SEMARANG, KOMPAS.com - Senyum ramah Yeni Endah terus mengembang saat ditemui di rumah sederhana yang terletak di Jalan Jati Selatan VI, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jumat (8/3/2019).
Sambil duduk di kursi roda, wanita berusia 32 tahun yang divonis mengidap penyakit penurunan fungsi otot, jaringan saraf dan sumsum tulang belakang atau Friedreich's Ataxia itu terlihat ceria meski memiliki keterbatasan.
Keterbatasan yang dimilikinya sejak kecil itu tak menghalanginya untuk terus berkarya. Terbukti, Yeni mampu menjuarai lomba menulis tentang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yang diselenggarakan oleh salah satu lembaga tingkat nasional bertajuk "Blogger Cerdas Menulis, Rakyat Cerdas Memilih".
"Alhamdulillah, saya mendapat juara satu kategori tema penulisan tentang difabel. Pengumumannya baru tanggal 7 Maret kemarin," kata Yeni mengawali obrolan.
Pencapaian tersebut membuat putri ketiga pasangan Fadholi dan Sri Rochmiyatun itu semakin semangat berkarya. Apalagi, selain dari keluarga, teman dan saudara, Yeni mendapat suntikan semangat dari orang nomor satu di Jawa Tengah, yakni Gubernur Ganjar Pranowo.
Semangat itu diberikan Ganjar saat dirinya mengikuti acara Pelatihan Kerja untuk Kaum Muda Berkarakter Unggul, Berdaya Saing, Inovatif dan Berwawasan Kebangsaan yang digagas USAID bekerja sama dengan Kelompok Aksi (POKSI) Ketenagakerjaan Inklusif Jawa Tengah di gedung Gradhika Bhakti Praja, beberapa waktu lalu.
Saat itu, Yeni memperoleh hadiah laptop dari Ganjar.
"Ini laptop pemberian Pak Ganjar. Dari laptop inilah saya menulis dan tulisan saya menjadi pemenang di ajang itu. Senang sekali rasanya mendapat perhatian dari Pak Gubernur, dan laptop ini sangat membantu saya untuk berkreasi," tutur Yeni.
Sebelum mendapatkan laptop dari Ganjar, Yeni mengaku menulis dengan laptop pinjaman. Kegiatan menulisnya kala itu sempat terhenti karena laptop yang dipinjamnya mengalami kerusakan.
"Setelah dapat laptop dari Pak Ganjar, saya seperti hidup lagi. Saya terus semangat menulis dan mengikuti sejumlah lomba," terang perempuan kelahiran Semarang, 10 Januari 1987 itu tersenyum.
Di tengah segala keterbatasan yang dimilikinya, Yeni terhitung sebagai penulis yang sangat produktif. Dirinya tercatat sudah memiliki 14 antologi, dan beberapa tulisannya pernah dimuat di media massa.
Yeni juga pernah menjuarai beberapa lomba menulis. Salah satunya Lomba Menulis Indonesia Rare Disorders dan lomba menulis Good News From Indonesia pada 2018 lalu.
Selain itu, perempuan yang aktif di Komunitas Sahabat Difabel Semarang (KSD) ini juga aktif menulis di blog pribadinya.
"Saat ini saya sedang ngebut menyelesaikan buku solo saya. Nanti, kalau sudah selesai, orang pertama yang saya kasih buku adalah Pak Ganjar. Ini sebagai rasa terima kasih saya kepada beliau," ucapnya sembari tersenyum.
Yeni pun berharap dukungan pemerintah terhadap penyandang disabilitas terus ditingkatkan. Menurut dia, teman-teman difabel memiliki potensi luar biasa jika diberi kesempatan.
"Saya juga mengajak teman-teman difabel untuk terus berkarya demi masa depan yang lebih baik," ucap Yeni.
Pada beberapa kesempatan, Ganjar Pranowo sendiri memang menaruh perhatian penuh terhadap penyandang disabilitas. Setiap menggelar Musrenbang, pria berambut putih tersebut selalu melibatkan penyandang disabilitas dan mendengarkan masukan mereka.
Ganjar juga selalu mengapresiasi dan memberikan bantuan kepada para penyandang disabilitas. Pada beberapa kesempatan dia bahkan ikut memasarkan produk-produk unggulan karya para sahabat difabel.
Yang terbaru, Ganjar memberikan bantuan mesin jahit kepada Roemah D di Semarang. Bantuan itu diberikan Ganjar melalui Baznas untuk membantu para penyandang disabilitas agar lebih produktif menghasilkan karya.
"Mereka ini (para penyandang disabilitas) tidak butuh dikasihani, tapi butuh karyanya diapresiasi dan dihargai. Kami yakin, dengan kemampuan yang mereka miliki itu mereka mampu menghasilkan karya terbaik karena sebenarnya potensi mereka sangat besar," kata Ganjar.