KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menerima kunjungan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang di Ruang Tamu Gubernur Gedung Sate Bandung, Jumat (26/5/2023).
Pada pertemuan tersebut, Ridwan Kamil mengatakan bahwa pihaknya ingin memperpanjang program Sister Province dengan beberapa provinsi di China.
Provinsi Jabar sendiri telah menjalin kerja sama Sister Province dengan empat provinsi di China, yaitu Guangxi Zhuang, Chongqing, Sichuan, dan Heilongjiang, sejak 2017.
“Salah satu kerja sama kami dengan Provinsi Sichuan adalah pengiriman bantuan, seperti masker wajah dan alat kesehatan (alkes), ke Provinsi Jabar saat pandemi Covid-19 melanda,” ujar Ridwan Kamil dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (28/5/2023).
Baca juga: Games, Upaya Jaga Kebersihan dengan Kearifan Lokal Lewat Cara Kekinian
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil juga menawarkan konsep Green Economy atau Ekonomi Hijau Jabar-China. Hal ini juga sejalan dengan target net zero emission (NZE) Indonesia padai 2060.
Menurut dia, Indonesia, khususnya Jabar, membutuhkan pembangunan di sektor energi baru terbarukan (EBT), seperti tenaga surya, panas bumi (geotermal), dan angin.
"(Sumber energi) geotermal yang dimiliki Jabar baru tereksplorasi sekitar 10 persen," ucap Ridwan Kamil.
Ia melanjutkan, kendaraan listrik, baik mobil maupun motor, juga tengah jadi isu hangat di Indonesia. Hal ini dinilainya dapat menjadi peluang investasi bagi Jabar dan China.
Ridwan Kamil juga menceritakan mengenai iklim investasi di Jabar. Menurut dia, 60 persen industri Indonesia berlokasi di Jabar.
“Jabar merupakan salah satu provinsi dengan populasi terbanyak di Indonesia. Hal ini membuat Jabar memiliki pasar yang besar dan potensial untuk investasi. Provinsi ini juga dekat dengan (Ibu Kota) Jakarta," kata Ridwan Kamil.
Baca juga: Gelar Bandung West Java Art Festival, Pemprov Jabar Tegaskan Komitmen Pelestarian Budaya
Dia melanjutkan, Jabar juga merupakan salah satu lumbung padi nasional. Di sisi lain, provinsi ini juga merupakan kawasan industrial. Oleh sebab itu, kedua sektor tersebut dapat didorong agar terus berkesinambungan.
"Produktivitas pertanian kita mencapai 1,3 juta ton. Hal ini dengan investasi yang terus tumbuh," kata Ridwan Kamil.
Lebih dari itu, dengan jumlah penduduk hingga 50 juta jiwa, Jabar juga memiliki kesiapan sumber daya manusia (SDM).
Hal itu sejalan dengan data Asian Productivity Organization (APO) 2020. Menurut data tersebut, Indonesia berada pada urutan lima sebagai negara paling produktif di Asia Tenggara setelah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand.
Baca juga: Bertepatan dengan Batas Akhir ASO, Anugerah Penyiaran KPID Jabar 2022 Disebut Jadi Momentum Spesial
Menurut Ridwan Kamil, Jabar juga memiliki infrastruktur komprehensif, mulai dari jalan tol, bandara, hingga pelabuhan.
“Saat ini, kawasan Patimban di kawasan metropolitan Rebana tengah dirancang menjadi pelabuhan dengan tata kelola terbaik,” ujarnya.
Ia menambahkan, saat ini, Jabar memiliki 13 kawasan industri baru atau kawasan peruntukan industri (KPI). Kawasan ini menjadi bagian dari Metropolitan Rebana.
"Saya ingin menawarkan satu dari 13 kawasan industri kepada developer China. Sebagai arsitek, saya memahami kapabilitas bangunan yang dibuat," ucapnya.
Selain soal ekonomi, Ridwan Kamil juga ingin membangun kerja sama di bidang budaya, seni, ataupun bidang sosial lain.