KOMPAS.com - Pengawasan kearsipan dan perpustakaan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mendapat penghargaan dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Capaian itu diperoleh usai Jateng menjadi provinsi terbaik di Indonesia dalam pengawasan kearsipan, mengungguli Jawa Barat di urutan kedua dan Daerah Istimewa Yogyakarta di urutan ketiga.
Penghargaan tersebut diberikan oleh ANRI pada Rapat Koordinasi Evaluasi Hasil Pengawasan Kearsipan Tahun 2019 di Padang, Sumatera Barat, Rabu (27/2/2019).
Adapun pengawasan pengarsipan yang dimaksud meliputi kelayakan dan mutu penyelenggaraan kearsipan oleh unit kearsipan, lembaga kearsipan, lembaga penyelenggara jasa dan diklat kearsipan sesuai prinsip.
Lalu juga pengawasan yang mempunyai standar dan kaidah kearsipan yang ditetapkan dalam Keputusan dan Sertifikat Akreditasi Kearsipan oleh Kepala ANRI.
Baca juga: Ganjar: Diajak Pameran di Moscow, Kalau Tidak Dagang, Saya Tak Mau!
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jateng, Prijo Anggoro mengatakan, penghargaan tersebut merupakan wujud kerja keras semua pihak di Jawa Tengah.
"Tentu ini sangat membanggakan bagi Jawa Tengah karena Jateng menjadi terbaik nasional. Ini akan lebih memotivasi kami dalam menata arsip karena ternyata arsip ini sangat penting dan menjadi salah satu faktor suksesnya pembangunan," kata dia.
Diraihnya predikat tersebut, lanjut Prijo, tidak lepas dari inovasi yang dilakukan. Selain fokus pada kearsipan SMA dan SMK, pihaknya juga fokus dalam menata arsip-arsip dari instansi terkait, khususnya Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
"Kami juga memberikan pendampingan dan pembinaan di seluruh kabupaten dan kota untuk pengawasan kearsipan ini. Kebutuhan sarana prasarana penunjang serta sumber daya manusia juga kami tingaktkan," tegasnya.
Program digitalisasi arsip, kata dia, juga sedang dikebut saat ini. Harapannya, dengan program digitalisasi itu, maka arsip di Jateng akan semakin tertata rapi.
"Ke depan kami akan terus tingkatkan inovasi dalam rangka pengawasan arsip ini. Kami akan berusaha mempertahankan prestasi ini dan membuat semakin baik di tahun depan," tutupnya.
Sudah berlangsung lama
Tradisi mengelola arsip di Jateng, ternyata tidak dilakukan dalam sekejap. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, penataan arsip di Jawa Tengah sudah berlangsung lama. Bahkan sekarang terus dilakukan digitalisasi, manajemen dan menyurati semua lembaga.
"Barangkali ini jadi perhatian arsip nasional. Kami memang mendorong terus seluruh keputusan apapun yang ada di Jateng selalu kami mintakan copy sehingga bisa didokumentasikan. Memang era saat ini lebih baik yang ringkas, maka kami dorong digitalisasi," katanya, dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Kamis (28/2/2019).
Karena pentingnya dokumen-dokumen arsip tersebut, Ganjar bahkan berpandangan jajarannya harus sigap dalam penataan, mengantisipasi jika sewaktu-waktu para ilmuan membutuhkan. Karena tanpa validitas data, hasil riset bisa kacau bahkan bisa mengaburkan sejarah.
Baca juga: Di Demak, Ganjar Temukan Caleg Telat Bayar Pajak Kendaraan 2 Tahun
"Suatu ketika akan ada banyak yang riset, banyak orang akan mencari data harapannya kami bisa kasih. Misalnya, Indonesia ini banyak bencana, kalau pengelolaan arsipnya buruk, sejarah negara ini akan terputus. Maka kami dorong digitalisasi. Termasuk kerja sama dengan banyak perguruan tinggi," katanya.
Ganjar berharap setelah penataan arsip dilakukan secara baik oleh jajarannya. Tak hanya itu, masyarakat juga semakin melek pada pentingnya dokumen-dokumen dan sadar ke mana ketika harus mengakses arsip tersebut.
"Sebenarnya gampang mencari data atau menjangkau arsip itu tapi kan tidak populer. Orang sudah terlanjur wah dayanya tidak ada, tapi mereka tidak mau ke arsip kami atau perpustakaan kami. Meski arsip kami belum tentu bisa menyediakan semuanya. Maka kami dorong, arsip kami dorong," katanya.