KOMPAS.com - Nama Jawa Tengah kembali harum di dunia olahraga. Ini karena Tiga Srikandi belia asal Temanggung berhasil menjuarai Asian BMX Championship di Malaysia pada 13 April lalu menjadikan Jateng disorot dunia.
Tiga Srikandi tersebut adalah Rosida Stelina Ramadhani, Amelia Nur Syifa dan Nadifa Aisya Najwa. Pada ajang tersebut, Rosida berhasil membawa pulang medali perunggu, Amelia membawa medali perak dan Nadifa berhasil membawa pulang medali emas.
Hebatnya ketiga Srikandi itu masih berusia belia. Rosida masih duduk di kelas 2 SMP, Amelia di kelas 1 SMA dan terkecil adalah Nadifa yang masih duduk di kelas 2 SD.
Karena prestasi itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo secara khusus mengundang mereka ke ruang kerjanya, di Semarang, Senin (6/5/2019).
Selain memberikan ucapan selamat, Ganjar juga memberikan uang penghargaan atas prestasi yang mereka raih.
"Selamat, kalian luar biasa. Masih kecil tapi sudah membuat bangga orang tua dan membuat bangga Pak Gubernur," kata Ganjar seperti dalam keterangan tertulisnya.
Dalam pertemuan itu, banyak candaan yang dilontarkan Ganjar kepada Nadifa, si mungil berusia delapan tahun asal Temanggung yang berhasil membawa medali emas.
Kepada siswi kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Ikhlas Temanggung itu, Ganjar bertanya banyak hal terkait prestasinya, disertai gurauan dan candaan.
"Sudah sering juara ya? Kalau naik sepeda pasti sering jatuh ya? pantes itu giginya ompong begitu," canda Ganjar disambut tawa Nadifa dan teman-temannya.
Kepada Ganjar, Nadifa mengatakan sudah sering mengikuti ajang perlombaan di tingkat nasional. Sudah puluhan medali ia bawa pulang baik tingkat nasional maupun internasional.
"Sejak 2015 sudah sering lomba BMX. Memang senang dengan sepeda, besok kalau besar pengen jadi pembalap sepeda," kata Nadifa polos.
Bertemu dengan ketiganya, Ganjar mengaku sangat senang dan bangga atas prestasi yang telah diraih oleh para atlet asal Jateng tersebut.
Dia meminta kepada semua pihak, khususnya dari Dinas Kepemudanaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) ataupun Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jateng melakukan tindakan-tindakan dalam peningkatan prestasi atlet.
"Yang diperlukan sekarang adalah membuat satu sistem informasi atlet. Kami sudah menyampaikan ke Koni terkait hal ini, karena sampai saat ini masih banyak keluhan dari para atlet kita," kata Ganjar.
Selain itu, lanjut dia, anak-anak berprestasi di bidang olahraga ini harus dilindungi. Mereka harus dibina, diawasi dan dipantau untuk disiapkan mengikuti ajang perlombaan yang lebih besar lainnya.
"Jangan sampai karena tidak diperhatikan, dibeli oleh daerah lain. Saya tadi terharu, ada orang tua atlet yang tidak mau anaknya dibeli provinsi lain karena cinta pada Jawa Tengah," paparnya.
Persoalan jual beli atlet, kata Ganjar, memang menjadi tantangan tersendiri. Untuk mencegah hal itu, pihaknya sudah memberikan langkah-langkah untuk memberikan insentif kepada para atlet Jateng, seperti pendidikan, pekerjaan dan lain sebagainya.
Di bidang pendidikan, Ganjar menerangkan bahwa Pemprov Jateng telah menjalin kerjasama dengan beberapa universitas dan sekolah kedinasan untuk menampung para atlet berprestasi tersebut. Sementara di bidang pekerjaan, pihaknya juga sudah menyiapkan BUMD kita untuk menampung.
"Bahkan saya meminta dan Presiden sudah setuju, mereka yang berprestasi dapat diangkat jadi PNS. Saya kira itu terobosan bagus untuk memberi harapan dan reward untuk mereka agar mereka semangat," pungkasnya.