KLATEN. KOMPAS.com - Usai melantik Bupati Klaten Sri Mulyani, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membeberkan harapannya agar Klaten bangkit dari keterpurukan. (Baca: Divonis 11 Tahun Penjara, Bupati Klaten Menangis di Ruang Tahanan)
Sri Mulyani, hari ini, resmi menggantikan pejabat lama Sri Hartini yang diberhentikan lantaran terlibat dalam kasus korupsi jual-beli jabatan. "Saya ingin Bupati Sri Mulyani benar-benar menerapkan reformasi birokrasi dan mengedepankan asas pemerintahan yang baik," kata Ganjar.
"Klaten harus bangkit. Ini titik awal Klaten berbenah dan berjuang mengejar ketertinggalan dari daerah lain karena luka masa lalu," kata Ganjar.
Tak hanya itu, Ganjar juga berpesan supaya Sri Mulyani harus belajar dari kesalahan pendahulunya itu. Pihaknya mendorong agar selama memimpin Sri Mulyani mampu kembali membangun integritas dan menata sistem yang ada.
"Apalagi bupati yang baru sudah menandatangani pakta integritas. Jadi saya harap itu benar-benar diwujudkan selama memimpin, tidak hanya sekedar tanda tangan," tegas dia.
Transparansi
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga meminta Sri Mulyani menerapkan transparansi dalam kepemimpinannya. Semua data dan informasi pemerintahan harus disampaikan secara terbuka kepada publik.
"Bisa melalui website, bisa melalui media sosial atau cara-cara lain. Harus benar-benar transparan agar masyarakat juga bisa melakukan pengawasan," tegasnya.
Ganjar mewanti-wanti agar kasus jual beli jabatan atau kasus apapun yang melangar hukum dapat dihindari. Ia ingin agar Klaten bangkit dan kembali menjadi daerah yang maju dengan berbagai keunggulannya. "Saya yakin Klaten bisa. SDM Klaten bagus-bagus, Klaten juga punya pemberdayaan masyarakat yang bagus yakni desa wisata Umbul Ponggok yang menjadi percontohan nasional dan dunia," pungkas Ganjar.
Sementara itu, Bupati Klaten Sri Mulyani mengaku siap menjalankan pemerintahan Klaten lebih baik lagi. Ia mengaku akan melakukan reformasi birokrasi dan menerapkan pemerintahan yang baik sampai akhir periode. "Insyaalah, nanti saya akan menjadikan Klaten bangkit dari keterpurukan masa lalu," kata dia.
Terkait jual beli jabatan, Sri Mulyani mengaku tidak akan terjadi selama ia memimpin. Nantinya, semua proses perekrutan pejabat akan menggunakan mekanisme yang ada.
"Saat ini ada 80 lebih jabatan yang kosong di lingkungan Kabupaten Klaten. Nanti akan kami lakukan perekrutan secara transparan dan tidak akan menolelir adanya praktik-praktik korupsi," demikian Sri Mulyani. (KONTRIBUTOR JAWA TENGAH/ANDI KAPRABOWO)