar menjadi siswa satu dari 264 siswa SMK N Jateng pada tahun ajaran 2019/2020. Dia berhasil mengalahkan ribuan peserta lain yang mendaftar.
Saat ini, Fajar mengikuti mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) selama tiga bulan.
"Selama itu pula, saya tidak boleh pulang dan tidak boleh ditengok orangtua. Ibu, kakak, dan nenek juga sudah saya jelaskan, alhamdulilah beliau menerima," katanya.
Kepala Sekolah SMKN Jateng Yudi Wibowo mengatakan, proses LDK bertujuan membentuk karakter, mental, dan fisik siswa.
Perpaduan ilmu, karakter, dan fisik yang mumpuni itulah yang menjadikan lulusan sekolah boarding school ini diburu perusahaan.
“Banyak perusahaan khusus datang kemari untuk merekrut. Bahkan sekarang ada tiga perusahaan besar membuka kelas industri di sini," katanya.
Sebagai informasi, 264 siswa baru itu tidak semuanya bersekolah di Semarang. Mereka akan disebar ke tiga kampus berbeda, yakni 120 siswa kampus Semarang, 48 siswa kampus Pati, dan 96 kampus Purbalingga.