"Kami minta pada KPU untuk ngurus ini semua, di Jawa Tengah lumayan banyak (yang meninggal). Tapi ini menjadi pembelajaran bagi kita ternyata ada faktor X yang kita tidak pernah tahu, yang mestinya KPU secara institusi memperhatikan seperti ini," kata Ganjar dalam keterangan tertulisnya.
Meski nyawa tidak bisa digantikan apapun, lanjut Ganjar, namun setidaknya perlu diadakan asuransi petugas pelaksana Pemilu untuk cover masalah kesehatan. Dengan begitu, mereka yang sudah melakukan tugas luar biasa ini ada jaminan, jadi ada ketenangan dalam mereka melakukan kerja toh ini lima tahun sekali.
"Mungkin perlu kita pertimbangkan juga untuk petugas seperti ini kita cek kesehatan sebelumnya," katanya.
"Apakah serentak pusat, provinsi kabupaten atau serentak eksekutif atau legislatif. Kayaknya kalau bareng seperti ini tidak ringan, sangat berat mereka bekerja. Kami tidak menduga akan serumit dan membutuhkan tenaga waktu pikiran yang luar biasa. Juga tekanan yang luar biasa," katanya.
Sampai 24 April 2019 pukul 19.00 petugas KPPS di Jawa Tengah yang meninggal telah 32 orang dan sakit 249.
Mereka berasal dari Kabupaten Demak, Banyumas, Sukoharjo, Banjarnegara, Purbalingga, Grobogan, Rembang, Magelang, Klaten, Batang, Kudus, Pekalongan, Kendal, Pemalang, Semarang dan Brebes.
Ganjar mengatakan akan memberikan santunan kepada keluarga petugas pemilu di Jawa Tengah yang meninggal dunia maupun yang dirawat di rumah sakit.
"Insyaallah besok (Jumat, 26/4) akan kami kasih santunan. Tidak hanya yang meninggal, tapi yang sakit juga akan kami berikan," katanya.