KOMPAS.com - Novensia Anouw, tak pernah menyangka bakal dapat kesempatan langka saat mengikuti pelatihan penanganan kebencanaan di SMAN 2 Demak, Rabu (27/2/2019).
Pasalnya, dia diajari langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk memadamkan api dari tabung gas bocor.
Novensia Anouw merupakan gadis asal Dogiyai, Papua. Dia belum genap satu tahun belajar di SMAN 2 Demak dan kini duduk di kelas X.
Bersama ratusan rekannya, dia mendapat pelatihan penanganan bencana dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Palang Merah Indonesia (PMI).
Salah satu materinya adalah pemadaman api dari tabung gas yang bocor. Kebetulan yang waktu itu mendapat tugas praktik pemadaman adalah Novensia.
Setelah mendapat arahan dari petugas BPBD, Noven dengan canggung menggerakkan jari telunjuknya ke katup tabung gas. Hasilnya, api tetap menyembur dan hampir mengenai jari Noven. Sontak membuat Noven bergidik.
Melihat ketakutan Noven, Ganjar langsung mendekat dan coba menenangkan dia.
"Langkah pertama jangan takut, harus yakin," kata Ganjar pada Noven dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Rabu (27/2/2019).
Usai itu, sambil mengajak Noven jongkok, Ganjar mengatakan, jari telunjuk harus digerakkan sekali dan jangan sampai meleset dari lubang katup gas. Bahkan Ganjar pun tidak canggung saat memberi contoh.
Melihat aksi suami Siti Atikoh tersebut, Noven pun dengan mantap menutupkan jari telunjuk ke lubang katup dan berhasil melakukan aksinya.
"Awalnya sangat takut melihat api menyembur dari tabung gas. Takut meledak. Tapi setelah mendengar penjelasan Pak Ganjar dan melihat aksinya, jadi tidak takut," kata Noven.
Pelatihan penanganan kebencanaan di sekolah memang tengah digalakan oleh Gubernur Ganjar Pranowo. Harapannya, bisa memberi penyadaran penanggulangan bencana sedini mungkin. Apalagi Jawa Tengah, kata Ganjar disebut sebagai supermarket-nya bencana.
"Saya mencoba menerjemahkan tanpa menunggu apa yang diperintahkan Presiden Jokowi bahwa kebencanaan dimasukkan ke kurikulum. Kalau kami menunggu diubah dan dimasukkan ke kurikulum, kelamaan," katanya.
Dalam satu tahun, kata Ganjar, siswa SMA dan SMK di Jateng bakal menerima pelatihan kebencanaan minimal dua kali. Setidaknya, upaya tersebut mampu meminimalisasi korban jika sewaktu-waktu bencana melanda.
"Diharapkan pembekalan pengetahuan kesiap-siagaan mampu meminimalisasi korban. Ini momentum untuk inspirasi bagi siswa pendidikan kebencanaan bisa dilakukan dengan cepat dan sederhana," katanya.